Ragam Musik Redakan Nyeri Pasien, Perhatian Ilmuwan

Musik Redakan Nyeri Pasien, Perhatian Ilmuwan

18
0



Perawat Rod Salaysay memiliki cara unik untuk membantu pasien pasca-operasi di ruang pemulihan rumah sakit UC San Diego Health. Selain memberikan obat, ia membawa gitar dan terkadang ukulele, lalu memainkan lagu sesuai permintaan pasien. Mulai dari lagu rakyat berbahasa Inggris dan Spanyol hingga lagu populer Somewhere Over the Rainbow, musik ini menjadi bagian dari proses pemulihan mereka.

Hasilnya cukup mengejutkan. Banyak pasien tidak hanya tersenyum dan mengangguk saat mendengarkan musik, tetapi juga menunjukkan tanda vital yang membaik seperti detak jantung dan tekanan darah yang lebih stabil. Beberapa bahkan meminta dosis pereda nyeri yang lebih sedikit.

“Di rumah sakit sering kali ada lingkaran kekhawatiran, rasa sakit, dan kecemasan,” kata Salaysay. “Namun kamu bisa membantu memutus lingkaran itu dengan musik.”

Fenomena ini kini makin banyak diteliti oleh para ilmuwan. Selama dua dekade terakhir, musik, baik rekaman maupun pertunjukan langsung, semakin sering digunakan di rumah sakit sebagai bagian dari terapi. Penelitian menunjukkan bahwa musik dapat mengurangi persepsi rasa sakit atau meningkatkan kemampuan seseorang menahannya.



Kuncinya ada pada dua hal: Pasien memilih sendiri lagu yang ingin didengar dan mendengarkannya dengan penuh perhatian. Menurut psikolog dari Florida State University, Adam Hanley, rasa sakit tidak hanya berasal dari rangsangan fisik, tetapi juga dari pikiran dan emosi seseorang terhadap rasa sakit itu.

Penelitian di Erasmus University Rotterdam, Belanda, terhadap 548 partisipan menunjukkan bahwa semua genre musik, dari klasik, pop, rock, hingga elektronik, dapat membantu seseorang bertahan dari rasa sakit akibat suhu dingin ekstrem. Tidak ada satu genre yang paling efektif. Musik yang disukai pribadi justru paling membantu.

Semakin sering seseorang mendengarkan genre musik favoritnya, semakin besar kemampuannya menahan rasa sakit.

  • Dr. Emy van der Valk Bouman, Peneliti di Erasmus University Rotterdam –

“Banyak orang mengira musik klasik akan lebih membantu. Namun, kami justru menemukan semakin banyak bukti bahwa yang paling efektif adalah musik yang memang kamu sukai,” ujar Bouman yang merupakan salah satu penulis studi.

Menurut Claire Howlin dari Trinity College Dublin, musik juga memberi pasien kendali dan rasa percaya diri. Ketika seseorang dapat memilih lagunya sendiri, ia merasa memiliki peran aktif dalam proses penyembuhan.

Sementara itu, Kate Richards Geller, terapis musik di Los Angeles, mengatakan musik mengaktifkan banyak bagian otak secara bersamaan. Hal ini mengubah cara otak memproses rasa sakit sekaligus mengurangi rasa cemas dan kesepian.

Bagi banyak orang, musik adalah resep sederhana tanpa efek samping. Pengalaman tersebut dirasakan penyanyi jazz Cecily Gardner, yang pernah bernyanyi untuk teman-temannya yang sakit.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini