IndonesiaDiscover.com – Usai melepas kepemilikan saham di PT Selaras Donlim Indonesia (SDI), PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk (SCNP) Tbk fokus mengembangkan sejumlah perangkat alat rumah tangga atau Original Equipment Manufacturer (OEM) dan alat kesehatan NIVA (Non-Invasive Vascular Analyzer) untuk menjaga kesinambungan pertumbuhan perusahaan.
“Kita berharap bisa membukukan penjualan Rp 385,38 miliar dengan laba bersih sekitar Rp 41 miliar,” ujar Direktur PT SCNP Tbk, Djamarwie dalam paparan publik di kantornya di Narogong, Bogor, Selasa (23/4).
Pertumbuhan pendapatan sekitar 43 persen dibanding tahun 2023 sejalah dengan optimisme manajemen PT SCNP terkait dengan perekonomian di 2024.
Penjualan produk alat rumah tangga akan meningkat sejalan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) begitu juga dengan alat kesehatan.
“70 persen penjualan kita peroleh dari produk alat rumah tangga dan sekitar 30 persen berasal dari penjualan produk kesehatan,” ujar Djamarwie.
Saat ini, perseroan sudah memiliki dasar baik dalam pengerjaan OEM peralatan rumah tangga kerena telah memiliki sertifikasi ISO 9001, 14001, TUV, UL,SIRIM serta CPAKB untuk alat kesehatan.
Guna meningkatkan pendapatan, Direktur SCNP Rony Tansen mengatakan perseroan memperluas portfolio produk alat kesehatan dengan menambahkan varian seperti syringe pump, impulsion pump, dan patient monitor.
Selain itu, perseroan juga menargetkan peningkatan jumlah order perangkat rumah tangga dan menambahkan varian produk baru melalui kemitraan Original Equipment Manufacturer (OEM) dengan brand-brand ternama.
Saat ini PT SCNP memproduksi sejumlah peralatan rumah tangga untuk sejumlah merk, diantara Turbo, Kels, Philips, Kris, Kels,Sharp, Tuc-Tac, Arra, Oxone yang terdiri dari berbagai type produk blander, seterika, kompor, kipas angin, dan rice cooker. “Tahun in kita akan kembangkan produk baru bernama Carrot,” imbuh Djamarwie.
Perseroan juga bakal membangun area khusus untuk perakitan alat kesehatan, memperkuat kerja sama OEM dan penjajakan lebih lanjut distribusi alat kesehatan NIVA.
Terkait dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, Djamarwie mengakui akan berpengaruh namun masih dalam kendali perusahaan. “Pengaruh pasti ada karena sejumlah bahan baku untuk produksi alat rumah tangga diimpor dari Tiongkok dan di jual di dalam negeri. Biaya produksi naik, sementara untuk menaikkan harga jual masih sulit,” akunya.
Pada tahun ini, SCNP mencanangkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar Rp 20 miliar. Dana capex tahun ini di antaranya akan digunakan untuk bangunan dan prasarana serta pengembangan produk rice cooker.
“Pengembangan produk tahun ini adalah memproduksi inner pot dari rice cooker, di mana perseroan akan memaksimalkan peralatan yang tersedia,” imbuhnya.