Nasional PET-CT dan Radiofarmaka dalam Deteksi Kanker

PET-CT dan Radiofarmaka dalam Deteksi Kanker

58
0

IndonesiaDiscover –

PET-CT dan Radiofarmaka dalam Deteksi Kanker
Ilustrasi.(Freepik)

MENURUT data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2022, angka kejadian penyakit kanker di Indonesia sebesar 136 orang per 100.000 penduduk dan menempati urutan ke-8 di Asia Tenggara. Salah satu upaya mengatasi kanker yaitu positron emission tomography (PET) sebagai pemeriksaan noninvasif yang membantu menggambarkan fungsi metabolisme molekuler tubuh pasien secara tiga dimensi. 

Pemeriksaan PET menggunakan radiofarmaka, khususnya fluorodeoxyglucose (FDG). Ini yang memudahkan pendeteksian aktivitas metabolik dari sel-sel tubuh, termasuk sel-sel kanker yang memiliki aktivitas metabolik berlebih. 

PET-CT menggabungkan PET dengan sinar-X Computed Tomography (CT) dalam satu perangkat berfungsi memberikan informasi tentang metabolisme sel tubuh dan lokasi anatominya. Manfaat pemeriksaan PET-CT meliputi deteksi dini kanker, penentuan penyebaran penyakit, perencanaan terapi, dan evaluasi kekambuhan. Selain untuk kanker, PET-CT juga digunakan untuk menilai penyakit jantung koroner dan metabolisme glukosa pada otak.

Berdasarkan kebutuhan tersebut, Primaya Hospital Group menyediakan pelayanan PET-CT bersama PT Global Onkolab Farma–anak usaha dari Kalbe Farma–sebagai penyedia radiofarmaka. “Radiofarmaka adalah senyawa kimia yang mengandung radioisotop dan memenuhi persyaratan farmakologis untuk digunakan dalam diagnosis, terapi, hingga penelitian medik klinik dalam ilmu kedokteran nuklir,” ujar Mulialie, Direktur Kalbe Farma.

Menurut CEO Primaya Hospital Group, Leona A. Karnali, layanan itu tidak terbatas untuk tata laksana kanker atau onkologi. Layanan itu akan digunakan untuk penilaian jantung, neurologi, alzheimer, gangguan psikiatri/mental, serta di bidang-bidang lain di dunia kedokteran. (Z-2)

Tinggalkan Balasan