
“Sementara itu, perseroan mencatat total pendapatan sebesar USD 501,3 juta atau setara Rp 8,12 triliun atau mengalami perubahan 21,2 persen dari tahun sebelumnya,” kata Juli Oktarina dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Jumat (26/4).
Dia menjelaskan, pada RUPST juga telah disepakati penggunaan laba bersih Perseroan tahun 2023. Di mana sejumlah USD 790.651 atau setara Rp 12,8 miliar akan disisihkan sebagai dana cadangan, sedangkan sisa laba bersih sebesar USD 7.115.865 atau setara Rp 115,27 miliar akan dibukukan sebagai laba ditahan.
Juli memastikan, laba bersih yang ditahan akan digunakan untuk memperkuat permodalan jangka panjang serta mendukung rencana pertumbuhan bisnis dan investasi Perseroan. Dalam hal ini, Perseroan terus menunjukkan komitmen kuat dalam transisi menuju bisnis yang lebih hijau.
“Tahun 2023, kami berhasil mengembangkan dan menambah portofolio hijau kami di sektor pengelolaan limbah melalui akuisisi AMES dan ARAH, mendapatkan kontrak jual beli listrik energi baru terbarukan melalui proyek PLTS Terapung (46 MWp) di Batam, meluncurkan motor listrik Electrum H5, dan mencatat performa keuangan yang sehat dari sektor pembangkit listrik”, jelas Mufti.
Mufti mengungkapkan, strategi diversifikasi bisnis TBS telah membuahkan hasil yang positif. Dari sektor pembangkit listrik, TBS telah mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 25,53 persen (yoy) mencapai USD 59,17 juta atau setara Rp 958,55 miliar.
Kontribusi dari segmen ini sangat penting dalam menstabilkan kondisi keuangan Perseroan di tengah fluktuasi harga batubara. Sementara itu, pendapatan dari penyewaan kendaraan listrik meningkat signifikan sebesar 189,2 persen menjadi USD 217,99 ribu atau setara Rp 3,53 miliar dan bisnis pengelolaan limbah menghasilkan pendapatan sebesar USD 3,18 juta atau setara Rp 515,16 miliar pada tahun 2023.
“Alokasi laba bersih ini juga untuk mendukung diversifikasi bisnis perseroan, termasuk investasi di sektor ketenagalistrikan yang berfokus pada energi baru dan terbarukan, kendaraan listrik, dan pengelolaan limbah,” ungkapnya.
Di saat yang bersamaan, SVP Corporate Strategy & Investor Relations TBS Nafi Sentausa menyampaikan optimisme terhadap prospek perseroan pada 2024, mengacu pada hasil positif dari akuisisi dan ekspansi bisnis baru yang mulai terlihat di awal tahun.
“Dari sektor pengelolaan limbah, akuisisi AMES yang menguasai 75 persen pangsa pasar limbah medis di Singapura, dan ARAH dengan kapasitas pengolahan lebih dari 38 ton sampah per hari, hingga peluncuran motor Electrum H5 dan pengembangan proyek Mini Hidro di Lampung serta PLTS Waduk Tembesi, memberikan kami kepercayaan untuk menatap tahun 2024 dengan optimisme tinggi,” pungkas Nafi.