![1685244830_thumbnail.jpg](https://i0.wp.com/indonesiadiscover.com/wp-content/uploads/2023/05/1685244830_thumbnail.jpg?resize=640%2C640&ssl=1)
![](https://i0.wp.com/indonesiadiscover.com/wp-content/uploads/2023/05/1685244829_478_sandiaga.jpg?resize=640%2C427&ssl=1)
![](https://i0.wp.com/indonesiadiscover.com/wp-content/uploads/2023/05/garam.jpg?resize=640%2C427&ssl=1)
![](https://i0.wp.com/indonesiadiscover.com/wp-content/uploads/2023/05/noken.jpg?resize=640%2C427&ssl=1)
![](https://i0.wp.com/indonesiadiscover.com/wp-content/uploads/2023/05/1685214642_457_keripik.jpg?resize=640%2C427&ssl=1)
Siapa di antara Sobat Pesona yang berencana pergi berwisata ke Sorong? Saat berkunjung nanti, jangan lupa mengunjungi Kawasan Wisata Hutan Mangrove Klawalu, ya! Kawasan ini merupakan kawasan wisata hutan mangrove yang pertama di Sorong.
Selain mengedepankan wisata edukasi, spot foto instagramable, menara pandang untuk melihat pemandangan sekitar hutan mangrove, kawasan ini juga menyediakan ruang bagi para pelaku ekonomi kreatif (ekraf) untuk mempromosikan dan menjual produknya secara langsung kepada wisatawan.
Salah satu jenama lokal yang tersedia di kawasan ini adalah Sinagi Papua. Sinagi Papua merupakan sebuah jenama yang berfokus pada pengembangan potensi yang ada di Sorong guna menambah nilai jual dan berusaha untuk membantu Mamak-Mamak Sorong dengan menciptakan produk ekraf yang memiliki nilai jual.
Mas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Salahuddin Sandiaga Uno, dalam kunjungannya beberapa waktu lalu, menyampaikan rencana akan memetakan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif lainnya yang ada di Kota Sorong, agar dapat membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Ia juga mengatakan bahwa Kota Sorong menjadi pusat dari pergerakkan masyarakat Papua dan Papua Barat, maka harus all out.
Nah, sebagai bentuk kontribusi kita untuk membantu perputaran roda ekonomi masyarakat, ayo #BeliKreatifLokal! Sebelum itu, kenali dulu 3 produk ekraf hasil karya Mamak-Mamak Sorong yang bisa Sobat Pesona beli saat berkunjung ke Kawasan Hutan Mangrove Klawalu!
1 | Olahan Keripik Sagu
Sobat Pesona mungkin sudah tidak asing dengan papeda, makanan khas Papua yang terbuat dari sagu. Namun apa jadinya jika sagu diolah menjadi keripik? Keripik sagu merupakan salah satu kuliner yang menjadi produk unggulan di Kawasan Wisata Hutan Mangrove Klawalu. Untuk menemukan racikan keripik sagu yang pas memerlukan waktu yang panjang mulai dari Maret 2020 sampai September 2021, barulah keripik sagu ini dikenalkan.
Mengingat karakter sagu yang sangat sulit diolah, untuk menyempurnakan racikannya sagu dicampur dengan ubi sehingga bisa menghasilkan keripik sagu yang sekarang dijual.
Untuk varian rasanya masih mengandalkan rasa original. Namun yang menjadikan keripik sagu ini unik adalah warnanya menggunakan pewarna alami seperti warna oranye yang berasal dari buah merah dan warna hijau yang berasal dari daun wololas yang juga berkhasiat untuk paru dan ginjal.
2 | Garam Nipah
Sudah pernah mendengar tanaman nipah? Ya, tanaman nipah ini telah dimanfaatkan oleh masyarakat yang ada di Kabupaten Sorong secara turun-temurun. Secara ekologi, tanaman nipah bermanfaat untuk mencegah terjadinya abrasi air laut.
Dari sisi ekonomi, rupanya tanaman nipah menjadi komoditas sama seperti gula merah, garam, dan minuman tradisional masyarakat Papua. Untuk menggali dan kemudian memanfaatkan tanaman nipah yang ada, usaha eksplorasi dan inventarisasi masih sangat diperlukan.
Garam nipah kaya akan magnesium, protein, dan kalium yang juga memiliki zat anti kanker sehingga layak dikonsumsi. Pembuatan garam nipah tidaklah mudah, prosesnya terbuat dari batang daun nipah yang sudah agak tua, lalu dipotong daging pelepahnya yang berwarna merah. Untuk Sobat Pesona ketahui bahwa semakin merah batang nipah maka kadar garam pada batang tersebut akan semakin tinggi. Proses pembuatan garam nipah ini pada prinsipnya adalah proses pencucian kadar garam yang terkandung dalam pelepah nipah, yang terabsorbsi selama nipah tersebut hidup. Harga 1 kilogram garam nipah sekitar Rp150.000,-, memang terbilang cukup mahal karena masih jarang yang memproduksinya.
3 | Noken Papua
Selain kuliner, di sini juga tersedia noken. Noken adalah tas tradisional khas masyarakat Papua yang terbuat dari serat kulit kayu dan biasanya dibawa dengan menggunakan kepala. Sama seperti tas pada umumnya, tas ini digunakan untuk membawa barang kebutuhan sehari-hari.
Masyarakat Papua biasanya menggunakannya untuk membawa hasil pertanian seperti sayuran, umbi-umbian, dan juga untuk membawa barang dagangan ke pasar. Karena keunikannya yang dibawa dengan kepala, noken didaftarkan ke UNESCO sebagai salah satu hasil karya tradisional dan warisan kebudayaan dunia. Pada 4 Desember 2012, noken ditetapkan sebagai warisan kebudayaan tak benda oleh UNESCO.
Sobat Pesona yang sudah tak sabar ingin membawa pulang produk ekraf hasil Mamak-Mamak Sorong, pastikan sudah vaksin dan terdaftar di aplikasi PeduliLindungi, ya! Jangan lupa selalu patuhi protokol kesehatan dengan menerapkan 6M, mulai dari menggunakan masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas, dan menghindari makan bersama agar aktivitas berwisata nanti tetap aman dan nyaman.
Beragam informasi mengenai destinasi wisata dan inspirasi produk ekonomi kreatif #DiIndonesiaAja bisa kamu dapatkan dengan cara follow akun Instagram: @pesonaid_travel, Facebook: @pesonaid_travel, TikTok: @indonesia.travel, YouTube: Pesona Indonesia, dan website www.indonesia.travel. Selamat merencanakan liburan!