
IndonesiaDiscover –

Kerajaan Sriwijaya, sebuah kemaharajaan maritim yang pernah berjaya di Nusantara, meninggalkan jejak peradaban yang begitu kaya dan mempesona. Warisan sejarahnya tidak hanya berupa artefak fisik, tetapi juga konsep-konsep pemerintahan, keagamaan, dan kebudayaan yang memengaruhi perkembangan wilayah Asia Tenggara. Menelusuri peninggalan Sriwijaya adalah menyelami masa lalu gemilang, mengungkap misteri kejayaan, dan memahami akar budaya bangsa.
Jejak Kejayaan Maritim Sriwijaya
Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim terbesar pada masanya. Kekuatannya terletak pada armada laut yang tangguh dan penguasaan jalur perdagangan strategis. Peninggalan yang berkaitan dengan aktivitas maritim Sriwijaya menjadi bukti nyata akan kehebatan mereka.
Kapal dan Pelabuhan: Meskipun bangkai kapal Sriwijaya sulit ditemukan karena faktor alam, catatan sejarah dan artefak yang ditemukan di sekitar sungai dan pesisir Sumatera mengindikasikan keberadaan galangan kapal dan pelabuhan besar. Pelabuhan-pelabuhan ini menjadi pusat perdagangan yang ramai, tempat bertemunya pedagang dari berbagai penjuru dunia, seperti India, Tiongkok, dan Arab.
Jaringan Perdagangan: Sriwijaya berhasil membangun jaringan perdagangan yang luas, menghubungkan wilayah-wilayah di Asia Tenggara, bahkan hingga ke India dan Tiongkok. Komoditas yang diperdagangkan meliputi rempah-rempah, emas, perak, gading, dan hasil hutan. Penguasaan jalur perdagangan ini memberikan keuntungan ekonomi yang besar bagi Sriwijaya.
Pengaruh Maritim: Kekuatan maritim Sriwijaya tidak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga politik dan budaya. Sriwijaya mampu mengontrol wilayah-wilayah pesisir dan memungut upeti dari kerajaan-kerajaan kecil di sekitarnya. Pengaruh budaya Sriwijaya juga tersebar luas melalui aktivitas perdagangan dan pelayaran.
Prasasti: Sumber Informasi Utama
Prasasti merupakan sumber informasi penting untuk memahami sejarah Sriwijaya. Prasasti-prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan bahasa Melayu Kuno, berisi berbagai informasi mengenai pemerintahan, agama, dan kehidupan sosial masyarakat Sriwijaya.
Prasasti Kedukan Bukit: Prasasti ini dianggap sebagai prasasti tertua yang berkaitan dengan Sriwijaya, ditemukan di Palembang. Prasasti ini menceritakan tentang perjalanan suci seorang raja Sriwijaya bernama Dapunta Hyang Sri Jayanasa dan pembangunan sebuah taman.
Prasasti Talang Tuwo: Prasasti ini juga ditemukan di Palembang, berisi tentang pembangunan sebuah taman oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa untuk kesejahteraan rakyat. Prasasti ini juga memuat doa-doa dan harapan agar taman tersebut memberikan manfaat bagi semua makhluk.
Prasasti Kota Kapur: Prasasti ini ditemukan di Bangka, berisi tentang kutukan terhadap siapa saja yang berani melanggar perintah raja Sriwijaya. Prasasti ini menunjukkan kekuasaan dan pengaruh Sriwijaya yang luas.
Prasasti Karang Brahi: Prasasti ini ditemukan di Jambi, berisi tentang sumpah setia para pejabat Sriwijaya kepada raja. Prasasti ini menunjukkan sistem pemerintahan yang terstruktur dan loyalitas para pejabat kepada kerajaan.
Informasi dari Prasasti: Prasasti-prasasti ini memberikan informasi penting mengenai sistem pemerintahan Sriwijaya, agama Buddha yang dianut oleh raja dan sebagian besar masyarakat, serta kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Sriwijaya. Prasasti juga memberikan gambaran tentang kekuasaan dan pengaruh Sriwijaya di wilayah Asia Tenggara.
Candi dan Situs Keagamaan
Sebagai pusat agama Buddha, Sriwijaya memiliki banyak candi dan situs keagamaan. Candi-candi ini menjadi bukti nyata akan perkembangan agama Buddha di Sriwijaya dan pengaruhnya terhadap masyarakat.
Candi Muaro Jambi: Kompleks candi ini merupakan kompleks candi terluas di Sumatera, terletak di tepi Sungai Batanghari, Jambi. Candi Muaro Jambi terdiri dari beberapa candi yang tersebar di area yang luas, menunjukkan aktivitas keagamaan yang intensif pada masa lalu.
