IndonesiaDiscover –
Perubahan iklim merupakan isu global yang memberi dampak besar. Maka dari itu Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melihat konsep green industry menjadi program prioritas strategis untuk diimplementasikan. Apalagi mereka telah menerbitkan Peta Jalan Pengembangan Kendaraan Listrik Berbasis Baterai. Diharapkan ekosistemnya terus berkembang. Juga menjadi kunci dalam pengembangan komponen vital seperti baterai, motor listrik dan converter.
Untuk permintaan global EV, diperkirakan mencapai 55 juta unit pada 2024. Penggunaan EV sebagai alat transportasi sehari-hari di Indonesia juga menunjukkan tren peningkatan. Hal ini mendorong bertambahnya permintaan atas baterai berbahan lithium.
“Kemenperin telah membuat peta jalan pengembangan baterai di bidang ini, termasuk baterai kendaraan listrik dan lainnya. Salah satu hal yang ingin dicapai pada 2030 adalah kendaraan listrik, memiliki efisiensi tinggi dan local content sekitar 80 persen,” ucap Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian dalam keterangan resmi.
Demi mencapai target ini, pemerintah mengaku telah menetapkan kebijakan progresif. Termasuk pemberian stimulus fiskal dan insentif. Serta mendorong penggunaan kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional sehari-hari untuk entitas pemerintah pusat maupun daerah. Dalam hal ini, mereka menjalankan dua kebijakan utama guna mengakselerasi penggunaan EV.
Baca juga: Perkuat Ekosistem EV, Hyundai Bangun Charging Station di Jaringan Lippo Malls Indonesia
Yang pertama, dengan mengeluarkan bantuan pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) roda dua. Tapi harus memenuhi persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri minimal 40 persen. Kedua, memberikan potongan PPN DTP sebesar 5-10 persen untuk KBLBB roda empat dan bus elektrik. Ini diberikan berdasar kandungan lokal dimiliki.
Kemenperin juga bekerja sama dengan perusahaan yang bertanggung jawab untuk memproduksi baterai kendaraan listrik. Di antaranya Indonesia Battery Corporation (IBC), sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berperan penting dalam ekosistem Battery Electric Vehicle (BEV) dan EV di Indonesia. Langkah-langkah strategis ini dibilang turut mendukung visi Indonesia menjadi pemimpin dalam industri kendaraan listrik.
Saat ini terdapat sekitar 50 perusahaan yang mengembangkan EV di Indonesia. Adapun total investasi ditanam mencapai lebih dari US$200 juta atau sekitar Rp3 triliun. Pemerintah telah menetapkan target satu juta kendaraan roda empat EV pada 2035. Konon setara dengan penghematan sekitar 12,5 juta barel BBM dan mengurangi CO2 sebesar 4,6 juta ton. Selain itu, ditargetkan 12 juta unit kendaraan listrik roda dua maupun tiga beroperasi pada 2025. Atau setara penghematan 18,86 juta barel BBM dan pengurangan 6,9 juta ton CO2.
Lantas, Kemenperin juga mendukung pelaksanaan Indonesia Sustainability Forum (ISF), diselenggarakan pada 7-8 September 2023 dengan berpartisipasi di sesi Accelerating the New Energy Vehicle to Transform the Automotive Industry. Indonesia Sustainability Forum (ISF) merupakan wadah utama tahunan yang bertujuan untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan.
ISF diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN). Mereka menawarkan peluang bagi para pemangku kepentingan global untuk berkolaborasi dan berdialog. Forum ini melibatkan berbagai pihak. Ada perusahaan swasta, lembaga multinasional, asosiasi, think tank, organisasi masyarakat sipil dan organisasi filantropi. Semua ambil bagian penting dalam mencapai tujuan keberlanjutan.
(ALX/TOM)
Baca juga: Kelengkapan Fitur DFSK Seres E1 Seharga Rp189 Juta