IndonesiaDiscover –
SABTU (13/7) pagi, kualitas udara di Jakarta dalam kategori tidak sehat dan menjadi kota kedua dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pukul 09.00 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada diangka 153 dalam kategori tidak sehat dengan partikel halus PM 2,5.
Kategori ini menjelaskan tingkat kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
Baca juga : Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat, Peringkat Ketiga Dunia
Sedangkan berdasarkan kota dengan kualitas udara terburuk yang terdata sampai dengan pukul 08.00 WIB, Jakarta berada di peringkat kedua di angka 170. Di peringkat petama ada Kinshasa, Kongo di angka 185.
Pada urutan ketiga ada Kampala (Uganda) di angka 157. Urutan keempat ditempati Lahore (Pakistan) di angka 157, urutan kelima Dubai (Uni Emirat Arab) di angka 153, dan urutan keenam Santiago (Chile) di angka 141.
Disarankan kepada masyarakat agar memakai masker saat keluar rumah, perlu mengurangi aktivitas di luar ruangan, menutup jendela demi menghindari udara luar yang kotor dan menyalakan penyaring udara.
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI merilis situs pemantau udara yang sama, akan tetapi terdapat perbedaan yakni situs resmi milik Pemprov DKI udara.jakarta.go.id menunjukkan kualitas udara di daerah itu masuk dalam kategori sedang hingga tidak sehat.
Bahkan, dari 31 titik stasiun pemantau kualitas udara (SPKU) tertinggi di angka 142. 9Ant/Z-3)
