
Tim TRC BPBD Jatim bersama tim gabungan berhasil Temukan Pencarian Pendaki Hilang di Gunung Wilis. Foto: BPBD JatimNganjuk, indonesiadiscover.com,- Medan yang sulit di Gunung Wilis menjadi tantangan tersendiri dalam upaya pencarian pendaki yang hilang, Muhammad Agus, seorang pendaki asal Jakarta. Tim SAR gabungan, yang terdiri dari Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Jatim dan relawan, terus berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan pendaki yang hilang tersebut sejak Rabu, (9/10). Pencarian tersebut difouskan di area pendakian Sekartaji.Tim BPBD Jatim tidak datang tangan kosong. Mereka membawa peralatan vertikal rescue serta logistik berupa makanan tambahan seperti koktil, biskuit, kacang ijo, dan lauk pauk. Persiapan matang ini dilakukan untuk mendukung upaya pencarian yang berlangsung selama beberapa hari.Proses pencarian tidaklah mudah. Sejumlah kendala menghadang, mulai dari medan berat hingga ilalang yang tinggi.“Medan pencarian banyak batuan besar dan di samping kanan kiri jurang. Kita ke atas berjalan di punggungan,” jelas Agus, salah satu personel TRC BPBD Jatim. Kendala-kendala ini membuat pencarian menjadi semakin menantang. Penemuan Akhr Pendaki yang HilangSetelah enam hari pencarian, korban akhirnya ditemukan pada Selasa sore (15/10) di dalam jurang sedalam sekitar 60 meter dari jalur pendakian. Lokasi penemuan berada sekitar 500 meter dari titik hilangnya kontak.Proses evakuasi korban ke Pos SAR Sekartaji membutuhkan waktu sekitar tiga jam karena kondisi medan yang sulit. Sekitar pukul 19.30 WIB, jenazah dibawa ke RS Bhayangkara Kabupaten Nganjuk.Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam pencarian.“Saya berharap masyarakat lebih berhati-hati saat melakukan kegiatan pendakian,” ujarnya.Sebelumnya, BPBD Jatim telah menerjunkan delapan personel ke lokasi pencarian pada Kamis (10/10) untuk bergabung dalam Tim SAR Gabungan. Berbagai elemen, termasuk Basarnas, BPBD Kabupaten Nganjuk, dan relawan lainnya, turut berpartisipasi dalam pencarian ini.Kasus ini menjadi pengingat bagi para pendaki agar lebih waspada, terutama saat melakukan aktivitas di alam terbuka. Cuaca yang tidak menentu dapat menjadi faktor risiko yang harus diperhatikan dengan serius.Sumber: Diskominfo Jatim