Nasional Tingkatkan Industri Kreatif RI Jadi Pusat Ekonomi Kreatif Global, Ini Strateginya

Tingkatkan Industri Kreatif RI Jadi Pusat Ekonomi Kreatif Global, Ini Strateginya

35
0

Kemenperin Dorong Pengembangan Industri Kreatif

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk memacu pengembangan industri kreatif sebagai salah satu pilar utama dalam struktur ekonomi Indonesia. Sektor ini dinilai memiliki potensi besar untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja baru, mendorong inovasi, serta memperkuat identitas bangsa di kancah global.

Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, menekankan bahwa pelaku industri kreatif dalam negeri harus mampu menghasilkan produk yang inovatif dan kompetitif. Ia menilai Indonesia memiliki modal kuat berupa pasar yang besar dan sumber daya manusia (SDM) yang terampil untuk bersaing di tingkat global.

“Pelaku industri kreatif dalam negeri harus dapat menghasilkan berbagai produk yang inovatif dan kompetitif,” ujar Agus dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (2/11/2025).

Saat ini, Kemenperin tengah memperkuat ekosistem industri kreatif melalui beberapa langkah strategis. Di antaranya adalah pengembangan SDM, penyediaan fasilitas pendidikan dan pelatihan vokasi, serta kolaborasi dengan mitra internasional. Langkah ini menjadi bagian dari upaya menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi kreatif yang berbasis pada talenta unggul dan berdaya saing global.

“Kami ingin Indonesia menjadi pusat ekonomi kreatif, yang berbasis pada talenta unggul dan berdaya saing global,” tambahnya.

Pembangunan SDM sebagai Kunci Utama

Selaras dengan arahan tersebut, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Doddy Rahadi, menyebut pembangunan SDM sebagai kunci dalam mewujudkan industri yang kuat dan kompetitif. Ia menekankan bahwa Kemenperin menempatkan pengembangan SDM kompeten sebagai pondasi utama pembangunan industri nasional.

Lebih jauh, Kemenperin telah memperkuat program pendidikan dan pelatihan vokasi melalui berbagai satuan pendidikan dan pelatihan. Di antaranya adalah 13 perguruan tinggi vokasi, sembilan sekolah menengah kejuruan (SMK), dan tujuh Balai Diklat Industri (BDI) di berbagai daerah.

Satuan pendidikan dan pelatihan vokasi ini menjadi pelopor penerapan sistem link and match antara dunia pendidikan dan industri, serta terbukti menghasilkan lulusan yang siap kerja.

“Seluruh satuan pendidikan dan pelatihan vokasi ini menjadi pelopor penerapan link and match dan terbukti menghasilkan lulusan yang siap kerja,” ucap Doddy.

Kolaborasi Internasional dalam Peningkatan Kapasitas

Beberapa waktu lalu, Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar bekerja sama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Industri (Pusdiklat) BPSDMI Kemenperin, Kementerian Luar Negeri, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Brussel, the Organization of African Caribbean and Pacific States (OACPS), dan Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) menyelenggarakan program peningkatan kapasitas di bidang ekonomi kreatif pada 26 Oktober hingga 1 November 2025 di Bali.

Kepala Pusdiklat BPSDMI Kemenperin, Sidik Herman, mengatakan pelatihan tersebut menjadi wadah berbagi pengetahuan, pengalaman, serta praktik terbaik di bidang ekonomi kreatif antarnegara. Ia menuturkan, pelatihan ini diikuti oleh 60 peserta dari negara-negara Afrika, Karibia, dan Pasifik yang berasal dari kalangan pembuat kebijakan, administrator, serta regulator di sektor ekonomi kreatif.

Program ini menjadi bukti komitmen Kemenperin dalam membangun sinergi dan kerja sama internasional guna meningkatkan kapasitas dan kualitas SDM di sektor industri kreatif. Dengan demikian, Indonesia dapat lebih memperkuat posisi sebagai pusat ekonomi kreatif yang berdaya saing global.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini