IndonesiaDiscover –
PT Bridgestone Tire Indonesia (BTI) menatap pasar otomotif 2023 yang tersisa dalam hitungan bulan dengan positif. Pabrikan ban asal Jepang ini mengungkapkan akan terus memberikan inovasi melalui produk serta layanan yang dibutuhkan konsumen di dalam negeri.
Salah satu yang ramai dibahas adalah tren kendaraan listrik. Bridgestone selaku produsen ban kelas dunia tidak ingin ketinggalan untuk menawarkan produk khusus ban EV di Indonesia.
Namun menurut Mukiat Sutikno, Presiden Direktur PT BTI, pihaknya tidak ingin buru-buru dalam menghadirkan produk ban terbaru. Saat ini Bridgestone tengah melakukan riset dan pengembangan terhadap pasar kendaraan ramah lingkungan tersebut.
“Ban untuk EV tentu ada. Saya tidak bisa bilang pastinya kapan, tapi kemungkinan tahun ini. Tapi kembali, kami tekankan bahwa Bridgestone sudah punya teknologi (ban untuk EV), namun kita tidak bisa buat produk yang langsung jadi. Harus ada riset yang pas untuk produk tersebut memenuhi kebutuhan EV,” ucap Mukiat, Rabu (13/9).
Mukiat menjelaskan, kinerja motor listrik EV yang dominan membuat ban harus mendukung performa tersebut. Selain itu ban khusus kendaraan listrik sudah pasti punya beberapa ciri.
Salah satunya adalah kesenyapan. Menurut Mukiat, EV yang sudah hening tidak bisa dipasangkan dengan ban yang berisik. Ini tentu akan membuat kenyamanan berkendara jadi berkurang.
Selain itu, ban kendaraan listrik harus memiliki nilai rolling resistance yang rendah. Ini akan membuat konsumsi daya lebih efisien dan membuat jarak motor EV bepergian lebih jauh.
Mukiat menjelaskan pengembangan ban khusus kendaraan listrik ini nantinya tidak dikhususkan untuk satu model. Model kendaraan EV populer di Indonesia saat ini dipegang Wuling Air ev yang menggunakan pelek berukuran 12 inci, ukuran yang tidak lazim bagi kendaraan secara umum.
“Pengembangannya pasti kita lihat untuk semua model. Selain itu kita mungkin samakan dengan produk yang kita ekspor, apakah ada ukuran yang sama dengan negara lain. Ukuran 12 inci juga kita ada, tapi kami kembali lagi, melihat kecocokan untuk market dan kondisi jalan di Indonesia,” ucap Mukiat.
Baca Juga: Langkah Bridgestone Sambut Era EV dan Ekonomi pada 2023
Ban Komersial
Bridgestone juga berterima kasih pada pasar komersial yang kembali menggeliat. Mukiat menjelaskan, saat ini tren ban untuk kendaraan komersial mengikuti kebutuhan pengusaha yang bisnisnya tengah naik daun.
Sebut saja jenis ban bias yang beberapa tahun lalu lebih banyak dipilih pengusaha, kini berganti dengan ban radial. Salah satunya karena makin banyaknya jalan tol yang mayoritas digunakan kendaraan niaga ini bepergian, dimana kontur jalan mulus lebih menguntungkan buat ban radial.
“Kalau kita lihat kemungkinan 10 sampai 20 tahun ke depan, karena drastisnya jalan tol, maka bisnis komersial bergerak ke ban radial,” ucap Mukiat.
Bridgestone juga merasakan dampak recovery cepat yang dibawa pasar niaga mempengaruhi pendapatan mereka. Sekitar 4-5 persen pendapatan Bridgestone berasal dari pasar niaga, dimana terbesar masih di jenis kendaraan penumpang dan ekspor.
“Pengembangan di sektor niaga terus dilakukan, lewat riset dan R&D kami di Thailand. Ini karena bicara Indonesia, selain satu pulau beda karakter jalan, jadi penting bagi kami untuk bisa memenuhi kebutuhan beragam kondisi jalan tersebut,” ucap Mukiat.
Sempat mengalami isu kesulitan bahan baku, kini Bridgestone menatap positif kondisi yang lebih baik. Saat ini pabrik Bridgestone di Karawang dan Bekasi telah menggunakan bahan baku lokal sebanyak 55 persen dan dari sini produk Bridgestone dikirim ke sekitar 70 negara, termasuk Jepang yang memiliki standar ketat. (STA/ODI)
Baca Juga: Bridgestone Turanza Terpilih Jadi Ban Resmi untuk Toyota All New Veloz