Ragam Kekalahan Beruntun Persebaya: Tidak Pernah Menang Jika Kebobolan Lebih Dulu

Kekalahan Beruntun Persebaya: Tidak Pernah Menang Jika Kebobolan Lebih Dulu

18
0

Performa Persebaya Surabaya yang Menjadi Sorotan

Persebaya Surabaya, yang dikenal sebagai salah satu klub besar di Indonesia, sedang menghadapi tantangan berat dalam Super League 2025/2026. Di bawah arahan pelatih Eduardo Perez, performa Green Force terus menjadi sorotan. Salah satu masalah utama yang muncul adalah ketika tim tertinggal lebih dulu dari lawan, mereka selalu gagal meraih kemenangan. Hal ini menunjukkan bahwa mental dan daya juang tim sedang dalam kondisi yang rapuh.

Sejauh ini, Persebaya Surabaya belum pernah memenangkan pertandingan setelah kebobolan lebih dulu. Setiap kali gawang mereka jebol, hasil akhirnya selalu berakhir dengan kekalahan atau imbang tanpa kemenangan. Kekalahan terbaru terjadi saat menjamu Persija Jakarta pada pekan ke-9. Tim asuhan Eduardo Perez kalah 1-3 di hadapan pendukungnya sendiri, yang semakin memperparah tren negatif yang sudah berlangsung sejak awal musim.

Kekalahan ini menjadi pukulan berat bagi Persebaya Surabaya, yang memiliki ambisi untuk bersaing di papan atas. Namun, pelatih Eduardo Perez mencoba menjaga semangat tim dan tidak membiarkan kekecewaan menguasai. Ia menegaskan bahwa mulai besok, tim harus bekerja keras untuk persiapan laga berikutnya.

Evaluasi dan Perbaikan yang Diperlukan

Eduardo Perez menyadari bahwa ada banyak hal yang bisa ditingkatkan, baik dari segi teknis, strategi, maupun mental bertanding. Ia menekankan pentingnya kerja sama dan semangat pantang menyerah di setiap pertandingan. Menurutnya, jika tim mampu menjaga kekompakan, peluang untuk bangkit di pertandingan berikutnya akan semakin besar.

Laga melawan Persija Jakarta menjadi pelajaran berharga bagi Green Force. Meskipun sempat tampil dominan di beberapa momen, rapuhnya konsentrasi di lini belakang kembali menghukum mereka. Masalah ini bukan yang pertama kali muncul musim ini. Dalam empat pertandingan di mana Persebaya Surabaya tertinggal lebih dulu, hasil akhirnya selalu sama: tak ada kemenangan yang bisa diraih.

Pertama kali, Persebaya Surabaya kalah 0-1 saat menjamu PSIM Yogyakarta di pekan pertama. Kemudian, di pekan kelima, mereka kembali kalah 0-1 saat bertandang ke markas Persib Bandung. Satu-satunya hasil imbang terjadi pada pekan ketujuh saat melawan Dewa United Banten FC, dengan skor akhir 1-1. Pada pekan kesembilan, kisah serupa terulang saat menjamu Persija Jakarta, dengan skor akhir 1-3.

Empat laga tersebut memperlihatkan pola yang sama dan menjadi alarm bagi pelatih Eduardo Perez. Ketika tertinggal, permainan Persebaya Surabaya cenderung kehilangan arah. Ini menunjukkan bahwa masalah utama bukan hanya soal taktik atau formasi, tetapi juga mentalitas dan daya juang saat tertinggal.

Persiapan untuk Laga Berikutnya

Eduardo Perez langsung menyiapkan evaluasi menyeluruh setelah kekalahan tersebut. Ia berjanji akan menganalisis laga-laga sebelumnya agar tim bisa memahami kesalahan dan memperbaikinya secara kolektif. “Tentu saja kami akan menganalisis pertandingan tersebut. Kami perlu meningkatkan diri,” ucap pelatih asal Spanyol itu dengan nada tegas.

Kini, Persebaya Surabaya memiliki waktu sekitar sepekan untuk mempersiapkan diri sebelum menghadapi PSBS Biak di pekan ke-10. Pertandingan yang digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jumat (24/10/2025), akan menjadi ujian mental sekaligus momentum kebangkitan.

Laga melawan PSBS Biak menjadi sangat krusial bagi Green Force. Selain demi memperbaiki posisi di klasemen, kemenangan juga penting untuk mengembalikan kepercayaan diri tim dan suporter. Eduardo menargetkan tiga poin penuh agar tim kembali ke jalur yang diharapkan. Ia ingin para pemain menatap laga dengan semangat baru dan tidak lagi takut tertinggal lebih dulu.

Harapan Masa Depan

Kekalahan demi kekalahan saat kebobolan lebih dulu seharusnya menjadi bahan refleksi mendalam bagi seluruh skuad Persebaya Surabaya. Tim sebesar Green Force seharusnya memiliki kapasitas untuk bangkit dan membalikkan keadaan di lapangan. Para suporter tentu berharap performa jeblok ini segera berakhir. Mereka ingin melihat Persebaya Surabaya bermain dengan karakter asli: berani, militan, dan tak mudah menyerah meski dalam tekanan.

Jika mampu memperbaiki mental dan konsentrasi sejak awal pertandingan, bukan tidak mungkin tren buruk ini segera berhenti. Laga kontra PSBS Biak bisa menjadi titik balik untuk membuktikan Persebaya Surabaya belum kehilangan taji. Musim masih panjang dan peluang untuk memperbaiki posisi tetap terbuka. Namun satu hal pasti, Persebaya Surabaya tak boleh lagi mudah runtuh setiap kali gawangnya kebobolan lebih dulu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini