Nasional Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara di Taman Siswa

Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara di Taman Siswa

114
0

Peran Guru dalam Sistem ‘Among’ di Perguruan Taman Siswa

Dalam Modul 3 Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025, salah satu topik utama yang dibahas adalah pemahaman mendalam terhadap filosofi pendidikan yang memerdekakan dan berpihak pada peserta didik. Topik ini menjadi fokus utama dalam sub-materi “Pendidikan yang Memerdekakan dan Berpihak pada Peserta Didik”. Dalam modul tersebut, muncul sebuah pertanyaan penting yang mengajak kita untuk merenung: “Apa peran guru dalam sistem ‘Among’ yang diterapkan di Perguruan Taman Siswa?” Pertanyaan ini menjadi bagian dari latihan pemahaman yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran para guru tentang konsep pendidikan yang lebih manusiawi dan berkelanjutan.

Sistem ‘Among’ yang digagas oleh Ki Hadjar Dewantara memiliki makna mendalam dalam konteks pendidikan. Dalam sistem ini, peran guru tidak hanya sebatas sebagai pengajar dalam arti teknis, tetapi juga sebagai pembimbing dan panutan. Guru diharapkan mampu membimbing tanpa memaksa, mendidik tanpa menindas, serta mengarahkan tanpa mendominasi. Melalui pendekatan ini, guru dihargai bukan karena kekuasaannya, melainkan karena sikap bijaksana dan kemampuannya dalam menginspirasi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai potensi masing-masing.

Berikut beberapa pilihan jawaban yang tersedia untuk pertanyaan tersebut:

  • A. Guru menjadi pengawas siswa yang belajar secara mandiri sesuai jadwal yang telah disepakati bersama.
  • B. Guru berfungsi sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran yang menyediakan tuntunan, kepedulian dan kasih sayang.
  • C. Guru memberikan fasilitas pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter siswa.
  • D. Guru memberikan motivasi dan dukungan kepada siswa untuk dapat belajar secara mandiri.
  • E. Guru berperan sebagai orang tua siswa selama di sekolah sebagai penyedia fasilitas pembelajaran.

Kunci Jawaban: B. Guru berfungsi sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran yang menyediakan tuntunan, kepedulian dan kasih sayang.

Pembahasan:

Dalam sistem pendidikan “among” yang diterapkan oleh Ki Hadjar Dewantara di perguruan Taman Siswa, peran guru sangat berbeda dari pendekatan pendidikan konvensional yang bersifat otoriter. Konsep “among” berasal dari kata “momong” yang berarti mendampingi atau membimbing dengan kasih. Guru tidak bertindak sebagai pemaksa atau pengendali mutlak atas proses belajar siswa, melainkan sebagai pamong, pendamping yang bijak dan penuh empati.

Prinsip utama dari sistem ini adalah “ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani”, yang berarti guru memberi teladan saat di depan, membangkitkan semangat ketika di tengah, dan memberikan dorongan saat berada di belakang. Dengan pendekatan ini, guru bukan hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga menjadi figur yang membimbing siswa menuju kemerdekaan berpikir dan bertindak.

Melalui kasih sayang dan keteladanan, guru membangun hubungan yang hangat dan manusiawi, sehingga proses belajar berlangsung secara alami, menyenangkan, dan bermakna. Sistem among menempatkan nilai-nilai kemanusiaan sebagai inti pendidikan, dan menjadikan guru sebagai penjaga tumbuhnya karakter serta jati diri peserta didik secara utuh. Dengan demikian, peran guru dalam sistem ini lebih berfokus pada pemberdayaan dan pengembangan diri siswa, bukan sekadar transfer ilmu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini