





Tahukah Sobat Pesona bahwa ada satu desa wisata yang dijuluki sebagai The Angel’s Village? Julukan tersebut memang pantas disematkan pada desa yang satu ini karena keelokan panoramanya yang lahir dari rahim alam dan diberkahi oleh para malaikat. Adalah Desa Wisata Ngilngof yang memiliki banyak potensi wisata, baik wisata alam maupun wisata religi yang ada di tengah-tengah masyarakat. Tidak heran jika Desa Wisata Ngilngof berhasil masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021.
Banyak sekali keindahan alam yang bisa Sobat Pesona nikmati di sini. Yuk, kenali lebih dalam fakta menarik dan juga keindahan surga tersembunyi di Desa Wisata Ngilngof!
Menuju Desa Wisata Ngilngof
Desa Wisata Ngilngof merupakan salah satu desa yang berada di Kepulauan Kei, tepatnya di Kecamatan Manyeuw, Kabupaten Maluku Tenggara. Desa wisata yang satu ini sudah menjadi destinasi favorit bagi wisatawan domestik maupun mancanegara, lho!
Untuk dapat berkunjung ke Desa Wisata Ngilngof, Sobat Pesona sebelumnya harus transit dahulu di Bandar Udara Internasional Pattimura, Ambon atau Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar sebelum akhirnya tiba di Bandara Karel Sadsuitubun Langgur.
Pilihan Wisata Alam yang Beragam
Wisata alam yang ada di Desa Wisata Ngilngof bisa disebut sebagai hidden gems yang ada di Kepulauan Kei, Maluku Tenggara. Deretan pantai dengan pasir putih siap menyapa Sobat Pesona.
Pertama, Pantai Ngurbloat atau biasa disebut dengan Pantai Pasir Panjang yang berada di kawasan pantai Desa Wisata Ngilngof atau sekitar 17 km dari Kota Langgur. Tak hanya keindahan panorama pantai yang berhiaskan birunya langit, gelombangnya yang ramah serta air lautnya yang jernih dan berwarna biru membingkai tempat ini dengan sempurna.
Butiran pasir pantainya yang halus membuat Pantai Ngurbloat dijadikan sebagai pemilik pasir pantai terhalus di Indonesia, Asia, bahkan dunia, menurut Ronald Teto, Manajer Pengelola Desa Wisata Ngilngof, yang mengacu pada hasil rilis National Geographic. Di sini Sobat Pesona bisa diving untuk menikmati keindahan beragam jenis biota laut yang juga menjadi ikon pariwisata dari Maluku Tenggara.
Kedua, Pantai Yenroa yang mempunyai pemandangan terbaik dengan taludnya di pesisir. Di sini Sobat Pesona dapat melihat dan merasakan sendiri dua keunikan alam yang ditawarkan yaitu saat air pasang dan surut. Saat air pasang, tempat ini menawarkan panorama yang indah dengan air laut yang tenang dan jernih. Sobat Pesona bisa berenang atau sekadar menyewa perahu tradisional untuk memancing dan melihat keindahan alam dengan mangrove di sekitarnya. Ketika surut, masyarakat sekitar menyebutnya dengan air meti, karena seketika pantai ini berubah menjadi kering dan dangkal. Jika surut, masyarakat setempat akan pergi membawa peralatan tradisional untuk menangkap ikan.
Ketiga, Pantai Ngur Faruan yang terletak di depan Desa Wisata Ngilngof. Pantai satu ini juga memiliki keindahan alam yang luar biasa. Deretan pohon kelapa yang rindang semakin menambah pesonanya.
Pantai ini disebut-sebut sebagai tempat pertama di mana masyarakat Ngilngof pertama kali datang dari kampung lama, sehingga Pantai Ngur Faruan ini memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Desa Ngilngof.
Selain deretan wisata pantainya, Desa Wisata Ngilngof juga memiliki potensi wisata alam lain seperti Danau Ablel yang merupakan salah satu danau yang ada di Pulau Kei Kecil. Ada juga spot menarik yang diapit oleh dua bukit yang padat akan pepohonan, yakni Teluk Howat.
Tak hanya itu, sekitar 15 menit dari Desa Wisata Ngilngof, Sobat Pesona juga dapat menuju ke Charitas Cottage untuk menikmati suasana mangrove di Ngilngof. Kawasan mangrove di Desa Wisata Ngilngof juga diproyeksikan akan menjadi pusat pohon bakau Maluku Tenggara dan menjadi destinasi ekowisata.
