Politik Hardiknas, Jadi Momentum Patriotisme Melawan Korupsi

Hardiknas, Jadi Momentum Patriotisme Melawan Korupsi

7
0


Jakarta, IndonesiaDiscover – Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) seyogianya bukan sekedar dijadikan sarana untuk mengenang dan menghormati jasa pahlawan pendidikan di masa lalu. Namun nilai-nilai patriotisme para pahlawan pendidikan yang sarat dengan pengorbanan lahir-batin, sepatutnya kita jadikan acuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini dan di masa mendatang.

Hal itu disampaikan Firli Bahuri, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dalam keterangan tertulis yang diterima IndonesiaDiscover, Selasa (2/5/2023).

“Tidak sedikit tauladan kehidupan yang dapat kita gali dari konsistensi serta kerelaan luar biasa para pahlawan pendidikan, ketika membakar habis batang hingga akar dan benih-benih kebodohan yang ditanamkan kaum penjajah, pada ladang pemikiran bangsa Indonesia kala itu,” ujar Ali.

Firli menjelaskan, patriotisme dan nasionalisme para punggawa pendidikan, salah satunya Ki Hadjar Dewantara yang tidak pernah luntur melawan kebodohan dimasa kolonialisme saat itu, akhirnya dapat menggelorakan semangat “Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar”, untuk melawan kebodohan sudah lama menjajah segenap bangsa Indonesia di masa itu.

Ki Hajar Dewantara senantiasa teguh menanamkan semboyan “Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani” dalam perjuangan beliau hingga akhir hayatnya.

“Semboyan inilah yang juga menginspirasi segenap insan di Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI), untuk senantiasa memberikan pendidikan dan tauladan baik tindakan antikorupsi ditengah masyarakat,  mengedepankan ide dan inovasi dalam setiap cara/upaya pemberantasan korupsi di NKRI yang selaras dengan kemajuan zaman, dan teguh mendorong serta mengarahkan segenap bangsa agar segenap anak bangsa tidak ingin melakukan korupsi dan terwujudnya budaya antikorupsi di Republik yang kita cintai ini,” terangnya.

Lanjut Ali, KPK memandang pendidikan sebagai elemen yang sangat penting untuk mengakselerasi segenap daya upaya pemberantasan korupsi di NKRI, mengingat pendidikan adalah jantung serta urat nadi dalam membangun pondasi dasar pembentukan karakter serta integritas anak-anak bangsa bangsa sehingga memiliki ruh serta kepribadian antikorupsi didalam dirinya.

“Atas dasar itulah, KPK mengedepankan pendidikan antikorupsi sebagai salah satu “national interest” dalam road map pemberantasan 2022 – 2045. Pada 2045 nanti, akan menjadi tahun penting karena tahun tersebut Indonesia akan menjadi 5 kekuatan ekonomi dunia, dengan syarat Indonesia harus bersih dari korupsi,” ujarnya.

Sambung Ali, rencana Strategi Pemberantasan korupsi KPK 2019 – 2024 menempatkan pendidikan sebagai strategi pertama dari trisula pemberantasan korupsi di NKRI, yang menjadi salah satu hal yang fundamental disamping pencegahan dan penindakan yang merupakan core bussiness KPK.

“Menggunakan jejaring pendidikan formal hingga non-formal mulai dari Taman Kanak-Kanak hingga Peguruan Tinggi, kami telah memasukan unsur serta nilai-nilai pendidikan antikorupsi kepada anak-anak bangsa di republik ini, agar terbentuk paradigma baru dalam memandang korupsi bukanlah hal biasa, terbiasa apalagi dianggap sebagai budaya atau warisan kultur bangsa. Melalui strategi pendidikan kita ingin membangun budaya dan peradaban bangsa Indonesia yaitu Budaya dan peradaban antikorupsi,” jelasnya.

Ia menerangkan, unsur serta nilai-nilai antikorupsi yang ditanamkan kedalam setiap jenjang pendidikan di Indonesia, Insya Allah akan membentuk mindset dan budaya antikorupsi yang lambat laun menjadi peradaban generasi penerus bangsa di republik ini. “Kita semua tentunya berharap, budaya antikorupsi secepatnya membumi di bumi pertiwi,” paparnya.

Selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional, mari tanamkan selalu nilai-nilai antikorupsi dalam setiap jenjang pendidikan di republik ini, agar cita-cita merdeka dari pengaruh laten korupsi, dapat segera kita raih dan wujudkan Indonesia zero kejahatan korupsi.

Foto: Dok KPK

Tinggalkan Balasan