IndonesiaDiscover –
PRESIDEN terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan penunjukan Matt Gaetz sebagai calon Jaksa Agung. Dia memilih anggota parlemen yang kontroversial untuk membentuk kembali penegakan hukum AS dan menjalankan agendanya terkait imigrasi, kejahatan, dan isu sosial sensitif.
Keputusan Donald Trump untuk mencalonkan anggota Kongres sayap kanan Partai Republik Matt Gaetz sebagai jaksa agung telah menimbulkan kejutan di Washington, termasuk partai presiden terpilih itu sendiri.
Trump pada hari Rabu (13/11) mengumumkan Gaetz sebagai pilihannya untuk menjadi kepala penegak hukum di departemen kehakiman. Partai Republik bingung dengan pencalonan ini dan menyatakan bahwa langkah ini tidak ada dalam “kartu bingo” mereka.
“Saya rasa ini bukan nominasi yang serius untuk Jaksa Agung,” kata senator Partai Republik Lisa Murkowski dari Alaska kepada NBC News.
“Kita perlu memiliki jaksa agung yang serius dan saya menantikan kesempatan untuk mempertimbangkan seseorang yang serius. Yang ini tidak ada di kartu bingo saya,” ujarnya.
Seorang pengkritik sayap kanan, menyebut Gaetz adalah duri di sisi rekannya dari Partai Republik dan mantan Ketua DPR Kevin McCarthy, yang akhirnya memimpin upaya sukses untuk menggulingkan McCarthy dari perannya.
Dia diselidiki oleh Departemen Kehakiman dalam kasus perdagangan seks, meskipun departemen tersebut akhirnya menolak untuk mengajukan tuntutan dan sedang diselidiki oleh komite etik DPR atas tuduhan pelanggaran seksual, penggunaan obat-obatan terlarang serta dugaan pelanggaran etika lainnya.
Gaetz dengan tegas membantah melakukan kesalahan.
Di tengah kekhawatiran bahkan di dalam partainya sendiri, tidak jelas apakah Gaetz dapat memperoleh persetujuan Senat.
Anggota Kongres dari Partai Republik Max Miller dari Ohio mengatakan kepada Axios bahwa Gaetz memiliki kesempatan yang lebih baik untuk makan malam bersama Ratu Elizabeth II daripada dikonfirmasi oleh Senat.
Miller juga mengatakan kepada Politico bahwa Gaetz adalah pilihan yang gegebah dengan hasil nol persen.
John Bolton, mantan penasihat keamanan nasional, mengatakan Gaetz pasti menjadi nominasi terburuk untuk posisi kabinet dalam sejarah Amerika.
“Gaetz tidak hanya tidak kompeten untuk pekerjaan ini, dia juga tidak memiliki karakter. Dia adalah orang yang memiliki moral buruk,” kata Bolton dalam wawancara dengan NBC News.
“Kami ingin dia keluar dari DPR, ini bukan yang kami pikirkan,” kata salah satu anggota Partai Republik yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Axios.
Yang lain mengatakan mereka terkejut dan muak.
Partai Demokrat juga terkejut dengan pengumuman tersebut. Tim Wakil Presiden Kamala Harris mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Trump dan Gaetz akan mempersenjatai Departemen Kehakiman untuk melindungi diri mereka sendiri dan sekutu mereka.
Anggota Kongres Ro Khanna dari California berargumen bahwa para pemilih belum tentu memilih pilihan kabinet ini ketika mereka memutuskan untuk memilih Trump.
“Masyarakat memilih Trump agar harga lebih rendah dan perbatasan aman. Saya kira mereka tidak memilih penunjukan yang mereka dapatkan,” kata Khanna kepada CBS News.
“Dia tidak akan pindah ke pusat. Dia akan pergi ke markasnya di Maga, dan kita akan lihat apakah dia melampaui mandat yang dia dapatkan dari rakyat Amerika,” sebutnya.
Kate Maeder, ahli strategi politik yang berbasis di California, mengatakan pengumuman tersebut seharusnya tidak mengejutkan, namun dia memastikan apakah Trump percaya Gaetz akan berhasil melewati proses konfirmasi.
“Tidak mengherankan jika Trump memberikan penghargaan kepada loyalis politiknya,” kata Maeder kepada Guardian.
“Banyak orang terkejut karena dia mempertimbangkan Matt Gaetz sebagai jaksa agung. Tapi apakah ini pilihan yang serius? Saya kira tidak demikian,” tambahnya.
“Dalam iklim politik seperti ini, sangat mungkin bagi Matt Gaetz untuk mendapatkan konfirmasi,” katanya.
“Tetapi menurut saya itu akan sulit. Beberapa senator Partai Republik yang lebih moderat sudah mempertanyakan pilihan ini,” pungkasnya. (theguardian/Fer/P-3)