Menghadapi Patah Hati dengan Strategi Sehat
Putus cinta bisa menjadi pengalaman yang sangat menyakitkan dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Banyak orang merasa kehilangan arah, penuh rasa hampa, atau bahkan mengalami stres yang berkepanjangan. Studi dari Northwestern University pada tahun 2010 menunjukkan bahwa putus cinta dapat memengaruhi identitas diri seseorang, terutama jika hubungan yang dijalani cukup serius. Setelah hubungan berakhir, seseorang mungkin merasa harus memulai kembali dari awal.
Sheri Meyers, seorang terapis pernikahan dan penulis buku Chatting or Cheating, menjelaskan bahwa setelah perpisahan, ada fase berduka yang diwarnai oleh perasaan ditinggalkan, takut akan masa depan, serta kekecewaan. Namun, ada cara-cara sehat untuk mengurangi stres pasca putus cinta. Berikut tujuh strategi yang direkomendasikan para ahli:
1. Menulis atau Menceritakan Perasaan
Menghindari emosi mungkin terasa alami, tetapi menekan perasaan justru membuat proses pemulihan lebih lama. Menulis jurnal, bercerita kepada sahabat, atau berkonsultasi dengan terapis bisa membantu menata pikiran. Meyers menyarankan untuk tidak ragu menangis jika perlu, karena menahan emosi hanya akan membuat seseorang semakin tumpul atau takut membuka hati lagi.
2. Jaga Kesehatan Tubuh
Saat patah hati, banyak orang terdorong untuk melakukan “breakup diet” demi terlihat lebih baik dari mantan. Namun, pola makan ekstrem justru bisa memperburuk kondisi mental dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Lebih baik memilih makanan bergizi seimbang dengan serat, protein, dan vitamin untuk menjaga energi dan suasana hati. Meyers menyarankan untuk menghindari makanan cepat saji sebagai pelarian, karena justru meningkatkan hormon stres kortisol.
3. Tetap Aktif Bergerak
Olahraga membantu tubuh memproduksi endorfin, hormon yang dapat meningkatkan mood dan mengurangi stres. Aktivitas seperti jalan pagi, bersepeda, yoga, atau sekadar berjalan kaki sudah cukup untuk mengalihkan pikiran dari kesedihan. Meyers menjelaskan bahwa setelah putus cinta, kecenderungan kita adalah berdiam diri. Padahal, bergerak justru memberi energi dan membantu keluar dari rasa iba pada diri sendiri.
4. Ingat Hal-Hal Positif dalam Hidup
Putus cinta sering membuat seseorang fokus hanya pada kehilangan, sehingga lupa hal-hal baik yang masih dimiliki. Meyers menyarankan praktik sederhana seperti menulis daftar rasa syukur untuk menggeser perspektif ke arah yang lebih positif. Dengan melatih rasa syukur, rasa sakit tidak lagi terasa begitu menguasai.
5. Lakukan Aktivitas yang Kamu Sukai
Meski awalnya terasa berat, memaksa diri melakukan hal-hal menyenangkan adalah bagian dari proses penyembuhan. Misalnya menonton film komedi, berkumpul bersama teman, atau mencoba hobi baru. Meyers menyebut bahwa tertawa membantu mempercepat penyembuhan, baik secara emosional maupun fisik.
6. Batasi Obsesi pada Mantan
Mengulang-ulang kenangan dengan mantan adalah hal wajar, tetapi jika berlebihan bisa menghambat pemulihan. Meyers menyarankan untuk melakukan “obsession diet”, yaitu memberikan waktu lima menit setiap jam untuk memikirkan mantan, lalu hentikan sampai waktu berikutnya. Kebiasaan ini membantu menyadari bahwa pikiran bisa dikendalikan, sekaligus mengurangi dorongan untuk terus-menerus terjebak dalam kenangan.
7. Salurkan Energi dengan Memberi
Melakukan kebaikan untuk orang lain terbukti meningkatkan kebahagiaan. Entah itu membantu teman, menjadi relawan, atau sekadar berbuat baik kecil, semua dapat membuka ruang hati yang sebelumnya dipenuhi rasa kehilangan. Meyers menjelaskan bahwa dengan memberi, kamu menyalurkan energi cinta yang dulu diberikan pada pasangan. Itu memberikan rasa berdaya dan membuka hati kembali.
Putus cinta memang menyakitkan, tetapi dengan strategi sehat, seseorang dapat melewati fase ini dengan lebih kuat. Ada proses dari “kami” kembali ke “saya”, meski sulit, akan membuat kamu menemukan versi terbaik dari diri sendiri.
