Lifestyle & Hiburan Apa yang Terjadi Jika Berhenti Minum Obat TBC?

Apa yang Terjadi Jika Berhenti Minum Obat TBC?

9
0

Pentingnya Kepatuhan dalam Pengobatan TBC

Penyakit tuberkulosis atau TBC bisa disembuhkan, tetapi proses penyembuhannya membutuhkan waktu yang cukup lama dan kedisiplinan tinggi. Salah satu tantangan utama dalam pengobatan TBC adalah kepatuhan pasien terhadap konsumsi obat secara rutin. Banyak pasien menghentikan pengobatan di tengah jalan karena berbagai alasan, seperti merasa sudah sembuh, lupa minum obat, atau tidak tahan dengan efek samping obat. Padahal, tindakan ini bisa berdampak buruk dan membuat penyakit lebih sulit diatasi.

Pengobatan TBC biasanya berlangsung selama enam bulan penuh. Pada kasus yang lebih berat, durasinya bisa mencapai 12 hingga 24 bulan. Namun, banyak pasien menghentikan konsumsi obat setelah satu bulan karena merasa kondisi tubuh membaik. Padahal, bakteri Mycobacterium tuberculosis di dalam tubuh belum sepenuhnya mati. Jika pengobatan tidak dilanjutkan hingga selesai, risiko resistensi obat akan meningkat.

Dampak dari Putus Obat

Putus obat dapat menyebabkan resistensi atau kekebalan terhadap obat. Hal ini membuat proses pengobatan menjadi lebih mahal dan kurang berhasil. Selain itu, resistensi obat juga meningkatkan risiko penularan TBC di masyarakat. Pasien yang tidak menyelesaikan pengobatan bisa menularkan TBC yang sudah kebal ke orang lain, termasuk anggota keluarga atau anak-anak.

TBC kebal obat atau drug-resistant TB menjadi tantangan besar dalam penanganan penyakit infeksi. Pasien yang sebelumnya hanya butuh beberapa jenis obat kini harus menjalani pengobatan yang lebih lama, dengan jumlah obat lebih banyak, efek samping yang lebih berat, dan kemungkinan sembuh yang lebih kecil.

Bagaimana TBC Kebal Obat Terbentuk?

Jika pengobatan TBC tidak dilakukan hingga tuntas, bakteri penyebabnya bisa belajar dan beradaptasi. Bakteri Mycobacterium tuberculosis memiliki kemampuan bermutasi ketika terpapar obat yang tidak dikonsumsi secara lengkap. Akibatnya, obat yang semula efektif menjadi tidak mempan. Bakteri berkembang menjadi lebih kebal dan sulit diberantas.

Ketika pasien menghentikan konsumsi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) lebih awal, bakteri bisa mengalami perubahan genetik. Mutasi ini mengubah kode protein di dalam tubuh bakteri dan membuatnya mampu membangun pertahanan baru terhadap OAT. Hasilnya, bakteri tidak hanya bertahan, tetapi justru menjadi lebih kuat dan siap melawan pengobatan berikutnya.

Dampak dan Risiko

Putus obat tidak hanya berdampak pada kesembuhan individu, tetapi juga membuka celah penyebaran penyakit di masyarakat. Pasien yang tidak tuntas minum obat berpotensi menularkan TBC yang sudah kebal ke orang lain, bahkan ke anak-anak atau keluarga di rumah.

Untuk mengendalikan penyakit ini, pengobatan yang disiplin dan tepat sasaran sangat penting. Vaksin BCG yang diberikan saat kecil masih menjadi perlindungan awal terhadap TBC. Namun, bagi mereka yang pernah berkontak erat dengan pasien TBC aktif, pengobatan pencegahan tetap diperlukan meski belum menunjukkan gejala apa pun.

Kepatuhan sebagai Kunci Kesembuhan

Agar pengobatan TBC berjalan efektif, disiplin minum obat bukan sekadar imbauan, tapi keharusan. Salah satu cara untuk menjamin kepatuhan pasien adalah melalui peran pengawas menelan obat (PMO). Sosok ini bisa berasal dari keluarga serumah yang bersedia mendampingi pasien setiap hari. Tugasnya adalah memastikan obat benar-benar diminum, bukan hanya disiapkan.

Penelitian Wright et al pada 2004 menyebutkan bahwa keberhasilan pengobatan dengan dukungan PMO lebih tinggi dibandingkan pasien yang menjalani pengobatan sendiri. Bahkan, pengawasan oleh keluarga dinilai seefektif tenaga kesehatan atau kader.

Prinsip 3T dalam Pengobatan TBC

Kementerian Kesehatan menekankan pentingnya prinsip 3T dalam pengobatan TBC, yaitu tepat waktu, tepat cara, dan tepat dosis. Obat harus diminum sesuai jadwal, ditelan sekaligus atau dengan jeda tak lebih dari dua jam, dan sesuai dosis yang telah ditentukan dokter.

Tidak seperti obat flu yang bisa ditinggal sesekali, obat TBC menuntut kepatuhan penuh. Di sinilah peran PMO dan disiplin 3T menjadi kombinasi kunci untuk mencegah resistensi dan memastikan kesembuhan.

Penanganan Saat Lupa Minum Obat

Jika pasien lupa minum obat selama satu hari, pengobatan tetap bisa dilanjutkan dengan dosis seperti biasa. Namun, petugas kesehatan akan memberikan konseling lebih intensif kepada pasien dan keluarganya guna mencegah kejadian serupa terulang kembali.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini