Otomotif Chery Indonesia Bidik Target TKDN 40 Persen Tahun Ini

Chery Indonesia Bidik Target TKDN 40 Persen Tahun Ini

1
0
Chery Indonesia Bidik Target TKDN 40 Persen Tahun Ini

IndonesiaDiscover –

 

Chery Indonesia akan membangun pabriknya di Tanah Air. Fasilitas ini nantinya akan menjadi basis ekspor di negara Asia Tenggara, termasuk untuk memenuhi permintaan mobil Chery setir kanan.

Buat diketahui, saat ini status mobil Chery yang diniagakan di Indonesia masih bertatus SKD (Semi Completely Knocked Down). Chery melakukan assembling Tiggo 7 Pro, Tiggo 8 Pro, dan Omoda 5 di manufaktur sewaan, PT Handal Indonesia Motor, Bekasi.

Vice President Chery International yang juga menjabat President PT Chery Sales Indonesia (CSI), Shawn Xu mengatakan, saat ini Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari 3 portofolio yang ditawarkan berada di 20 persen. Pada Oktober nanti mobil Chery akan dibuat dengan skema CKD (Completely Knocked Down) dan punya TKDN menyentuh 40 persen.

“Kami akan memulai produksi full CKD pada Oktober 2023. Untuk TKDN akan mencapai 40 persen,” jelas Shawn Xu, di Pluit, Jakarta Utara belum lama ini.

Dalam kesempatan yang sama, Vice President PT CSI, Harry Komora menambahkan, aktivitas produksi CKD Oktober nanti akan melibatkan 10 vendor perusahaan lokal guna mengejar target TKDN tersebut.

“Semua itu ada fasenya, hari ini kita punya Handal dengan SKD, nanti Oktober kita CKD. Yang berani kita bilang nanti adalah kita sudah CKD. Proses CKD masih di Handal, kami sudah punya 10 vendor untuk capai TKDN 40 persen,” terangnya.

Sementara untuk proses ekspor mobil CKD dari Chery diproyeksi akan berlangsung pada semester 2 tahun depan. Saat ini perusahaan tengah mempersiapkan seluruh prosedurnya.

Baca Juga: Chery Dirikan Pabrik di Indonesia dan Malaysia, Mana yang Jadi Prioritas?

Pabrik Chery di Indonesia Beroperasi 2025

Pabrik chery

Kembali ke pernyataan Shawn Xu, fasilitas pabrik pribadi milik Chery Indonesia direncanakan akan beroperasi mulai 2025 mendatang. Selain untuk memenuhi permintaan domestik, pabrik ini juga akan memenuhi demand pasar Asia Tenggara, termasuk negara lain yang menganut setir kanan.

“Kami masih memiliki waktu untuk persiapan dan pembangunan pabrik sendiri dengan kapasitas yang baru. Kita tidak mau terburu-buru, saya pikir 2025 seharusnya pabrik sudah bisa digunakan,” jelas Shawn.

Selain manufaktur, Indonesia juga dikabarkan memiliki pusat penelitian pengembagan atau Research and Development (RnD). Pernyataan ini sebelumnya disampaikan oleh President of Chery International, Zhang Guibing kepada Oto Media Group di Wuhu, Anhui, Cina beberapa waktu yang lalu.

“Kami juga berpikir Indonesia memiliki potensi yang lebih besar. Jadi umumnya kita akan membuat pusat R&D. Bersama dengan Tuan Gao (Leader R&D Chery International) kami akan membuat Pusat Penelitian dan Pengembangan (Litbang) yang sangat besar untuk pengemudi setir kanan. Basisnya kami mencoba untuk menempatkan di Indonesia. Ini terkait R&D dari sisi produk dan juga dari basis manufaktur,” katanya. (KIT/ODI)

 

Baca Juga: Hasil Penjualan di Indonesia Perkokoh Capaian Chery di Pasar Global

Tinggalkan Balasan