Wisata Budaya Turun-temurun
Selain wisata alamnya yang beragam, Desa Wisata Ngilngof juga memiliki deretan wisata tradisi dan budaya yang masih sangat kental, sehingga menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan yang berkunjung. Seperti tari sariat, tari sawat, tari panah, tari salib, tari belan, hingga ritual pengukuhan secara adat yang penuh dengan cerita-cerita legenda di baliknya.
Desa Wisata Ngilngof juga memiliki acara tahunan yang menarik perhatian wisatawan, yaitu Festival Meti Kei. Festival Meti Kei sendiri merupakan festival yang digelar dan terinspirasi dari tradisi Meti yang merupakan sebutan warga di Indonesia Timur untuk fenomena alam ketika air laut surut pada periode tertentu setiap tahunnya. Saat peristiwa itu terjadi, masyarakat di Maluku Tenggara berbondong-bondong menangkap ikan.
Pada Festival Meti Kei 2021 ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, turut membuka sekaligus mengumumkan Desa Wisata Ngilngof masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Mas Menteri juga berpesan kepada masyarakat Desa Wisata Ngilngof agar selalu menjadikan pencapaian ini sebagai motivasi dan dorongan untuk terus maju meningkatkan perekonomian daerah khususnya di bidang kepariwisataan dan ekonomi kreatif.
Untuk tetap mempertahankan budaya dan tradisi yang dimilikinya, Desa Ngilngof pun berupaya melakukan regenerasi pegiat seni. Jika dahulu hanya orang tua yang menampilkan musik dan tari tradisi, kini generasi muda pun ikut aktif dalam melestarikan musik dan tari tradisi setempat.
Wisata Rohani
Tidak hanya wisata alam yang dapat dinikmati di Desa Wisata Ngilngof, para wisatawan juga bisa menikmati wisata religi yang sangat kental karena desa wisata ini memiliki bangunan-bangunan yang ikonik.
Bangunan pertama yaitu Jejak Cinta Kasih di Goa Maria Elwew. Di sini Sobat Pesona akan diajak untuk menelusuri jejak cinta kasih Yesus di Goa Maria Elwew. Menurut penuturan warga sekitar, Jejak Cinta Kasih di Goa Maria Elwew ini menjadi saksi persembunyian dua pastor/misionaris dari kekejaman tentara Jepang yang berusaha mencari keberadaan para pemuka agama setempat.
Bangunan ikonik selanjutnya adalah Gereja Santa Maria Ngilngof. Menariknya, bangunan ini dibangun oleh seorang Muslim asal Semarang. Hal ini tentu menjadi bukti keberagaman yang sangat kuat di Desa Wisata Ngilngof.
Ketiga, Goa Maria depan Gereja Ngilngof. Halaman Goa Maria inilah yang menjadi saksi bisu masyarakat Desa Ngilngof disandera untuk dibakar hidup-hidup oleh tentara Jepang. Di tempat inilah masyarakat Desa Ngilngof mendapatkan cobaan dari Tuhan untuk memperjuangkan imannya.
Kearifan Lokal Masyarakat Desa
Masyarakat yang ada di sini sadar betul akan kelestarian alam Desa Wisata Ngilngof. Setiap minggunya, masyarakat di sekitar Pasir Panjang membersihkan area pantai. Setiap pedagang yang berjualan di Pasir Panjang juga menjaga kebersihan sekitar tempat berjualan, dari depan warung hingga bibir pantai.
Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai nelayan dan juga petani ubi-ubian. Ubi-ubian ini akan diolah kembali menjadi makanan khas Desa Wisata Ngilngof yaitu Embal. Beberapa produk ekonomi kreatif yang dihasilkan akan diperjual-belikan di Pusat Desa Woma yang merupakan pusat kegiatan masyarakat desa.
Jangan sampai terlewatkan, yuk berkunjung ke Desa Wisata Ngilngof, salah satu surga tersembunyi yang ada di Kepulauan Kei, Maluku Tenggara! Sebelum berwisata, pastikan Sobat Pesona sudah memenuhi prosesur perjalanan dan jangan lupa untuk selalu patuhi protokol kesehatan dengan menerapkan 6M ya, mulai dari menggunakan masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas, dan menghindari makan bersama agar aktivitas berwisata nanti tetap aman dan nyaman.
Informasi mengenai destinasi wisata dan produk ekonomi kreatif #DiIndonesiaAja bisa Anda dapatkan dengan cara follow akun Instagram: @pesonaid_travel, Facebook: Pesonaid_travel, Twitter: @pesonaid_travel, TikTok: @indonesia.travel, YouTube: Pesona Indonesia dan mengunjungi website www.indonesia.travel.