
“Kita akan mengambil kebijakan untuk sekarang ini kapal dari Merak ke Bakauheni hanya untuk menurunkan penumpang, dan akan langsung kembali ke Merak. Kemudian untuk layanan bongkar dan muat dilakukan hanya dari Ciwandan ke Bakauheni atau Ciwandan ke Panjang,” ujar Menko PMK Muhadjir dalam keterangan tertulis, Minggu (7/4).
Namun, menurut Menko pihaknya masih akan melihat perkembangan dari kebijakan itu. Mengingat saat ini trafik pemudik masih cukup tinggi.
“Akan dilihat perkembangannya, sementara ini tidak ada lagi skema 7-3 atau 4-3 tidak ada, kemudian untuk layanan bongkar muat itu hanya dari Ciwandan ke Bakauheni, atau ke Panjang, ” imbuh Menko Muhadjir.
Menhub Budi Karya mengatakan bahwa dalam mengurai kepadatan di Merak, pihaknya akan memaksimalkan pengoperasian Pelabuhan Panjang, Lampung sebagai jalur alternatif penyeberangan untuk melayani pemudik ketika terjadi kepadatan.
“Kami maksimalkan Pelabuhan Panjang di Tanjung Karang, Lampung. Jadi akan dibuat rute ke Panjang, baik dari Bakahueni maupun Ciwandan. Nanti dipilah peruntukannya. Karena, jika ke Panjang maka menghemat hampir 1 jam perjalanan bagi yang ingin ke Ibu Kota Lampung. Ini sangat positif,” tuturnya.
Dilihat di CCTV tersebut, antrean panjang kendaraan terpantau mengular mulai dari KM 96+500 Jalan Tol Tangerang-Merak, pintu masuk Gerbang Tol Merak hingga exit tol Merak.
Pantauan di lapangan, Minggu (7/4), macet panjang dimulai sejak dari tol menuju GT Merak, Gerem dan akses masuk pelabuhan.
“Macet juga dialami sendiri oleh kami yang mulai terkena macet sejak pukul 04.00 WIB dan baru masuk ke Pelabuhan pukul 16.30 WIB,” dikutip dari akun Instagram tersebut.
Imbas kemacetan itu, rekayasa lalu lintas pun dilakukan oleh Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri dengan menerapkan delay sistem. Salah satunya seperti dilakukan di Rest Area KM 43 Jalan Tol Tangerang-Merak.