Ekonomi & Bisnis Kadin Indonesia Industri Otomotif masih Perlu Insentif Fiskal

Kadin Indonesia Industri Otomotif masih Perlu Insentif Fiskal

7
0
Kadin Indonesia: Industri Otomotif masih Perlu Insentif Fiskal
Kegiatan link and match industri otomotif(Antara)

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie melihat perlu adanya insentif fiskal bagi industri otomotif. Itu diperlukan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai tempat investasi.

“Kadin mendukung insentif fiskal bagi industri otomotif sebagaimana diungkapkan Pak Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie, usai acara Link and Match yang diadakan Kementerian Perindustrian, di Jakarta, Selasa (10/12).

Anindya mengapresiasi pemerintah yang sudah memberikan insentif bagi industri yang meraih Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada level tertentu. Namun, jika Kementerian Keuangan memberikan insentif fiskal untuk mendongkrak industri otomotif, dampaknya bagi industri dan perekonomian akan lebih besar lagi.

Anindya juga mengungkapkan potensi transaksi dari Agen Pemegang Merek (APM) tingkat 1 atau tier 1 dari industri komponen otomotif yang bisa mencapai Rp130 miliar per tahun.

“Jumlah dari APM tier 1 28 dan 57 IKM kalau tidak salah, sedangkan transaksinya hampir Rp130 miliar per tahun,” ujar Anindya.

Apalagi program Link and Match yang dijalankan PT Astra International Tbk dan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di bidang otomotif dinilainya tidak saja mencegah berlanjutnya deindustrialisasi, melainkan memperkuat rantai pasok dan mendorong usaha kecil dan menengah naik kelas.

Sebagai wadah dunia usaha dan memiliki jaringan terhadap seluruh perusahaan termasuk koperasi di tanah air, Anindya mengajak seluruh pihak untuk memanfaatkan pertemuan bisnis atau link and match untuk meningkatkan industri komponen otomotif.

“Karena memang Kadin ini, bukan saja membantu dari sisi usulan dan kebijakan, tapi mempunyai juga kaki tangan sampai kepada provinsi, ada 38 provinsi. Jadi hal-hal seperti ini sangat, kami sambut baik,” katanya pula.

Acara Link and Match ini, juga menghasilkan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) secara simbolis antara 28 APM tier 1 dan 57 IKM. Sebelumnya, acara serupa pada November 2022, juga sempat menghasilkan MoU antara 16 APM tier 1 dan 32 IKM dengan nilai realisasi potensial omzet sebesar Rp115 miliar. (Ant/Z-11)

Tinggalkan Balasan