IndonesiaDiscover –
BERBAGAI riset yang dilakukan Universtas Tarumanagara (Untar), termasuk satu riset unggulan karya Rektor Untar Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, telah berkontribusi dalam mempertahankan posisi tertinggi Untar sebagai universitas dengan Klaster Mandiri untuk kinerja penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PKM). Tahun ini merupakan tahun keenam Untar masuk dalam klaster Mandiri.
Berdasarkan data Kemendikbudristek, terdapat 943 perguruan tinggi penyelenggara pendidikan akademik di seluruh Indonesia yang masuk klasterisasi dengan empat tingkatan, yaitu Mandiri, Utama, Madya, dan Pratama. Untar menjadi salah satu dari 12 perguruan tinggi swasta dan 47 perguruan tinggi yang masuk klaster Mandiri.
Agustinus mengungkapkan Untar secara aktif melaksanakan penelitian, PKM, dan publikasi dalam rangka mendukung kinerja Untar serta mendukung pencapaian 17 tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) untuk mewujudkan pembangunan dunia bagi kesejahteraan manusia
secara global. Salah satu penelitian yang dikembangkan dan mendapatkan hibah dari Kemendikbudristek adalah pemanfaatan potensi lokal Indonesia untuk pembuatan prosthesis (kaki palsu) berbahan dasar serat alam.
“Kaki palsu yang merupakan hasil penelitian ini memberi manfaat karena menggunakan potensi lokal Indonesia yang melimpah seperti serat bambu atau rotan yang belum termanfaatkan secara optimal, dapat didaur ulang, dan ramah lingkungan. Selain itu, pastinya produk yang dihasilkan ini berbiaya murah sehingga terjangkau bagi masyarakat,” tegas Agustinus.
Ia mengatakan bahwa produk penelitian berupa kaki palsu ini telah digunakan oleh seorang karyawan yang mengalami keterbatasan fisik sejak 2010. Karyawan tersebut terpaksa kehilangan kaki kanannya akibat kecelakaan lalu lintas.
“Produk kaki palsu dari serat alam sangat kuat dan nyaman untuk digunakan. Terlebih dalam melakukan aktivitas sehari-hari untuk bekerja dengan mengendarai sepeda motor,” kata Umar, salah satu pengguna prosthesis hasil penelitian Agustinus.
Selain prosthesis, Agustinus juga telah banyak melakukan penelitian bidang komposit serat alam untuk pengembangan berbagai produk alternatif bersama tim peneliti lintas negara. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa dibutuhkan kolaborasi untuk menghasilkan suatu karya yang hebat.
Penelitian yang melibatkan perguruan tinggi dari Indonesia dan Malaysia, antara lain, Untar, Universiti Malaysia Pahang, INTI International University, Universitas Negeri Semarang (Unes), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Islam Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM), dan Politeknik Negeri Lhokseumawe tersebut, telah menghasilkan sejumlah publikasi di jurnal terindeks scopus Q1.
Menurutnya, penelitian dan PKM penting untuk membangun reputasi sekaligus sebagai kontribusi Untar dalam pengembangan ilmu dan teknologi yang dibutuhkan oleh masyarakat. “Untar terus akan memfasilitasi semua dosen dan mahasiswa sesuai dengan kemampuan yang ada untuk menghasilkan karya bereputasi dalam mendukung kinerja penelitian, PKM dan publikasi, baik internal Untar, maupun kolaborasi antarperguruan tinggi dalam dan luar negeri,” pungkas Rektor. (RO/R-2)
BERBAGAI riset yang dilakukan Universtas Tarumanagara (Untar), termasuk satu riset unggulan karya Rektor Untar Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, telah berkontribusi dalam mempertahankan posisi tertinggi Untar sebagai universitas dengan Klaster Mandiri untuk kinerja penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PKM). Tahun ini merupakan tahun keenam Untar masuk dalam klaster Mandiri.
Berdasarkan data Kemendikbudristek, terdapat 943 perguruan tinggi penyelenggara pendidikan akademik di seluruh Indonesia yang masuk klasterisasi dengan empat tingkatan, yaitu Mandiri, Utama, Madya, dan Pratama. Untar menjadi salah satu dari 12 perguruan tinggi swasta dan 47 perguruan tinggi yang masuk klaster Mandiri.
Agustinus mengungkapkan Untar secara aktif melaksanakan penelitian, PKM, dan publikasi dalam rangka mendukung kinerja Untar serta mendukung pencapaian 17 tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) untuk mewujudkan pembangunan dunia bagi kesejahteraan manusia
secara global. Salah satu penelitian yang dikembangkan dan mendapatkan hibah dari Kemendikbudristek adalah pemanfaatan potensi lokal Indonesia untuk pembuatan prosthesis (kaki palsu) berbahan dasar serat alam.
“Kaki palsu yang merupakan hasil penelitian ini memberi manfaat karena menggunakan potensi lokal Indonesia yang melimpah seperti serat bambu atau rotan yang belum termanfaatkan secara optimal, dapat didaur ulang, dan ramah lingkungan. Selain itu, pastinya produk yang dihasilkan ini berbiaya murah sehingga terjangkau bagi masyarakat,” tegas Agustinus.
Ia mengatakan bahwa produk penelitian berupa kaki palsu ini telah digunakan oleh seorang karyawan yang mengalami keterbatasan fisik sejak 2010. Karyawan tersebut terpaksa kehilangan kaki kanannya akibat kecelakaan lalu lintas.
“Produk kaki palsu dari serat alam sangat kuat dan nyaman untuk digunakan. Terlebih dalam melakukan aktivitas sehari-hari untuk bekerja dengan mengendarai sepeda motor,” kata Umar, salah satu pengguna prosthesis hasil penelitian Agustinus.
Selain prosthesis, Agustinus juga telah banyak melakukan penelitian bidang komposit serat alam untuk pengembangan berbagai produk alternatif bersama tim peneliti lintas negara. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa dibutuhkan kolaborasi untuk menghasilkan suatu karya yang hebat.
Penelitian yang melibatkan perguruan tinggi dari Indonesia dan Malaysia, antara lain, Untar, Universiti Malaysia Pahang, INTI International University, Universitas Negeri Semarang (Unes), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Islam Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM), dan Politeknik Negeri Lhokseumawe tersebut, telah menghasilkan sejumlah publikasi di jurnal terindeks scopus Q1.
Menurutnya, penelitian dan PKM penting untuk membangun reputasi sekaligus sebagai kontribusi Untar dalam pengembangan ilmu dan teknologi yang dibutuhkan oleh masyarakat. “Untar terus akan memfasilitasi semua dosen dan mahasiswa sesuai dengan kemampuan yang ada untuk menghasilkan karya bereputasi dalam mendukung kinerja penelitian, PKM dan publikasi, baik internal Untar, maupun kolaborasi antarperguruan tinggi dalam dan luar negeri,” pungkas Rektor. (RO/R-2)