IndonesiaDiscover –
KEDUTAAN Besar Amerika Serikat (AS) di Beirut telah mendesak warganya untuk meninggalkan Libanon segera dengan pembelian tiket maskapai apapun yang tersedia, di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Peringatan tersebut menyusul peringatan serupa dari Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy, yang mengatakan situasi regional dapat memburuk dengan cepat.
Iran telah berjanji akan melakukan pembalasan berat terhadap Israel, yang disalahkan atas kematian ketua Hamas Ismail Haniyeh di Teheran. Pembunuhannya terjadi beberapa jam setelah Israel membunuh komandan Hizbullah Fuad Shukr di Beirut.
Dikhawatirkan bahwa Hizbullah yang berbasis di Libanon dapat memainkan peran besar dalam tindakan pembalasan tersebut, sehingga pada gilirannya dapat memicu tanggapan serius dari Israel. Hizbullah meluncurkan puluhan roket ke kota Beit Hillel di Israel utara sekitar pukul 00.25 waktu setempat pada Minggu Sabtu (3/8).
Baca juga : Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin: Diplomasi Diperlukan untuk Hindari Perang Israel-Hizbullah
Rekaman yang diposting di media sosial menunjukkan sistem pertahanan udara atau Iron Dome Israel mencegat roket tersebut. Belum ada laporan mengenai korban jiwa. Kementerian Luar Negeri Yordania juga telah mengeluarkan imbauan kepada warganya, meminta warga Libanon untuk segera meninggalkan negaranya dan memperingatkan warga lainnya untuk tidak melakukan perjalanan ke sana.
Kanada telah memperingatkan warga negaranya untuk menghindari perjalanan ke Israel, selain peringatan yang sudah ada untuk tidak pergi ke Libanon, karena situasi dapat semakin memburuk tanpa peringatan di wilayah tersebut. Kedutaan Besar AS menyatakan bahwa mereka yang memilih untuk tinggal di Libanon harus mempersiapkan rencana darurat dan bersiap untuk “berlindung di sana untuk jangka waktu yang lama.
Dikatakan bahwa beberapa maskapai penerbangan telah menangguhkan dan membatalkan penerbangan, dan banyak yang terjual habis, namun pilihan transportasi komersial untuk meninggalkan Libanon tetap tersedia.
Baca juga : AS Ingatkan Konsekuensi Israel jika Serang Hizbullah
Pentagon mengatakan pihaknya mengerahkan kapal perang dan jet tempur tambahan ke wilayah tersebut untuk membantu mempertahankan Israel dari kemungkinan serangan Iran dan proksinya.
Inggris mengatakan pihaknya mengirim personel militer tambahan, staf konsuler, dan pejabat pasukan perbatasan untuk membantu evakuasi namun mendesak warga Inggris untuk meninggalkan Libanon saat penerbangan komersial masih berjalan.
Dua kapal militer Inggris sudah berada di wilayah tersebut dan Angkatan Udara Kerajaan telah menyiagakan helikopter pengangkut. Lammy mengatakan tidak ada kepentingan siapa pun jika konflik ini menyebar ke seluruh wilayah.
Baca juga : Diplomat AS Kunjungi Israel dan Libanon untuk Redakan Ketegangan dengan Hizbullah
Sementara itu di Gaza, setidaknya 17 orang di sebuah sekolah yang menampung pengungsi tewas akibat serangan Israel, kata pihak berwenang yang dikelola Hamas pada Sabtu. Militer Israel mengatakan sekolah Hamama di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza digunakan sebagai pusat komando militan. Hamas membantah mereka beroperasi dari fasilitas sipil.
Para menteri Israel dipulangkan akhir pekan ini. Pada April, Iran melancarkan serangan udara terhadap Israel menggunakan 170 drone, 30 rudal jelajah, dan setidaknya 110 rudal balistik.
Hal itu sebagai balasan atas pemboman Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah. Banyak yang khawatir pembalasan Iran pada kesempatan ini akan terjadi dalam bentuk serupa.
Baca juga : HRW: Israel Serang Tim Relawan Libanon Langgar Hukum
Dalam panggilan telepon dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Jumat (2/8), Penjabat Menteri Luar Negeri Iran Ali Baqeri Kani mengatakan Iran tidak diragukan lagi akan menggunakan hak yang melekat dan sah untuk menghukum Israel.
Pada hari yang sama, seorang penyiar di TV pemerintah Iran memperingatkan dunia akan menyaksikan pemandangan yang luar biasa.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memperingatkan Israel bahwa hari-hari yang penuh tantangan akan datang. “Kami telah mendengar ancaman dari semua pihak. Kami siap menghadapi skenario apa pun,” ujarnya.
Ketegangan antara Israel dan Iran awalnya meningkat dengan terbunuhnya 12 anak-anak dan remaja dalam serangan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Israel menuduh Hizbullah dan bersumpah akan melakukan pembalasan keras, meskipun Hizbullah membantah terlibat.
Beberapa hari kemudian, komandan senior Hizbullah Fuad Shukr tewas dalam serangan udara Israel yang ditargetkan di Beirut. Empat orang lainnya, termasuk dua anak-anak, juga tewas. Beberapa jam setelah itu, ketua Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di Iran, pendukung utama Hamas. Ia berkunjung untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
Pada upacara pemakaman Haniyeh di Teheran pada Kamis (1/8), Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memimpin salat. Dia sebelumnya bersumpah bahwa Israel akan menerima hukuman berat atas pembunuhan tersebut. (I-2)