
Sekolah Rakyat Siap Dibuka Tahap Kedua
Menteri Sosial Republik Indonesia, Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul, mengungkapkan bahwa setelah 100 Sekolah Rakyat beroperasi pada Juli 2025, pihaknya sedang mempersiapkan pembukaan tahap kedua. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam memperluas akses pendidikan bagi masyarakat.
Sekolah Rakyat resmi diluncurkan serentak pada Senin (13/7), bertepatan dengan hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2025/2026. Pada saat ini, sebanyak 63 Sekolah Rakyat telah beroperasi dan tersebar di seluruh Indonesia. Menurut Gus Ipul, pada akhir bulan Juli 2025, akan ada tambahan 37 titik Sekolah Rakyat yang akan dibuka.
“Insyaallah nanti akhir bulan ini (Juli) akan bergabung 37 titik lagi (Sekolah Rakyat) di Indonesia,” ujarnya setelah meninjau Sekolah Rakyat Menengah Atas XXI Kota Surabaya, Selasa (22/7). Dengan demikian, target 100 Sekolah Rakyat pada tahap pertama sudah hampir tercapai.
Gus Ipul menjelaskan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan pembukaan Sekolah Rakyat tahap kedua. “Tahap kedua nanti insyaallah di Agustus atau September 2025, sekarang lagi proses seleksi, baik itu seleksi siswa, seleksi guru, dan seleksi tenaga kependidikan,” tambahnya. Eks Wali Kota Pasuruan tersebut juga menyebutkan bahwa saat ini sedang dilakukan penyeleksian untuk memastikan kesiapan semua komponen yang diperlukan.
Selain itu, Gus Ipul menyampaikan bahwa sudah ada sebanyak 50 gedung institusi di seluruh Indonesia yang siap diubah menjadi Sekolah Rakyat. Puluhan calon Sekolah Rakyat tersebut akan dibuka secara serentak pada tahap kedua. “Sekarang sudah ada 50 lebih yang dinyatakan layak (dibuka) untuk tahap kedua. (Kalau di Jawa Timur) ada tambahan tujuh, jadi nanti total 19 Sekolah Rakyat di Jatim, sekarang masih 12. Doakan saja ya,” ujarnya.
Proses Seleksi dan Renovasi Gedung
Selain mulai melakukan rekrutmen siswa dan guru untuk Sekolah Rakyat tahap kedua, pemerintah juga mulai merenovasi gedung-gedung yang akan dijadikan tempat belajar. Tujuannya adalah agar ruangan tersebut dapat menjadi aman dan nyaman bagi siswa-siswi.
“Setelah dicek PU (Kementerian Pekerjaan Umum) dan dinyatakan siap, baru dimulai renovasi (tempat yang akan dijadikan Sekolah Rakyat). Setelah renovasi selesai, baru siswa dan guru bisa masuk. mudah-mudahan nanti bisa berjalan lancar,” tegas Gus Ipul.
Proses ini dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu aktivitas belajar mengajar yang sedang berlangsung. Selain itu, pihak kementerian juga memastikan bahwa setiap gedung yang akan diubah menjadi Sekolah Rakyat memenuhi standar keselamatan dan kenyamanan.
Dengan adanya Sekolah Rakyat, diharapkan dapat memberikan akses pendidikan yang lebih merata dan berkualitas bagi masyarakat Indonesia, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya kurang mendapat perhatian dalam hal pendidikan. Tidak hanya itu, program ini juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia di seluruh tanah air.