
IndonesiaDiscover –

PESAWAT luar angkasa BepiColombo, yang telah mengarungi luasnya angkasa selama bertahun-tahun yang dikendalikan The European Space Agency (ESA) dan Japan Aerospace Exploration Agency. Kini melaksanakan misi penting dalam penjelajahan ruang angkasa, melakukan lintasan terakhir dari planet terkecil di tata surya, yaitu Merkurius.
Sementara para ilmuwan tengah berusaha mengarahkan BepiColombo ke orbit planet tersebut. Selama penerbangan lintas keenam, ESA memperkirakan pesawat antariksa tersebut akan melintas kurang dari 200 mil di atas Planet Swift, sambil mengukur medan magnet Merkurius dan mengambil gambar-gambar yang menakjubkan.
Misi yang sebagian besar dianggap berhasil ini telah menyelesaikan enam kali penerbangan lintas mengelilingi planet tersebut sejak 2021. Setiap penerbangan mempelajari fitur-fitur seperti kawah dan medan magnet planet.
Salah satu dari beberapa kawah yang sebelumnya belum teridentifikasi terlihat oleh kamera BepiColombo dan diperkirakan memiliki lebar hampir 100 mil. Berkat permintaan dari tim operasi, Persatuan Astronomi Internasional baru-baru ini memberikan nama ‘Stoddart’ pada kawah tersebut sebagai penghormatan kepada Margaret Olrog Stoddart, seorang seniman terkenal asal Selandia Baru yang dikenal dengan lukisan bunga-bunganya.
Dikutip dari Fox Weather pada Sabtu (11/1), David Rothery, seorang profesor planet dan anggota tim BepiColombo, sebelumnya menyatakan bahwa saat penerbangan lintas ini direncanakan, kawah tersebut diperkirakan akan terlihat dan diputuskan untuk diberi nama karena potensi menariknya bagi para ilmuwan BepiColombo di masa depan.
Pesawat ruang angkasa tersebut akan melanjutkan perjalanannya menuju orbit Merkurius. Di mana akan mempelajari permukaan dan medan magnet planet ini dengan lebih mendalam selama minimal satu tahun.
“Pada 2027, fase penelitian utama misi ini akan dimulai. Kumpulan instrumen ilmiah pesawat antariksa akan mengungkap berbagai aspek tersembunyi dari planet paling misterius di tata surya, untuk memperdalam pemahaman tentang asal-usul dan evolusi planet yang terletak dekat dengan bintang induknya,” kata ESA.
Misi ini dikatakan mengalami keterlambatan dari jadwal karena terbatasnya daya dorong yang dihasilkan oleh pendorong listriknya.
Untuk mengatasi masalah ini, tim penerbangan ESA merancang solusi kreatif yang memungkinkan misi tetap berjalan sesuai rencana dengan memanfaatkan tarikan gravitasi planet untuk membantu memperlambat pesawat antariksa.
Pihak ESA menambahkan jika tidak sabar untuk melihat apa yang akan diungkapkan oleh BepiColombo selama penerbangan keenam dan terakhirnya melintasi Merkurius.
Meskipun fase sains utama misi ini masih dua tahun lagi, diharapkan pertemuan ini akan memberikan gambar-gambar menakjubkan dan wawasan ilmiah penting tentang planet terestrial yang paling jarang dieksplorasi. (Fox Weather/Z-3)