Candi Biaro Bahal: Candi ini terletak di Sumatera Utara, menunjukkan pengaruh Sriwijaya yang mencapai wilayah utara Sumatera. Candi Biaro Bahal memiliki arsitektur yang unik, menggabungkan unsur-unsur budaya lokal dengan pengaruh Sriwijaya.
Situs Bukit Siguntang: Situs ini terletak di Palembang, dianggap sebagai tempat suci bagi masyarakat Sriwijaya. Di situs ini ditemukan berbagai artefak keagamaan, seperti patung Buddha dan arca dewa-dewi Hindu.
Peran Agama Buddha: Agama Buddha memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat Sriwijaya. Raja-raja Sriwijaya seringkali menjadi pelindung agama Buddha dan membangun candi-candi sebagai pusat kegiatan keagamaan. Agama Buddha juga menjadi alat untuk mempererat hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di India dan Tiongkok.
Artefak dan Benda Bersejarah
Selain prasasti dan candi, berbagai artefak dan benda bersejarah juga menjadi peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Artefak-artefak ini memberikan gambaran tentang kehidupan sehari-hari, seni, dan budaya masyarakat Sriwijaya.
Patung Buddha: Patung-patung Buddha yang ditemukan di berbagai situs Sriwijaya menunjukkan perkembangan seni pahat yang tinggi. Patung-patung ini dibuat dari berbagai bahan, seperti perunggu, emas, dan batu.
Arca Dewa-Dewi Hindu: Selain patung Buddha, arca dewa-dewi Hindu juga ditemukan di situs-situs Sriwijaya. Hal ini menunjukkan adanya sinkretisme antara agama Buddha dan Hindu pada masa itu.
Keramik dan Gerabah: Keramik dan gerabah yang ditemukan di situs-situs Sriwijaya menunjukkan adanya aktivitas perdagangan dan produksi kerajinan tangan. Keramik-keramik ini berasal dari berbagai daerah, seperti Tiongkok, Vietnam, dan Thailand.
Perhiasan dan Benda-Benda Logam: Perhiasan dan benda-benda logam yang ditemukan di situs-situs Sriwijaya menunjukkan kekayaan dan kemakmuran kerajaan. Perhiasan-perhiasan ini dibuat dari emas, perak, dan perunggu, dengan desain yang indah dan rumit.
Sistem Pemerintahan dan Sosial
Sriwijaya memiliki sistem pemerintahan yang terstruktur dan kompleks. Raja merupakan kepala negara dan dibantu oleh para pejabat tinggi dalam menjalankan pemerintahan. Masyarakat Sriwijaya terdiri dari berbagai lapisan sosial, mulai dari raja dan bangsawan hingga rakyat biasa dan budak.
Raja dan Pejabat Tinggi: Raja Sriwijaya memiliki kekuasaan yang besar dan dianggap sebagai titisan dewa. Raja dibantu oleh para pejabat tinggi, seperti yuvaraja (putra mahkota), pratiyuvaraja (wakil putra mahkota), dan senapati (panglima perang). Para pejabat tinggi ini bertanggung jawab atas berbagai bidang pemerintahan, seperti ekonomi, pertahanan, dan keagamaan.
Struktur Sosial: Masyarakat Sriwijaya terdiri dari berbagai lapisan sosial. Lapisan teratas adalah raja dan bangsawan, yang memiliki kekuasaan dan kekayaan yang besar. Lapisan berikutnya adalah para pejabat tinggi dan pedagang kaya. Lapisan terbawah adalah rakyat biasa dan budak, yang bekerja sebagai petani, nelayan, dan pengrajin.
Hukum dan Keadilan: Sriwijaya memiliki sistem hukum yang adil dan tegas. Hukum diterapkan untuk menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat. Pelanggaran hukum akan dikenakan sanksi yang sesuai, mulai dari denda hingga hukuman mati.
Ekonomi dan Perdagangan
Ekonomi Sriwijaya didasarkan pada perdagangan maritim. Sriwijaya menguasai jalur perdagangan strategis di Selat Malaka dan menjadi pusat perdagangan yang ramai. Komoditas yang diperdagangkan meliputi rempah-rempah, emas, perak, gading, dan hasil hutan.
Pusat Perdagangan: Sriwijaya menjadi pusat perdagangan yang ramai, tempat bertemunya pedagang dari berbagai penjuru dunia. Pedagang dari India, Tiongkok, Arab, dan wilayah-wilayah lain di Asia Tenggara datang ke Sriwijaya untuk berdagang.
