Nasional Indonesia Berupaya Jadi Lumbung Pangan Dunia dalam 3 Tahun

Indonesia Berupaya Jadi Lumbung Pangan Dunia dalam 3 Tahun

84
0

IndonesiaDiscover –

Indonesia Berupaya Jadi Lumbung Pangan Dunia dalam 3 Tahun
(MI/Lina Herlina)

MENTERI Pertanian Andi Amran Sulaiman telah mengumumkan rencana ambisius untuk mengubah Indonesia menjadi produsen pangan utama, dengan tujuan menjadi lumbung pangan dunia hanya dalam tiga tahun.

Untuk mencapai hal ini, pemerintah berencana memodernisasi praktik pertanian tradisional dengan memperkenalkan intensifikasi, benih unggul, dan sistem pertanian mekanisasi. Ini akan melibatkan pembangunan embung (waduk) di seluruh nusantara, menciptakan sawah di Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Jambi, dan Sulawesi Selatan.

“Pemerintah juga telah menetapkan sasarannya untuk mengembangkan 1 juta hektare lahan di Merauke, yang akan menjamin ketahanan pangan bagi generasi mendatang,” terang Amran, usai memberi bantuan bagi petani-petani di Lapangan Pemuda Patalassang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Jumat (10/11).

Baca juga : Lumbung Pangan BAZNAS untuk Kesejahteraan Masyarakat

Ia pun menekankan pentingnya melibatkan generasi milenial dalam praktik pertanian modern, dengan menggunakan peralatan berteknologi tinggi seperti mesin pemanen dan traktor. “Hal ini tidak hanya akan meningkatkan produktivitas tetapi juga memberikan penghasilan yang menguntungkan bagi petani muda, dengan target 50.000 generasi milenial berpenghasilan Rp10 juta per bulan,” ungkapnya.

Khusus di Gowa, pemerintah berencana membangun klaster pertanian modern seluas 500 hektar. Klaster ini akan memamerkan teknologi pertanian terkini, termasuk penanam padi dan pemanen gabungan.

Sehingga diberi bantuan berupa benih unggul, jagung dan padi, pupuk, dan peralatan berteknologi tinggi, antara lain 10 unit combine harvester, 25 unit pompa, dan 20 unit traktor tangan, senilai Rp65,4 miliar.

Baca juga : Program Optimasi Rawa Seluas 40 Ribu Hektare di Merauke Selesai

Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan dalam sambutannya, menyebutkan, Gowa memiliki 18 kecamatan, dengan 9 daerah dataran rendah dan 9 daerah dataran tinggi, sehingga menjadikannya lokasi yang ideal untuk pertanian. Daerah ini terkenal dengan produksi jagung, padi, dan kentang.

“Saat ini, praktik pertanian di Gowa masih belum optimal, dengan minimnya peralatan dan teknologi modern. Namun, dengan dukungan pemerintah, petani di wilayah tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka,” sebut Adnan.

Terlebi lagi lanjutnya, pertanian merupakan penyumbang signifikan bagi perekonomian, yang menyumbang 29,3% PDB (Produk Domestim Bruto). Sektor ini juga menyediakan lapangan kerja bagi banyak orang, terutama di daerah pedesaan.

Baca juga : Kalimantan Tengah Jadi Target Pengembangan Cluster Pertanian Modern

Sementara itu, Penjabat (Pj)Gubernur Sulawesi Selatan Zudan Arif Fakkhrulloh menyatakan komitmennya untuk menjadikan provinsinya sebagai lumbung pangan nasional, dengan fokus pada beras, jagung, dan hortikultura. Sasarannya adalah meningkatkan PDB per kapita provinsi tersebut menjadi USD 30.000 pada tahun 2045.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan, juga menyatakan dukungannya terhadap program ketahanan pangan pemerintah, mengingat pentingnya kemandirian pangan dalam menjaga ketahanan nasional. Terbukti dengan kehadira Kepala Staf Umum TNI Letjen Richard Tampubolon, Kabaharkam Polri Komjen Mohammad Fadil Imran

“”Yang pasti, Pemerintah berkomitmen untuk mempercepat produksi pangan, dengan fokus pada beras, jagung, dan tanaman pokok lainnya. Ini akan melibatkan peningkatan penggunaan teknologi dan peralatan modern, serta memberikan dukungan kepada petani,” pungkas Amran. (LN/Lina Herlina – [email protected])

Tinggalkan Balasan