![1739419760_1739419515_8ae653968c0c834f4f8f.jpg](https://i0.wp.com/indonesiadiscover.com/wp-content/uploads/2025/02/1739419760_1739419515_8ae653968c0c834f4f8f.jpg?resize=640%2C480&ssl=1)
IndonesiaDiscover –
![Mengharap Berkah Dagang Lancar dari Kirab Malaikat Perdagangan pada Cap Go Meh 2576 kongzili](https://i0.wp.com/indonesiadiscover.com/wp-content/uploads/2025/02/1739419515_8ae653968c0c834f4f8f.jpg?w=640&ssl=1)
HAWA panas dari ratusan lilin yang menyala di Kelenteng Hok Tik Bio Purwokerto, Jawa Tengah, pada Rabu (12/2) tak menyurutkan semangat Rusli. Ia dengan tekun merias tandu yang akan membawa dua replika kimsin (patung) malaikat untuk diarak keliling kota pada Perayaan Cap Go Meh Rabu Malam. Tepat di saat bulan purnama bersinar malam itu, Cap Go Meh akan menutup rangkaian Perayaan Imlek 2576 kongzili/2025.
Setelah melalui doa dan prosesi melempar Xiaopwe atau semacam alat berkomunikasi Penganut Konghucu dengan malaikat, maka diputuskan pada Cap Go Meh 2576 kongzili ini yang diarak adalah replika Kwee Seng Ong atau Malaikat Perdagangan yang memberkahi bisnis, usaha dan perekonomian. Serta replika Hiang Thian Siang Tee atau Malaikat Bintang Utara yang juga dikenal sebagai malaikat pengobatan untuk penyakit yang cenderung mistis.
Lantaran salah satu Kimsin yang diarak adalah Malaikat Perdagangan, tentu saja membawa harapan baru bagi Penganut Konghucu yang masih dilanda ekonomi lesu belakangan ini. Harapan itu juga dirasakan Rusli. Sejak ia resain dari pekerjaannya di Majenang, Jawa Barat, ia belum mendapat pekerjaan lagi. Setelah Cap Go Meh ini, ia berharap kehidupan ekonominya pun lebih baik.
“Kita ingin lebih baik ekonominya, karena baru resain dari pekerjaan di Majenang. Sekarang saya kembali di Purwokerto ingin punya usaha sendiri dan bisa dilancarkan,” tutur Rusli, Rabu.
Rohaniawan Konghucu Kabupaten Banyumas, Ws Budi Rohadi, menjelaskan Biasanya sebelum kirab yang utama pasti pihaknya akan mohon restu ke tuan rumah Hok Tek Tjeng Sin atau Malaikat Bumi dengan melempar xiaopwe. Jika alat itu menutup semua, maka berarti tidak diijinkan kirab. Jika salah satunya terbuka dan satunya tertutup berarti diijinkan.
“Setelah melempar xiaopwe kalau ternyata tuan rumah merestui kita cari kimsin yang ada replikanya untuk dikirab,” terang Budi.
Tahun ini ternyata Kwee Seng Ong (malaikat perdagangan) dan Hiang Thian Siang Tee (malaikat pengobatan yang cenderung mistis atau bintang utara yang muncul ketika nabi Kongzi lahir) ini yang bisa dikirab replikanya.
“Harapan kami karena dua malaikat ini kita kirabkan kita ingin Kota Purwokerto dijauhkan dari segala marabahaya dan hal negatif, dari segi ekonomi semua sektor usaha bisa berjalan dengan baik dan dapat hasil baik,” ujarnya.
Adapun Kimsin tuan rumah Hok Tek Tjeng Sin rencananya akan dikirabkan tepat pada ulang tahunnya yakni pada 28 Februari mendatang. Selain Malaikat Bumi, juga akan kirab berasama dengan Mak Co Kwan Im atau Dewi Welas Asih, serta Kongco Kwan Kong atau Malaikat Keadilan.
Budi Rohadi, menambahkan, Cap Go Meh ini merupakan penutupan rangkaian ibadah atau perayaan Tahun Baru Imlek. Melalui momen penutupan Imlek dengan Cap Go Meh ia berpesan agar umat lebih siap di tahun baru, tidak terlena dengan euforia perayaan.
“Kami berharap umat bisa memacu diri lebih baik sepanjang tahun 2576 kongzili,” katanya.
Pengurus Klenteng Hok Tik Bio Purwokerto, Maryati, menambahkan pada perayaan Yuan Xiao atau Cap Go Meh ini pihak keenteng menyediakan makanan berupa lontong dan opor ayam sebanyak 500 mangkuk dan Nian Gao atau kue-kue keranjang yang dipotong kecil dan dikukus lalu dibaluri kelapa parut sebagai camilan. Semua makanan itu disuguhkan untuk dimakan bersama maayarakat yang datang sembari menonton pertunjukan Liong dan Barongsai. (TS/J-3)