Sosial Budaya Indonesia.go.id – Ketika Bulan Menghipnotis Dunia

Indonesia.go.id – Ketika Bulan Menghipnotis Dunia

1
0

  Lembaga Antariksa AS menyebutkan bahwa bulan Juli 2023 akan banyak terjadi fenomena di langit. Satu di antaranya adalah Supermoon. NASA

Ketika Bulan Menghipnotis Dunia

Fenomena Supermoon terjadi pada Juli, Agustus, hingga September 2023. Bulan terlihat lebih besar dan terang. Menghadirkan keindahan kosmos yang langka.

Sesekali, lihatlah langit malam, pada hari-hari di awal Juli ini! Anda bakal mendapatkan pemandangan indah. Anda akan menjadi saksi, kejadian alam langka: Supermoon!

Apa itu? Ahli astronomi Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat alias NASA  menjelaskan, supermoon hanya terjadi tiga sampai empat kali per tahunnya, dan selalu terjadi berturut-turut.

Supermoon terjadi saat ketika orbit bulan berada pada jarak paling dekat dengan bumi (perigees). Akibatnya, rupa bulan menjadi terlihat lebih besar, lebih dekat, dan lebih bercahaya. Maka banyak yang menyebutnya sebagai supermoon.

Seperti dilaporkan solarsystem.nasa.gov, fenomena Supermoon terjadi pada saat purnama dan jajaran perigees bersamaan. Lantas kapan itu terjadi? Juli 2023 ini bisa dibilang sebagai bulan yang penuh dengan fenomena langit.

Sejak Sabtu (1/7/2023) akhir pekan lalu, bintang paling terang di konstelasi Scorpius, Antares berada di dekat Bulan. Sayang, fenomena ini hanya bisa diamati oleh mereka yang tinggal di wilayah Benua Amerika, itu pun harus dengan menggunakan binokuler atau teleskop.

Di hari yang sama, Planet Neptunus memulai putaran retrogade-nya hingga awal Desember nanti. Efeknya, Planet Neptunus yang tampak seperti piringan biru kecil samar-samar akan bisa diobservasi lewat teleskop dari wilayah langit bagian tenggara.

Siklus retrograde terjadi ketika Bumi, dalam orbit yang lebih cepat dan dekat dengan Matahari, melewati planet-planet luar “di bagian dalam lintasan”. Ujungnya, planet-planet tersebut tampak bergerak mundur.

 

Istimewanya Bulan Juli 2021

Fenomena langit berikutnya di Juli ini adalah Supermoon. Kejadiannya pada 3 Juli 2023. Berkah keindahan alam itu, kata peneliti astronomi dan astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Clara Yono Yatini, dapat disaksikan warga di seluruh Indonesia.

Dikutip  Kompas (26/6/2023), masih kata Yatini, total ada empat fenomena Supermoon di tahun ini. Selain terjadi pada 3 Juli 2023, juga akan terjadi pada 1 Agustus 2023, 31 Agustus 2023, dan 29 September 2023.

Selain fenomena Supermoon, pada Juli 2023, tepatnya di 18 Juli, Bulan akan memasuki fase bulan baru. Sebagaimana unggahan akun ORPA BRIN, fase bulan baru adalah kondisi saat seluruh permukaan Bulan yang menghadap Bumi tidak memantulkan cahaya Matahari.

Fenomena ini juga menjadi penanda tuntasnya satu putaran Bulan mengelilingi Bumi (ijtimak atau konjungsi) yang bisa jadi penanda tahun baru Hijriah alias masuk Muharam.

 

Efek Supermoon pada Bumi?

Meski begitu, menurut Clara, karena faktor kedekatannya, pengaruh Supermoon relatif lebih kuat pada bumi dibanding biasanya. Misalnya, aktivitas pasang surut lautan lebih tinggi, begitu juga gejala alam lainnya, seperti aktivitas geologi bumi.  

Meski masih dalam perdebatan, sejumlah ahli percaya fenomena Bulan juga berpengaruh pada perilaku hewan. Misalnya, saat Bulan memasuki orbit tertentu, mereka lebih aktif atau lebih buas daripada biasanya. Aktivitas Bulan juga dipercaya berpengaruh pada budaya masyarakat tertentu. Misalnya fenomena “birthing moon” atau bulan kelahiran atau “harvest moon” (bulan panen).

Selain itu, Supermoon juga menawarkan pemandangan malam yang indah bagi sebagian orang. Menyaksikan Supermoon, berarti Anda menikmati keindahan, sekaligus saksi keajaiban dan keagungan kosmos yang langka. (*)

 

Penulis: Dwitri Waluyo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari


  Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber Indonesia.go.id


Source link

Tinggalkan Balasan