CALON Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (capim KPK) Ida Budhiati menilai pimpinan lembaga antirasuah itu masih belum profesional dan belum menunjukkan integritas dalam menjalankan tugas. Hal itu Ida sampaikan saat fit and proper test di Komisi III DPR pada Selasa (19/11).
Ida mengatakan KPK hari ini menghadapi suatu tantangan, yakni persepsi negatif dari publik. Ia mengatakan pimpinan KPK belum mampu menunjukkan perilaku yang akuntabel, profesional, dan berintegritas.
“Selain itu juga belum dapat memberikan teladan bahwa pimpinan KPK mempunyai integritas yang tinggi dan juga belum menunjukkan konsistensi, sinergitas, internalisasi nilai-nilai budaya KPK,” kata Ida.
Ida mengaku ada peluang dalam menghadapi tantangan tersebut. Ia mengatakan ada sisi positif dari Revisi Undang-Undang KPK yang memperkuat kelembagaan KPK dengan dibentuknya Dewan Pengawas (Dewas). Ia mengatakan sejalan dengan tata kelola negara modern, ada check and balances, termasuk di dalam kelembagaan KPK.
“Hari ini dibentuk check and balances yang dilaksanakan oleh Dewas. Dewas tidak hanya menjalankan fungsi penegakan dari dimensi etik, tetapi juga melakukan evaluasi terhadap kinerja KPK,” katanya.
Ida mengatakan check and balances ini dapat digunakan ke depan untuk meneguhkan kembali integritas kelembagaan yang terdiri dari pimpinan, Dewas dan juga pegawai KPK.
“Menurut saya ke depan harus ada sinergitas dengan Dewan Pengawas KPK untuk melihat kembali regulasi tentang kode etik dan hukum beracara di Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut saya, KPK akan sangat baik apabila ke depan mau mengadopsi hukum acara pemeriksaan kode etik di lingkungan penyelenggara pemilu yang dilakukan secara terbuka,” katanya.
Komisi III DPR melanjutkan fit and proper test terhadap Capim KPK. Ada enam Capim KPK yang bakal menjalani uji kepatutan dan kelayakan pada hari ini. Selain Ida, ada Agus Joko Pramono, Ahmad Alamsyah Saragih, Djoko Poerwanto, Ibnu Basuki Widodo, serta Johanis Tanak. Sedangkan Senin (18/11), capim KPK yang menjalani fit and proper test, yakni Setyo Budiyanto, Poengky Indarti, Fitroh Rohcahyanto, dan Michael Rolandi Cesnanta Brata. (H-3)