IndonesiaDiscover.com – Apakah pernah terbersit dalam pikiran Anda, mengapa ada orang yang begitu sering memerlukan dan haus validasi dari orang lain? Ternyata, ini adalah kecenderungan manusiawi yang dapat menjadi kebiasaan dalam perilaku sehari-hari.
Mulai dari pengakuan atas penampilan fisik hingga pencarian persetujuan atas keputusan dalam hidup, akan tetapi kebutuhan akan validasi ini malah dapat menjadi bumerang yang berpotensi menghambat perkembangan pribadi. Namun, dengan pemahaman yang tepat, kita dapat mengendalikan dorongan akan rasa haus validasi ini.
Ada beberapa ciri khas yang menandai perilaku orang yang haus validasi, salah satunya adalah apakah Anda sering merasa terganggu jika tidak mendapatkan like yang cukup di media sosial atau jika saat pendapat Anda tidak sejalan dengan yang lain? Itu bisa menjadi salah satu tanda bahwa Anda memiliki kecenderungan untuk mencari validasi dari orang lain.
Validasi atau pengakuan itu bisa didapat dari pihak internal maupun pihak eksternal. Validasi internal itu berasal dari dalam diri sendiri misalnya seperti kemampuan untuk menghormati dan mengakui atribut, kekuatan, pencapaian, dan emosi positif Anda.
Sedangkan validasi eksternal merupakan pengakuan atas kekuatan dan sisi emosional Anda dari orang lain.
Dilansir dari laman PsychCentral, Kamis (2/5), terdapat tanda bahwa beberapa perilaku ini bisa menjadi ciri-ciri orang yang termasuk haus validasi dari orang lain.
1. Merasa bersalah ketika membuat boundaries atau batas dalam hubungan dengan orang lain.
2. Mencapai sesuatu secara berlebihan dalam rangka mencoba meraih pujian dari orang lain.
3. Saat hubungan berakhir, Anda bergonta ganti pasangan dengan cepat tanpa mengambil waktu untuk memulihkan dan memberikan waktu untuk diri sendiri terlebih dahulu hanya karena merasa bahwa Anda tidak bisa untuk sendirian.
4. Memiliki kesulitan saat membuat keputusan untuk diri sendiri tanpa pendapat orang lain.
5. Menyanggupi tugas dan rencana yang sebenarnya Anda tidak ingin lakukan, hanya karena untuk mempertahankan kemampuan dari orang lain.
6. Merasa tidak bisa untuk bilang “tidak setuju” atau menentang pendapat orang lain karena takut di judge atau ditinggalkan oleh orang lain.
7. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain secara terus-menerus dan merasa bahwa diri Anda “kurang”, tanpa menyadari kemampuan unik Anda.
8. Merasa terganggu atau bahkan hingga tertekan secara emosional saat tidak menjadi pusat perhatian dan selalu berusaha keras untuk kembali menarik perhatian.
9. Menghukum diri Anda ketika tidak dipilih atau diakui dalam konteks seperti persahabatan, sekolah, atau saat dalam ranah pekerjaan.
10. Mengarang atau melebih-lebihkan keadaan hidup untuk mendapatkan simpati dari orang lain.
Saat anak tumbuh dan merasa bahwa dirinya tidak berharga atau bahkan tidak pernah menerima pujian atau tidak mendapatkan dorongan dalam hidupnya, kemungkinan mereka akan memiliki masalah dalam mengelola emosi.
Baca Juga: Orang yang Sangat Cerdas Tidak Akan Terjebak dalam 9 Situasi Ini, Sosoknya Ogah Mengorbankan Kebahagiaan Pribadi
Sebaliknya, menerima pujian dan penilaian yang berlebihan di masa kanak-kanak juga dapat menyebabkan kesulitan saat berhubungan dengan individu lain. Oleh karena itu, mendapatkan keseimbangan antara validasi internal dan eksternal adalah hal yang krusial untuk mencapai tingkat kepercayaan diri yang baik.
Namun, tidak perlu khawatir, terdapat 5 cara yang bisa diambil untuk mengatasi atau bahkan memberhentikan kebiasaan haus validasi tersebut. berikut langkah-langkah yang dapat Anda tempuh:
1. Ingatlah Kembali Pengalaman Masa Kecil Anda