
IndonesiaDiscover –

KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten (Jateng) meningkat signifikan. Hingga minggu ke-49 telah mencapai 1.210 kasus dan 31 orang meninggal. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 sebanyak 297 kasus dan 13 kematian, kasus DBD di Klaten tahun ini meningkat 913 kasus dan kematian 18 orang.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Klaten, Anggit Budiarto, kepada Media Indonesia saat ditemui usai rapat koordinasi OPD Klaten di pendapa kabupaten, Senin (30/12).
Untuk pencegahan DBD, Anggit meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, dengan menggiatkan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) secara serentak di musim hujan ini.
“Upaya pencegahan DBD paling efektif, selain PSN secara serentak di masyarakat, juga optimalisasi peran juru pemantau jentik (jumantik) di desa dan kecamatan,” jelasnya.
Menurut Anggit, untuk pengendalian dan pencegahan DBD, di mana hingga minggu ke-49 tahun ini telah mencapai 1.210 kasus dan 31 kematian, kuncinya adalah PSN dan jumantik.
“Jadi, peningkatan kasus DBD di Klaten harus dicegah dengan menggiatkan pengendalian secara serentak di seluruh wilayah Kabupaten Klaten, baik PSN maupun jumantik,” imbuhnya.
Perlu diketahui, untuk pengendalian dan pencegahan DBD, PSN lebih efektif dari pengasapan (fogging). Karena, jentik nyamuk aedes aegypti pembawa virus dengue itu langsung mati.
Berbeda dengan fogging, bahwa dengan metode ini hanya membunuh nyamuk dewasa, jentik tidak mati. Selain tidak efektif, asap fogging berpotensi mengganggu kesehatan.
“Untuk pengendalian dan pencegahan DBD, kami mengimbau masyarakat tetap menjaga kebersihan lingkungan di musim hujan ini, serta mewaspadai genangan air di sekitarnya,” ujarnya. (H-3)