“Biarin saja. Di PDI Perjuangan juga engga dipikirin lagi orang-orang ini,” kata Andreas kepada wartawan, Jumat (26/4).
Andreas mengutarakan, Jokowi dan Gibran metupakan politisi yang tidak berpartai sebagaimana politisi lainnya. Sebab, keduanya telah membakar rumah yang bernama PDIP dan terkatung-katung tanpa partai politik.
“Sekarang mereka berdua yang sedang cari rumah. Politisi pada punya rumah, ini orang dua pergi dari rumahnya sambil “bakar” rumahnya, untung saja rumahnya kokoh tegak,” ucap Andreas.
Setelah pesta politik siklus lima tahunan berakhir, lanjut Andreas, semua politisi kembali ke partainya masing-masing. Tetapi, Jokowi dan Gibran justru tengah sibuk mencari partai sebagai tempat bertumpu.
“Orang pada pulang ke rumah masing-masing. Mereka (Jokowi dan Gibran) cari-cari tumpangan, maksa-maksa masuk rumah yang sudah berpenghuni. Sudah ada pemiliknya,” ujar Andreas.
Menurut Andreas, Jokowi kini tidak lagi memiliki partai politik untuk tempat berlindung di tengah dinamika politik. Sebab, kepentingan Jokowi dan Golkar saat ini tidak lagi sama seperti pada masa pilpres.
“Sebelum pemilu kemarin memang Golkar butuh Jokowi berlindung pada Jokowi, tetapi apakah sekarang masih juga tingkat kepentingannya sama,” pungkasnya.