
IndonesiaDiscover –

MILITER Israel telah melancarkan serangan di Jalur Gaza setelah serangan terhadap sebuah kamp tenda di al-Mawasi di selatan menewaskan sedikitnya 25 orang, menurut pejabat Palestina.
Pada Sabtu, setidaknya 42 warga Palestina tewas akibat serangan Israel di kamp pengungsi Shati dan lingkungan Tuffah di Kota Gaza, kata kepala Kantor Media Pemerintah Gaza kepada Al Jazeera.
Dilaporkan dari Deir el-Balah, di Gaza tengah, Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera mengatakan militer Israel menargetkan lingkungan perumahan di kamp pengungsi Shati, tempat pengungsi Palestina dari utara wilayah tersebut diminta untuk mencari perlindungan.
Baca juga : 17 Orang Tewas dalam Serangan Israel ke Kamp Nuseirat
“Tim penyelamat dengan bantuan warga sipil berusaha menyaring reruntuhan untuk menemukan korban selamat,” katanya.
“Korban yang tiba di Rumah Sakit Al-Aqsa terus bertambah.”
Juru bicara pertahanan sipil Gaza Mahmoud Basal mengatakan “sangat sulit” untuk menjangkau para korban di Shati.
Baca juga : Idul Adha yang Suram di Deir el-Balah
“Israel menyerang kembali wilayah tempat mereka beroperasi, meskipun sebelumnya telah diumumkan mereka berhasil menguasai secara militer bagian utara Gaza,” lapor Abu Azzoum.
Serangan Israel menewaskan 101 warga Palestina dan melukai 169 orang dalam 24 jam terakhir, kata Kementerian Kesehatan Gaza, Sabtu, dengan banyak orang di bawah reruntuhan dan ambulans serta kru pertahanan sipil tidak dapat menjangkau mereka.
Ini adalah angka kematian harian tertinggi yang tercatat di wilayah kantong tersebut oleh kementerian sejak 8 Juni, ketika pasukan Israel membunuh sedikitnya 274 warga Palestina untuk membebaskan empat tawanan Israel di kamp pengungsi Nuseirat.
Baca juga : Israel Bantah Serang Zona Aman di Gaza
Pada Jumat, serangan Israel di dekat markas Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di kamp al-Mawasi mengutuk serangan terhadap kamp tersebut dan mengatakan lokasi kantor kemanusiaannya, yang diserang, diketahui oleh pihak-pihak yang bertikai. Dilaporkan 22 orang tewas dan 45 orang luka-luka.
“Menembak secara berbahaya di dekat bangunan kemanusiaan, yang lokasinya diketahui oleh pihak-pihak yang berkonflik dan ditandai dengan jelas dengan lambang Palang Merah, membahayakan nyawa warga sipil dan staf Palang Merah,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Serangan tersebut merusak struktur kantor ICRC, yang dikelilingi oleh ratusan warga sipil terlantar yang tinggal di tenda-tenda, termasuk banyak rekan kami dari Palestina.”
Baca juga : 4 Fakta Operasi Penyelamatan Sandera Israel Berakhir dengan Korban Besar
Seorang yang selamat dari serangan tersebut mengatakan kepada Al Jazeera bahwa api “memakan” mereka “dari segala arah”.
“Kami baru saja makan dan hendak tidur dan beristirahat, dan hal berikutnya yang kami ketahui adalah suara ledakan besar yang menghancurkan tempat kami. Kita mendapati diri kita sendirian tanpa mengetahui apa yang harus dilakukan. Kami masih belum bisa memproses apa yang terjadi,” kata korban yang selamat.
Abu Azzoum dari Al Jazeera mencatat dalam 24 jam terakhir sejak serangan al-Mawasi, terjadi peningkatan serangan Israel.
“Para saksi mengatakan tank-tank Israel melakukan serangan secara tiba-tiba dan tidak terduga di al-Mawasi, meluncurkan sejumlah peluru artileri ke arah pusat evakuasi dan tenda-tenda darurat,” katanya, Sabtu.
“Seluruh kawasan al-Mawasi merupakan pusat evakuasi. Ini adalah sebidang tanah yang sangat kecil dimana lebih dari 100.000 warga Palestina mengungsi. Ini adalah tempat di mana rumah sakit lapangan didirikan dan merupakan pusat organisasi kemanusiaan,” tambahnya.
Militer Israel mengklaim “tidak ada indikasi” mereka bertanggung jawab atas serangan kamp pada hari Jumat, namun mengatakan serangan tersebut masih dalam peninjauan. Sebelumnya, militer mengatakan pasukannya melakukan tindakan “tepat dan berbasis intelijen” di wilayah Rafah.
Menurut Kementerian Kesehatan pada Sabtu, lebih dari 37.500 orang telah tewas dan 85.900 orang terluka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober. Revisi jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas mencapai 1.139 orang, dengan puluhan orang masih ditawan. di Gaza.(Al Jazeera/Z-3)