Hobi & Minat Hidup Bersama Tujuh Kucing dengan Banyak Cerita

Hidup Bersama Tujuh Kucing dengan Banyak Cerita

9
0

Kehidupan di Rumah yang Penuh dengan Kucing

Rumah bagi Rosa Anggreati, atau yang akrab disapa Ocha, bukan hanya tempat tinggal biasa. Di dalam rumahnya, terdapat tujuh kucing peliharaan dengan karakter dan sifat masing-masing yang sangat unik. Setiap hari, kehidupan di rumah ini penuh dengan kejutan dan tawa.

Terdapat beberapa kucing dewasa seperti Sioren (betina, 6 tahun), Abu Dream (betina, 5 tahun), Apung (jantan, 5 tahun), dan Henry (jantan, 2 tahun). Selain itu, ada juga tiga anak kucing yang masih berusia 8 bulan, yaitu Aping (betina, anak dari Abu dan Apung), Gnarpi (jantan, anak dari Sioren dan Apung), serta Oren Junior (betina, anak dari Sioren dan Apung). Dengan jumlah yang begitu banyak, rumah Ocha seringkali menjadi arena permainan dan kejar-kejaran antar kucing.

Menurut Ocha, kadang-kadang suasana rumah bisa jadi agak riuh. “Kalau cuma kejar-kejaran sih wajar, tapi kadang mereka juga saling berantem,” katanya sambil tertawa. Salah satu kucing yang sering membuat kekacauan adalah Apung. Ia suka mengganggu anak-anaknya, sehingga mereka terus-menerus berlarian di seluruh rumah. Bahkan, Henry, anak dari Apung, juga memiliki sifat yang mirip dengan ayahnya. Dia suka mengganggu adik-adiknya.

Meski sering berlarian dan bergelut, setiap kucing memiliki kebiasaan yang unik. Contohnya Sioren, yang paling suka duduk di samping pemiliknya saat menonton TV. Ia selalu datang tiba-tiba dan duduk manis di samping Ocha. Meskipun berjenis kelamin betina, Sioren ternyata lebih suka menangkap belalang daripada kucing lainnya. “Dia memainkan belalang sampai mati. Agak barbar sih, tapi itulah namanya ‘kucing oren barbar’,” ujarnya dengan senyum.

Sementara itu, Apung memiliki gaya yang lebih formal. Hobinya adalah patroli di sekitar rumah seperti seorang satpam. Ia mondar-mandir ke depan dan ke belakang, lalu duduk di depan pintu ruang tamu dengan pose siaga. “Aku curiga dia ingin jadi Satpam BCA yang ramah dan siaga,” kata Ocha sambil tertawa.

Kucing-kucing lain cenderung lebih tenang. Mereka suka mager (malojok) dan jarang bergerak. Biasanya, mereka hanya berlarian sebentar, lalu rebahan dan minta makan. Setelah itu, mereka langsung tidur lagi.

Namun, tidak semua momen di rumah ini menyenangkan. Ocha pernah mengalami situasi menegangkan ketika Abu Dream mengalami “baby blues” setelah melahirkan Aping. Saat itu, Abu menolak menyusui bayinya. Untuk mengatasi hal ini, Ocha memaksa ibu dan anak tersebut berada dalam satu kardus. Ia meletakkan bayi Aping di badan Abu sambil memegang kakinya agar tidak kabur. Akhirnya, bayi itu berhasil menyusu. “Alhamdulillah, cara itu berhasil,” kenangnya.

Setelah usia 3 bulan, para kitten mulai disapih. Mereka diperkenalkan secara bertahap dengan makanan kering dan basah. Beruntungnya, para kucing induk cukup baik dalam merawat anak-anak mereka. Mereka juga mengajarkan anak-anaknya cara buang air di bak pasir.

“Alhamdulillah, mereka cukup tertib. Jadi aku tidak terlalu repot mengurus kitten. Yang paling mengganggu adalah dompetku, karena biaya makanan dan pasir untuk 7 kucing ini lumayan besar,” ujarnya dengan nada bercanda.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini