Nasional Yayasan Sukma-Bank Indonesia Motori Pelatihan Coding Pertama untuk Guru di Sulteng

Yayasan Sukma-Bank Indonesia Motori Pelatihan Coding Pertama untuk Guru di Sulteng

38
0

IndonesiaDiscover –

Yayasan Sukma-Bank Indonesia Motori Pelatihan Coding Pertama untuk Guru di Sulteng
Yayasan Sukma dan Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah bekerja sama dengan Leva Foundation untuk memberikan pelatihan coding bagi puluhan guru di Sulawesi Tengah.(MI/Mitha Meinansi)

YAYASAN Sukma, salah satu yayasan nasional yang bergerak di bidang pendidikan, menggelar pelatihan coding yang disponsori Bank Indonesia (BI) untuk pertama kalinya di wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng). Kegiatan tersebut berlangsung pada 20-22 November 2024.

Pelatihan yang diperuntukkan kepada 40 orang guru sebagai peserta dari delapan sekolah SMA dan SMK di Sulawesi Tengah, merupakan pelatihan integrasi computational thinking dan unplugged coding dalam pembelajaran, dilaksanakan bersama Dinas Pendidikan Sulawesi Tengah dan Leva Foundation, di aula Dinas Pendidikan, Sulteng, di Kota Palu, Rabu (20/11).

“Kita ingin ada perspektif lain dari pertemuan hari ini. Kami dari Yayasan Sukma ingin belajar bersama Bapak dan Ibu guru sekalian,” ujar Direktur Eksekutif Yayasan Sukma, Ahmad Baidhowi AR, saat memberikan sambutan.

Menurut Ahmad Baidhowi, Sulteng merupakan wilayah kedua setelah Aceh, yang menjadi target dalam berbagi pelatihan coding Leva Foundation ke seluruh Indonesia. Pelatihan tahap pertama telah dimulai dari guru Sekolah Sukma Bangsa Sigi dan Sekolah Sukma Bangsa Aceh pada Mei 2024 di Aceh. 

Dalam kegiatan pelatihan coding tersebut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulteng, Rony Hartawan, menjelaskan pihaknya mensponsori penuh kegiatan tersebut dengan maksud dan tujuan yang sama, yaitu membangun paradigma masyarakat terutama bagi anak didik terkait digitalisasi.

“Pada prinsipnya BI punya kepentingan untuk mengendalikan inflasi dalam pertumbuhan ekonomi, dan salah satu titiknya adalah bagaimana kita membangun digitalisasi,” jelas Rony Hartawan. 

Menurutnya, digitalisasi bukan hanya terkait QRIS, tetapi menerapkan pemahaman bagi anak didik dalam konsep digital.

“Salah satu bentuknya adalah pemahaman tentang konsep-konsep paradigma coding. Dari sinilah kita mulai agar guru-guru kita itu punya kompetensi baru, sehingga nanti bisa turun ke anak didiknya,” tutur Rony Hartawan.

 

Ia berharap dari kerja sama tersebut, melahirkan inovasi sebagai cikal bakal bagi Sulawesi Tengah, dengan guru-guru yang terdepan sebagai penggerak terhadap pengetahuan coding tanpa menggunakan komputer di Indonesia Timur.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Sulteng, Yudiawati Vidiana mengapresiasi inisiatif dari Yayasan Sukma dalam mempelopori metode pembelajaran dengan menggunakan coding.

“Kami memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia terkhusus Pak Rony, dan Yayasan Sukma Pak Baidhowi, yang disambutan saya katakan ini sesuatu yang luar biasa bagi tenaga pendidik kita,” kata Yudiawati.

Hal tersebut diakui Yudiawati karena peralatan yang digunakan dalam pembelajaran coding yang dimaksud adalah peralatan sederhana, praktis dan bentuknya nyata. Cukup hanya dengan mengandalkan handphone dan paket seperangkat alat pendukung.

“Sehingga merubah mindset dari tenaga-tenaga pendidik kita, yang mungkin selama ini langkah-langkahnya itu panjang, nah, ini dipermudah dengan adanya tools kit yang diberikan,” tandas Yudiawati.

Perintah coding yang diterapkan tersebut menjadi program yang dikembangkan Leva Foundation bersama Yayasan Sukma ke dalam metode pembelajaran dengan menggunakan aplikasi tertentu.

Untuk diketahui, Leva Foundation adalah lembaga asal Afrika Selatan yang fokus pada pelatihan coding bagi guru dan murid di seluruh dunia. Di Asia, Leva Foundation memilih Indonesia menjadi negara pertama yang bekerja sama dengan Leva Foundation melalui Yayasan Sukma.

Alasan Leva Foundation sendiri memilih Yayasan Sukma di Asia karena visi kedua lembaga dinilai sama dan satu napas. Menurut CEO Leva Foundation Ryan Le Roux, Yayasan Sukma diketahui memiliki rekam jejak yang baik selama belasan tahun di bidang pendidikan.

Ryan menyebut Yayasan Sukma punya visi besar untuk melatih dan mengajar. Baik itu mengajar para siswa maupun meningkatkan kompetensi guru, sehingga merasa yakin untuk bekerja sama dengan Yayasan Sukma di Indonesia. (MT/J-3)

Tinggalkan Balasan