
IndonesiaDiscover –

PERUSAHAAN besi baja terkemuka Indonesia, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) mendukung transformasi industri hijau dan pencapaian target net zero emission (NZE) pada 2060.
GRP meluncurkan strategi panduan lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan atau environmental social governance (ESG) strategy guidebook di 2022, sebagai panduan pelaksanaan program dekarbonisasi perusahaan.
Baca juga : Kendaraan Listrik Wujudkan Gerakan Dekarbonisasi di Sektor Kesehatan
“PT Gunung Raja Paksi berkomitmen mengambil peran aktif dalam perjalanan Indonesia menuju NZE, termasuk mendukung transformasi industri hijau,” ujar Presiden Direktur GRP Fedaus dalam keterangan resmi, Jumat (27/9).
Beberapa inisiatif yang sudah berjalan antara lain pengoperasian pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap dengan total kapasitas 9,3 megawatt peak yang berada di Jawa Barat.
Instalasi ini diharapkan mampu mengurangi emisi karbon sebesar 47.400 ton CO2 per tahun, dengan rencana peningkatan kapasitas hingga 33 megawatt peak di masa mendatang.
Baca juga : Usung Keberlanjutan, Hidrogen Hijau Terus Dikembangkan di Tanah Air
“GRP juga melakukan feasibility study atau studi kelayakan bersama Fortescue untuk penggunaan energi terbarukan berbasis hidrogen hijau,” tuturnya.
Terbaru, lanjut Fedaus, GRP bekerja sama dengan International Finance Corporation (IFC), anggota dari group World Bank, mengucurkan investasi senilai US$60 juta untuk meningkatkan produksi baja rendah karbon.
“Kolaborasi ini menjadi yang pertama di industri baja Asia dalam satu dekade terakhir, sekaligus menandai langkah penting dalam transformasi menuju industri baja yang lebih berkelanjutan,” ungkapnya.
Dengan serangkaian langkah strategis ini, GRP menegaskan komitme memperkuat posisi sebagai pemimpin dalam industri baja berkelanjutan, mendukung pencapaian target nasional menuju masa depan tanpa emisi karbon. (N-2)