Pariwisata Sisi Lain Labuan Bajo, Adaptasi Warga Desa Untuk Melestarikan Sang Satwa Langka

Sisi Lain Labuan Bajo, Adaptasi Warga Desa Untuk Melestarikan Sang Satwa Langka

58
0
IndonesiaDiscover –

Laut biru kehijauan yang tersorot sinar mentari pagi sungguh memanjakan mata. Perjalanan yang kami lalui selama kurang lebih satu jam dengan kapal boat dari Bajo ini seolah terbayarkan dengan pemandangan indah yang disajikan oleh Desa Pasir Panjang. Desa wisata ini terletak di Pulau Rinca, Labuan Bajo.

Begitu kapal kami berlabuh, sayup-sayup terdengar gelak tawa polos anak-anak kecil yang asyik berenang di bibir laut. Mereka bersorak riang. Lalu, ketika menyadari kedatangan kami, mereka tampak lebih antusias memamerkan keahlian berenang dan tampak sudah akrab sekali dengan laut. Mereka tak takut berenang tanpa alat dan mengenakan pakaian sehari-hari. Tak hanya laki-laki, anak perempuan pun ada.

Begitu kami mengayunkan kaki memasuki Desa Pasir Panjang, seorang warga mengucapkan salam. Bapak berusia setengah abad ini adalah penjual cenderamata komodo sekaligus pemilik homestay. Komodo memang berhabitat di desa ini, selain di beberapa tempat lain seperti di Pulau Komodo, jadi bukan suatu yang asing melihat souvenir berbentuk komodo diperjualbelikan di sini. 

batik-solo

Fakta jika para penduduk Desa Wisata Pasir Panjang selama ini hidup berdampingan dengan komodo pun baru kami ketahui ketika menyusuri desa. Kami tengah mengabadikan pemandangan ikan laut yang dijemur, ketika seorang anak kecil memperingatkan, “Jangan jalan-jalan sendiri sampai sana. Nanti dikejar Komodo.”

Lantas seorang penduduk desa yang membawa  tongkat kayu, yang kemudian kami ketahui adalah seorang Ranger (pemandu, pawang komodo), menghampiri seraya berkata, “Iya, jangan sampai sana, ya, ini jam mereka mencari makan,”

Ternyata, itu adalah sebagian kecil dari cara para penduduk Desa Pasir Panjang hidup berdampingan dengan komodo. Bukan memanjakan sang satwa langka dengan memberinya makan, melainkan menyesuaikan diri dengan irama hidup alami dan wilayah komodo agar binatang tersebut tidak terganggu.

Kesadaran tinggi untuk menjaga keberlangsungan komodo, karena warga desa menyadari hewan langka ini perlu dilindungi dan telah menjadi aset wisata sejarah maupun wisata alam yang sangat berharga. Bukan hanya para pelaku pariwisata seperti petugas dan pemandu saja, melainkan jadi tanggung jawab seluruh penduduk desa.

 

Beradaptasi untuk Melestarikan, Karena Kita Berbagi Alam

batik-solo

Bagi para warga Desa Pasir Panjang, tak hanya manusia yang memiliki hak untuk bertempat tinggal dan berbahagia di alam ini, tetapi juga para makhluk hidup lainnya, salah satunya adalah komodo. Mengikuti pola hidup komodo, di waktu pagi dan siang, kala hewan karnivor ini mencari mangsa, para warga diharuskan tak berjalan ke pinggiran desa yang dekat dengan hutan, tempat komodo tinggal.

Anak-anak desa juga terbiasa untuk bermain di waktu komodo sedang tak keluar mencari makan. Kalau pun keluar di waktu komodo mencari makan, mereka tak akan pergi di tempat di mana komodo sering muncul. Jikalau melihat komodo, mereka tahu untuk tidak berlari sehingga komodo tidak mengejar. Pada saat seperti itu, anak-anak dibiasakan memanggil orang dewasa, khususnya Ranger.

Ranger adalah sebutan bagi mereka yang sudah terbiasa untuk berhadapan dengan komodo. Jika menemukan komodo yang tengah berada di tengah desa, biasanya Ranger akan mengarahkannya ke hutan dengan tongkat kayu khusus. Rupanya, tongkat kayu itu hanya digunakan untuk mengalihkan perhatian komodo ke arah yang berlawanan dari si pemegag tongkat, jadi tidak ada segores pun tongkat kayu itu melukai komodo.

Selain bertugas mengawal dan menjaga keamanan, Ranger juga memandu wisatawan yang ingin melihat komodo di habitatnya. Berkat panduan Ranger, akhirnya kami dapat bertemu dengan hewan purba ini. 

wayang

Berdasarkan keterangan dari Pak Farid, salah satu Ranger, kondisi desa Pasir Panjang yang hidup berdampingan dengan komodo ini relatif aman. Bahkan, ayam yang berjalan-jalan bersama anaknya, kambing, kerbau, atau ikan yang dijemur dapat dijaga oleh pemiliknya dari komodo. Semua ini pun tak terlepas dari kerja sama antarwarga, mulai dari anak-anak hingga dewasa, mulai dari para pelaku pariwisata lokal hingga penduduk pada umumnya.

 

Saling Menjaga Keberlangsungan

Tanpa disadari oleh para penduduk Desa Pasir Panjang, apa yang mereka lakukan ini telah menjadi cara untuk melestarikan populasi komodo dan melindungi habitatnya. Komodo memang aset wisata sejarah maupun alam, namun di atas itu, kelestariannya harus lebih diutamakan.

Kehadiran Ranger sangat penting untuk menjembatani keduanya. Agar para wisatawan mendapatkan pengalaman istimewa bertemu komodo di habitat asli namun tanpa mengganggu satwa langka ini.

Peran wisatawan dalam mewujudkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan di Labuan Bajo pun tak kalah penting. Yuk, kita jadi wisatawan bertanggung jawab, menghormati peraturan dan kebiasaan setempat.

Tinggalkan Balasan