
“Lebih baik presiden betul-betul menarik diri dari campur tangan Pilpres ini, supaya tetap seperti yang diharapkan masyarakat. Ini pesta rakyat, dengan uang rakyat,” kata Connie dalam acara diskusi bertajuk ‘Mimbar Keprihatinan Bangsa dan Seruan Kebangsaan Purnawirawan TNI-Polri di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (9/2).
“Jadi mohon ya kan, disuruh cuti nggak mau, disuru mundur nggak mau, paling tidak sekarang stoplah gunakan hati nurani,” sambungnya.
Connie pun menyoroti munculnya kritik dari akademisi dan mahasiswa yang menyuarakan Pemilu 2024, dapat berjalan jujur dan adil. Ia menekankan, gerakan itu bukan bagian dari partisan atau memihak salah satu pasangan calon (paslon) tertentu.
Menurutnya, sikap akademisi dan juga para purnawirawan TNI-Polri karena jiwa mereka terpanggil melihat situasi bangsa yang tidak baik-baik saja.
“Tetapi ketika jiwa kita terpanggil, ada yang salah dari kita bertatanegara, dari mulai MK itu, misalnya mau kampanye dengan background TNI, dan sebagainya. Kalau kita turun tangan bukan berarti partisan, seorang akademisi itu ada dimana-mana karena tugasnya menjadi guru bangsa,” cetus Connie.
Lebih jauh, Connie menekankan dirinya tidak terima bahwa akademisi yang turut menyuarakan keprihatinan demokrasi dianggap partisan.
“Jadi kita nggak terima, sekarang bayangkan keprihatinan dari para purnawirawan TNI, mantan kepala Staf ini mau dibilang partisan juga? Keterlaluan,” pungkas Connie.
Reporter: Muhamad Ridwan
Caption: Akademisi yang juga Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie dalam acara diskusi bertajuk ‘Mimbar Keprihatinan Bangsa dan Seruan Kebangsaan Purnawirawan TNI-Polri di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (9/2).