Otomotif Masa Depan EV Suram, Hyundai Beralih ke Hybrid

Masa Depan EV Suram, Hyundai Beralih ke Hybrid

61
0

IndonesiaDiscover –

Belakangan ini, meningkatnya jumlah produsen kendaraan listrik tampaknya tidak memenuhi harapan. Di beberapa negara, tren kendaraan listrik telah menurun, tertinggal oleh model-model kendaraan hybrid.

Pabrikan asal Korea Selatan, Hyundai, mengumumkan rencana untuk meluncurkan lebih banyak model hybrid dalam dekade mendatang. Menurut perusahaan, Hyundai perlu segera mengubah strategi penjualannya mengingat penurunan penjualan kendaraan listrik di beberapa negara.

CEO Hyundai Group, Jaehoon Chang, mengungkapkan dalam acara Brand Investor Day baru-baru ini. Hyundai akan menggandakan produksi kendaraan hybrid dari 7 model menjadi 14 model. Rencana ekspansi model hybrid juga akan diimplementasikan kepada merek premium mereka, Genesis. Hyundai menyatakan bahwa kendaraan hybrid Genesis tidak hanya akan fokus ke efisiensi bahan bakar tetapi juga performa tinggi.

“Dengan Hyundai Way, kami akan menanggapi pasar dengan kelincahan berkat sistem respons fleksibel unik Hyundai. Ini akan memastikan kepemimpinan berkelanjutan dalam lingkungan pasar yang tidak pasti dan memposisikan perusahaan secara strategis untuk menciptakan masa depan yang berpusat pada mobilitas dan energi,” kata Jaehoon Chang, CEO Hyundai.

Baca Juga: Hyundai Ioniq 5 Dapat Rekor MURI Usai Melintasi 10 Kota di ASEAN

Hyundai Santa Fe Hybrid

Meskipun demikian, Hyundai terus memproduksi kendaraan listrik untuk merealisasikan visi mereka dengan menghadirkan 21 model EV pada tahun 2030. Akan ada pergeseran fokus dari produksi kendaraan listrik murni menjadi pengembangan Extended Range EV (EREV) yang menawarkan jangkauan lebih jauh. Dengan semakin banyaknya pilihan kendaraan listrik saat ini, produsen tidak hanya berfokus pada penyediaan model, tetapi juga mendukung transisi dari model ICE ke EV melalui kendaraan hybrid.

Walaupun pabrikan Korea Selatan berkomitmen untuk terus menghasilkan kendaraan listrik dengan target 21 model pada tahun 2030, mereka juga menyadari perlunya transisi dari kendaraan listrik murni ke pembuatan EREV sebagai “jembatan utama menuju elektrifikasi sepenuhnya”. Ini merupakan respons terhadap kebutuhan pasar akan kendaraan listrik dengan jangkauan yang lebih jauh.

“Hyundai berencana memperkuat perannya sebagai inovator dengan memperluas cakupannya dari manufaktur kendaraan menjadi berbagai bentuk mobilitas. Dengan meningkatkan fungsi sebagai operator bisnis energi dan mewujudkan masyarakat berbasis hidrogen, kami bertujuan untuk bertransformasi menjadi perusahaan yang mempertahankan kepemimpinan global di era transisi energi,” ujar Jaehoon.

Menurut informasi yang beredar, Hyundai akan memproduksi EREV yang memiliki jangkauan hingga 900 km. Ini diharapkan akan membuka spektrum baru bagi konsumen EV di seluruh dunia, terutama dengan tingginya permintaan. Hyundai juga telah mulai merencanakan penjualan model EREV ini untuk pasar Amerika Utara dan Tiongkok yang akan dimulai dalam waktu dekat.

Hyundai telah memasarkan berbagai model kendaraan hibrida, dari mild hybrid hingga plug-in hybrid di beberapa negara. Termasuk model-model populer seperti Ioniq, Santa Fe, dan Tucson dengan teknologi hybrid. Namun, di Indonesia, Hyundai belum memasarkan varian hybrid dan lebih fokus pada kendaraan BEV seperti Ioniq 5, Ioniq 6, dan All New Kona Electric. (NDO/ODI)

Baca Juga: Hyundai Pertimbangkan Jual Mobil Hybrid Meski Tak Ada Insentif

Tinggalkan Balasan