
IndonesiaDiscover –

PERINGATAN Hari Kartini pada 2023 menjadi satu di antara bentuk apresiasi bangsa Indonesia terhadap perjuangan RA Kartini. Hingga saat ini, semangat dan pengabdiannya diteruskan oleh beberapa pejuang hak dan kesetaraan perempuan lain.
Untuk memperingati Hari Kartini nanti, berikut puisi-puisi tentang RA Kartini untuk bisa dibaca di Hari Kartini.
Kartiniku Kini
oleh: Mochamad Riduwan
Saat pena kau tempelkan secarik kertas
Tersusunlah kata-kata sukma meretas
Membawa perubahan awal sepintas
Hingga kaummu menyambut penuh antusias
Kini wahai Kartiniku
Kaummu seakan melupakanmu
Tersibuk dengan lautan ambigu
Terlupa akan sebuah perilaku
Baca juga: Sejarah Hari Kartini 21 April dan Perjuangan Emansipasi Wanita
Wahai Kartiniku kini
Tidaklah mentari lupa menanti pagi
Saatnya dirimu membekali literasi
Saatnya dirimu penuh berinovasi
Wahai Kartiniku kini
Sudahkah dirimu menyelami diri
Mencari di mana peradaban nanti
Mengikuti aliran tsunami teknologi
Sepatah tulisan membawa pesan
Sebarisan kalimat membuyarkan angan
Sebait paragraf mengubah peradaban
Majulah Kartiniku kini tuk kemajuan zaman
Literasi Menyibak Kegelapan
Oleh: Woro Titi Haryanti
Dengan Habis Gelap Terbit lah Terang
Tak hanya bermakna tentang kesepadanan
Tapi inilah peristiwa literasi sebenarnya
Yang tak pernah kita menyadarinya
Baca juga: Lirik dan Not Lagu Ibu Kita Kartini
Berawal dari keinginanmu membaca
Keinginan membuka tabir makna akan suatu maha
Oleh terdedahlah kegalauanmu yang telah lama terpendam
Tertebarkan pesanmu kepada sang sahabat nun jauh di sana
Tulisanmu telah menyibak kegelapan
Kegelapan yang telah mengekangmu
Kegelapan yang telah memasungmu
Kegelapan yang telah membelenggumu
Dengan tulisanmu kau tebarkan seberkas cahaya
Tersingkap bait demi bait dari pesanmu
Terenda pesan dalam untaian kata-katamu
Kata yang sarat akan makna
Kuyakini bahwa dirimu dengan literasimu
Telah menjadikan dirimu abadi
Telah menjadikan dirimu inspirasi
Telah menjadikan dirimu sempena hati
Kau tak kan lekang dalam kala
Kau tak kan punah tertelan masa
Kau tak kan pernah mati
Kau tunjukkan jati diri negeri
Dengan semangat literasi yang tak pernah kau sadari
Membawa kami ke dunia yang penuh dengan pelangi
Membawa kami berani mendaki gunung yang tinggi
Membawa kami sejajar di atas kaki yang mandiri
Literasi Ubah Negeri
Oleh: Khanipan
Dulu kau diam diri di rumah
Namun kini menduduki berbagai ranah
Kau perjuangkan emansipasi
Majukan bangsa dengan budaya literasi
Kau tuntun mereka yang buta aksara
Ajari mereka bagaimana membaca
Bukan untuk kesombongan
Namun demi kemajuan peradaban
Berawal dari Ini Bapak Budi Ini Ibu Budi
Suaramu terdengar lirih
Namun mampu mengubah negeri
Dengan literasi kau paparkan tujuan diri
Berbakti pada negeri
Mengharumkan nama pertiwi
Untuk kejayaan kini dan nanti
Bekali negeri dengan literasi
Untuk bersaing di globalisasi
Semua berkat emansipasi
Yang kau perjuangkan dari dulu hingga kini
Perempuan itu Buku
Oleh: Sio Hutasoit
Apa kau tahu? Jika perempuan itu buku.