Komoditas Perdagangan: Komoditas utama yang diperdagangkan di Sriwijaya adalah rempah-rempah, seperti cengkeh, pala, dan lada. Selain itu, Sriwijaya juga memperdagangkan emas, perak, gading, hasil hutan, dan berbagai produk kerajinan tangan.
Mata Uang: Sriwijaya memiliki mata uang sendiri yang digunakan dalam perdagangan. Mata uang ini terbuat dari emas dan perak, dengan berbagai desain dan ukuran.
Seni dan Budaya
Sriwijaya memiliki seni dan budaya yang kaya dan beragam. Seni pahat, seni lukis, seni tari, dan seni musik berkembang pesat pada masa Sriwijaya. Pengaruh budaya India dan Tiongkok sangat terasa dalam seni dan budaya Sriwijaya.
Seni Pahat: Seni pahat Sriwijaya menghasilkan patung-patung Buddha dan arca dewa-dewi Hindu yang indah dan megah. Patung-patung ini dibuat dari berbagai bahan, seperti perunggu, emas, dan batu.
Seni Lukis: Seni lukis Sriwijaya dapat dilihat pada relief-relief candi dan lukisan-lukisan dinding. Lukisan-lukisan ini menggambarkan berbagai adegan dari kehidupan sehari-hari, mitologi, dan agama.
Seni Tari dan Musik: Seni tari dan musik Sriwijaya digunakan dalam berbagai upacara keagamaan dan hiburan. Tarian-tarian ini biasanya diiringi oleh musik gamelan dan alat musik tradisional lainnya.
Keruntuhan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh pada abad ke-13. Ada beberapa faktor yang menyebabkan keruntuhan Sriwijaya, antara lain serangan dari kerajaan-kerajaan lain, perubahan jalur perdagangan, dan konflik internal.
Serangan dari Kerajaan Lain: Sriwijaya seringkali diserang oleh kerajaan-kerajaan lain, seperti Kerajaan Chola dari India dan Kerajaan Singasari dari Jawa. Serangan-serangan ini melemahkan kekuatan Sriwijaya dan mengurangi wilayah kekuasaannya.
Perubahan Jalur Perdagangan: Perubahan jalur perdagangan juga menjadi faktor penyebab keruntuhan Sriwijaya. Ketika jalur perdagangan beralih ke wilayah lain, Sriwijaya kehilangan sumber pendapatan utamanya.
Konflik Internal: Konflik internal juga melemahkan Sriwijaya. Perebutan kekuasaan antara anggota keluarga kerajaan dan pemberontakan dari wilayah-wilayah bawahan menyebabkan ketidakstabilan politik dan ekonomi.
Pentingnya Melestarikan Peninggalan Sriwijaya
Peninggalan Kerajaan Sriwijaya merupakan warisan sejarah yang sangat berharga. Melestarikan peninggalan Sriwijaya penting untuk memahami sejarah dan budaya bangsa, serta untuk mengembangkan potensi pariwisata.
Memahami Sejarah dan Budaya: Peninggalan Sriwijaya memberikan informasi penting mengenai sejarah dan budaya bangsa. Dengan mempelajari peninggalan Sriwijaya, kita dapat memahami akar budaya kita dan menghargai warisan leluhur.
Mengembangkan Potensi Pariwisata: Peninggalan Sriwijaya memiliki potensi pariwisata yang besar. Candi-candi, prasasti, dan artefak-artefak Sriwijaya dapat menjadi daya tarik wisata yang menarik bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
Upaya Pelestarian: Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk melestarikan peninggalan Sriwijaya. Upaya pelestarian dapat dilakukan melalui penelitian, konservasi, dan publikasi. Selain itu, perlu juga dilakukan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya melestarikan peninggalan sejarah.
Dengan melestarikan peninggalan Sriwijaya, kita dapat menghargai warisan leluhur dan mengembangkan potensi pariwisata untuk kesejahteraan masyarakat. Mari kita jaga dan lestarikan peninggalan Kerajaan Sriwijaya agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Kesimpulannya, peninggalan Kerajaan Sriwijaya adalah bukti nyata akan kejayaan maritim dan kebudayaan yang pernah berkembang di Nusantara. Melalui prasasti, candi, artefak, dan catatan sejarah, kita dapat merekonstruksi gambaran tentang kehidupan masyarakat Sriwijaya, sistem pemerintahan, ekonomi, dan seni budayanya. Melestarikan peninggalan Sriwijaya adalah tanggung jawab kita bersama untuk menjaga warisan sejarah dan budaya bangsa. (Z-2)