Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS, pada awal perdagangan Senin (9/12), melemah 10 poin atau 0,06% menjadi Rp15.855 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.845 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengungkapkan pelemahan itu dipicu membaikan kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS).
“Rupiah berpotensi melemah hari ini dengan beragam data dan event yang terjadi di akhir pekan kemarin seperti Data Non Farm Payrolls AS bulan November menunjukkan hasil yang lebih bagus dari proyeksi, 227 ribu versus 220 ribu,” kata Ariston.
Salah satu indikator perbaikan di Negeri Paman Sam adalah tingkat kepercayaan konsumen bulan Desember yang menunjukkan hasil lebih bagus dari sebelumnya, yakni 74 dibanding 71,8.
Beberapa petinggi bank sentral AS atau The Fed yang berbicara di akhir pekan lalu mengomentari peluang The Fed memperlambat laju penurunan suku bunga acuannya.
Di sisi lain, konflik yang memanas di Timur Tengah, dengan jatuhnya Ibu Kota Suriah ke tangan pemberontak bisa memicu kekhawatiran pasar bahwa eskalasi akan berlanjut.
Ariston mengatakan peluang pelemahan rupiah ke arah Rp15.880 per dolar AS sampai dengan Rp15.900 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar Rp15.820 per dolar AS hari ini. (Ant/Z-11)
