
Indonesia Discover –
Tahun pertama sebagai orang tua datang dengan banyak pertanyaan tentang waktu. Kapan bayi mulai berguling? Bagaimana kalau tidur sepanjang malam? Imunisasi apa yang dibutuhkan bayi dan kapan? Dan ketika membahas topik makanan, pertanyaan tentang pengenalan potensi alergen makanan adalah pertanyaan besar.
Di bawah ini, kami menjelaskan kapan harus mulai memperkenalkan alergen makanan yang umum kepada anak Anda, faktor-faktor utama yang harus diwaspadai, dan kapan harus menemui dokter jika Anda mencurigai adanya alergi makanan.
Bayi sebaiknya dikenalkan dengan makanan yang menyebabkan alergi sejak dini
Dulu, orang tua disarankan untuk menunggu selama satu atau dua tahun sebelum memperkenalkan makanan yang menyebabkan alergi pada bayinya. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa hal ini sebenarnya tidak memiliki efek perlindungan apa pun. Faktanya, penelitian terbaru ini menunjukkan bahwa paparan dini dan teratur terhadap makanan yang menyebabkan alergi (seperti susu, telur, kacang tanah, kacang pohon, kedelai, gandum atau makanan laut) sebenarnya dapat mencegah perkembangan alergi terkait, bahkan pada bayi dengan alergi tinggi. risiko alergi.
Meskipun demikian, memasukkan alergen selalu membawa risiko reaksi alergi. Pendekatan yang paling aman adalah berkonsultasi dengan dokter anak anak Anda untuk memastikan Anda memiliki semua informasi yang diperlukan sebelum memulai. Jika bayi Anda berisiko lebih tinggi terkena alergi makanan, dokter anak mungkin merekomendasikan evaluasi alergi atau metode khusus untuk mengenalkan alergen tertentu.
Bayi mana yang paling berisiko terkena alergi
Alergi bisa diturunkan dalam keluarga. Jadi jika Anda, orang tua lain dari bayi Anda, atau saudara dari bayi Anda memiliki alergi, bayi Anda dianggap memiliki sedikit peningkatan risiko terkena alergi makanan.
Faktor risiko alergi makanan yang paling kuat adalah jika bayi Anda menderita atau pernah mengalami eksim atau reaksi alergi langsung terhadap makanan apa pun, termasuk reaksi terhadap ASI akibat pola makan menyusui Anda. 40-50% anak-anak di Amerika Serikat yang menderita alergi makanan mempunyai alergi terhadap berbagai jenis makanan.
Kapan Anda bisa mengenalkan alergen makanan pada bayi Anda
Dengan persetujuan dokter anak, Anda dapat mulai memasukkan alergen ke dalam makanan bayi Anda setelah mereka dapat menoleransi beberapa makanan berbeda (seperti sereal bayi dan buah serta sayuran yang dihaluskan atau dihaluskan). Seorang bayi umumnya siap untuk mulai mencoba makanan selain ASI atau susu formula antara usia 4-6 bulan, ketika ia:
- Dapat duduk, dengan atau tanpa dukungan
- Miliki kendali yang baik atas kepala dan lehernya
- Ambil benda dan dekatkan ke mulutnya
- Pindahkan makanan ke belakang lidahnya untuk ditelan
Cara memasukkan alergen ke dalam makanan bayi
Ada strategi yang sudah mapan untuk memperkenalkan alergen. Namun sekali lagi, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter anak anak Anda sebelum Anda mulai. Mereka akan memberi Anda rekomendasi khusus untuk bayi Anda.
1. Mulailah dari yang kecil
Saat memperkenalkan makanan yang menyebabkan alergi kepada bayi, gunakanlah dalam jumlah kecil dan pilih satu per satu. Hal ini meminimalkan risiko pada bayi Anda dan memudahkan untuk mengetahui apakah makanan tersebut adalah penyebab suatu reaksi. Misalnya, Anda bisa memulai dengan mencampurkan 1/4 sendok teh (sdt) selai kacang halus atau telur matang ke dalam makanan biasa bayi Anda.
2. Beri waktu
Memberi bayi Anda makanan yang mengandung alergen pada makanan pertama mereka di hari itu akan sangat membantu, karena reaksi alergi bisa memakan waktu hingga sekitar dua jam untuk muncul. Jika bayi Anda tidak bereaksi terhadap dosis awal, tingkatkan jumlahnya secara bertahap (misalnya 1/4 sdt lagi) pada setiap porsi berikutnya. Jika masih tidak ada reaksi setelah 3-5 hari, Anda bisa mulai menguji alergen makanan lain. Namun, penting untuk tetap memberi bayi Anda makanan apa pun yang menyebabkan alergi sehingga ia tidak bereaksi 2-3 kali seminggu untuk menjaga toleransinya.
Jika bayi Anda tampak bereaksi terhadap makanan baru, segera hentikan pemberian makanan tersebut. Jika reaksinya ringan, hubungi dokter anak bayi Anda untuk mengetahui langkah selanjutnya. Jika reaksinya tampak parah atau memengaruhi pernapasan bayi Anda, hubungi 911.
Gejala reaksi alergi ringan pada bayi dapat berupa:
Reaksi alergi sedang pada bayi dapat mencakup gejala-gejala di atas, bersama dengan:
- Pembengkakan pada bibir, mata atau wajah
- Diare atau muntah
- Perubahan perilaku (seperti tiba-tiba menjadi sangat rewel)
Gejala reaksi alergi parah pada bayi antara lain:
- Pembengkakan pada tenggorokan atau lidah (yang dapat menyebabkan air liur)
- Nafas sulit atau mengi
- Batuk
- Perubahan atau kesulitan bersuara atau menangis
- Kulit pucat
- lemas
Perlu panduan lebih lanjut seputar alergi bayi? Bicaralah dengan ahlinya
Mengetahui apakah anak Anda memiliki alergi makanan – dan jika ya, yang mana – adalah bagian penting dari menjadi orang tua. Ini adalah informasi yang membantu Anda menjaga anak Anda tetap aman dan nyaman saat mereka tumbuh dan menjelajahi dunia di sekitar mereka.
Jadi, jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang risiko alergi pada bayi Anda atau cara melakukan tes alergi, bicarakan dengan pakar kesehatan anak seperti dokter anak Anda. Mereka dapat melihat riwayat keluarga dan kesehatan anak Anda, membuat rekomendasi awal dan merujuk Anda ke ahli alergi jika perlu.