Tintanya biru teduh. Perempuan itu Gudangnya Ilmu. Isinya tak hanya asmara candu, namun arti dari tulus Pengorbanan tanpa keluh. Walau dituntut harus sempurna sungguh, Namun… Perempuan tahu nikmatnya berdiri teguh, tanpa kompromi waktu.
Di dalam buku akan kau temukan cerita tentang cinta yang utuh
Walau hidup tak semanis madu, tangis menderu bahkan sakit berdentum
Tapi tak pernah ia tulis bahwa hidup sepahit empedu.
Hanya ada bait tentang nyanyian syukur
Sayangnya, Buku itu tak bisa kau beli dengan sekuntum bunga warna ungu. Tapi tawarlah dengan rindu yang sudah kau pupuk. Tenang saja, tak perlu ragu…
Karena, dari buku itu akan kau temukan bahwa perempuan adalah pangkal restu
Juga sajak-sajak tentang doa ibu Yang tiap hari ia tulis dengan tangguh
Perempuan tak pernah layu Perempuan itu Buku Perempuan itu aku.
Ketika Puan Merapal Aksara
Oleh: Ratna Agustina
Ketika puan merapal aksara
Seiring lembaran-lembaran yang terbuka
Kesadaran menyeruak dalam sahaja
Akan sebuah peran yang disandangnya
Bahwa hidup adalah tentang memberi makna
Ketika puan merapal aksara
Keluarga menjadi tempat pertama
Menabur benih cinta akan membaca
Bermula dari teladan yang kasat mata
Memantik bara seiring pembiasaan yang ditata
Ketika puan merapal aksara
Bersama bersekutu menyatukan asa
Memproyeksikan keberaksaraan bangsa
Dengan meramu pola untuk lebih berdaya
Bunga rampai karsa dalam oleh nyata
Ketika puan merapal aksara
Khazanah cinta itu elok menjelma
Di balik bilik taman bacaan yang tercipta
Seiring budaya tutur yang kian mengemuka
Membaca nyaring dan mendongeng jadi primadona
Ketika puan merapal aksara
Ada gelora yang terus membara
Tatkala yang tersirat itu tersurat dalam tinta
Pada lembaran yang tak lekang oleh sangkala
Di mana puan menuliskan renjana
Emansipasi Wanita
Raden Ajeng Kartini
Kau adalah wanita yang lahir di masa penjajahan
Seorang gadis cantik yang tumbuh dengan penuh perjuangan
Kau perjuangkan nasib wanita di negeri ini
Kini perjuanganmu telah berbuah manis
Coba kau lihat saat ini
Tak ada lagi wanita yang menderita
Tak ada lagi wanita yang tidak boleh bekerja
Karena sekat pembatas itu telah kau robohkan
Kini semua wanita bahagia
Karena mereka bebas untuk meraih cita
Bahkan wanita kini memiliki peran utama di mata dunia
Kartini Pengejar Mimpi
Oleh: Afif Maulana
Kartini pengejar mimpi
Menyusuri bukit penuh duri
Memikul mimpi yang terangkai suci
Semangatnya membelah langit dan bumi
Menggoreskan pena di dalam hati
Kartini-kartini pengejar mimpi
Terbangkan nama ibu pertiwi
Melangkah kaki di atas lautan api
Tak gentar walau musuh menghalangi
Melangkah kaki dalam kesunyian diri
Kartini yang senantiasa mengejar mimpi
Takkan lupa akan janji sucinan abadi
Senantiasa menari sepanjang khatulistiwa
Senantiasa mengukir seluas samudera
Senantiasa bersimpuh dalam doa
Kartini-kartini pengejar mimpi
Ciptakan sejarah sepanjang masa
Tiupkan seruling syahdu irama
Sinarkan lentera terangi cakrawala
Berjuang dalam sepenuh nyawa
Kartini-kartini pengejar mimpi
Engkaulah wajah-wajah ibu pertiwi
Demikian tadi contoh puisi-puisi Kartini. Semoga bermanfaat. (Z-2)