
IndonesiaDiscover.com – Arus mudik melewati jalur pantai utara (pantura) Jawa dari arah Jakarta ke Jawa Tengah didominasi kendaraan roda dua. Pemudik menggunakan sepeda motor dengan alasan lebih praktis, leluasa, dan hemat biaya.
Umumnya, mereka membawa ransel, duffle bag, atau kotak kardus yang diangkut di kendaraan masing-masing. Tak jarang, mereka menempelkan kata-kata maupun pesan lucu yang ditulis di barang bawaannya. Fenomena itu menjadi hiburan bagi para pemudik lainnya.
Misalnya, yang ditulis Budy Suprianto saat ditemui tim Pulang Kampung Indonesia Discover di Cirebon, Jawa Barat, kemarin (8/4). Dia menulis, “Durung sukses sing penting mudik Lurr… Jaga jarak bolo, driver e ngantukan. Jakarta-Solo loss Lur”.
Baca Juga: Perfeksionis hingga Disiplin, Ini 4 Zodiak Paling Terorganisir, Sosoknya Teliti dan Jadi Perencana yang Hebat
Pesan itu menyiratkan bahwa tidak harus menjadi sukses untuk sekadar mudik. Karena, bagi orang tua kita, anak merupakan harta yang paling berharga. Artinya, kedatangan anak di kampung, apalagi di momen lebaran, merupakan saat yang sangat ditunggu-tunggu bagi mereka.
“Kalau motivasi (nulis ini) untuk orang tua sih. Orang tua tinggal ibu. Intinya mau punya duit atau nggak, orang tua itu butuh anaknya. Serius itu,” ungkapnya.

Pemudik yang melintas di jalur pantura. (HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS)
Budy dari Jakarta hendak mudik ke Solo. Membawa istri dan dua anak. Dia memilih berangkat dari rumah Minggu (7/4), sekitar pukul 23.00. “Karena lebih nyaman. Jalanan juga cenderung sepi,” ujarnya.
Ada pula, Tri Ngatmawan yang ditemui di Brebes, Jawa Tengah. Dia bersama istri mudik membawa 19 ketupat yang diikat bersama barang bawaannya di bagian belakang. Berangkat dari Tangerang menuju ke kampung di Tegal.
Baca Juga: H-1 Lebaran, Arus Mudik Penyeberangan ke Bakauheni Mulai Landai
Menurut dia, mudik sambil membawa ketupat membuat perjalanan menyambut lebaran lebih berkesan. “Apalagi kami orang Jawa, (ketupat) itu supaya lebih khas. Tapi ini belum ada isinya. Cuma kalau masih layak waktu sampai di rumah, ya dipakai. Diisi beras untuk makan bareng keluarga,” beber pria yang akrab disapa Maman itu.
Ada pula pemudik yang juga terpantau di kawasan Brebes yang di tas ranselnya tertempel kertas dengan tulisan Rp 271 T. Seolah menyindir tersangka kasus korupsi tata kelola timah yang ditangani Kejaksaan Agung yang merugikan negara Rp 271 triliun. (han/c7/ttg)