PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) meraih penghargaan Indonesia Sustainable Development Goals Award (ISDA) 2024. Penghargaan itu diraih atas prakarsa tiga program pemberdayaan masyarakat dan lingkungan yang sejalan dengan pilar SDGs.
Plt VP TJSL Pupuk Kaltim Anggono Wijaya mengatakan penghargaan yang berhasil diraih Pupuk Kaltim meliputi Pujasera NPK Pelangi, Ekspor Produk Mitra Binaan (Ekspromit), serta Pertanian Kompos Terpadu untuk Babadan Inovatif dan Sejahtera (PKT Bisa). Seluruh program tersebut menjadi kesinambungan komitmen perseroan terhadap lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
“Dukungan terhadap SDGs menjadi salah satu fokus Pupuk Kaltim yang dijabarkan pada berbagai program secara berkesinambungan, dengan peningkatan sasaran manfaat setiap tahun untuk memberi dampak positif bagi masyarakat maupun lingkungan sekitar,” ujar Anggono dalam keterangannya, Sabtu (7/12).
Seperti program Pujasera NPK Pelangi misalnya, ia menjelaskan program tersebut digagas sebagai upaya perusahaan mendorong kemandirian masyarakat di Kota Bontang, Kalimantan Timur. Pupuk Kaltim menghadirkan sentra UMKM untuk penguatan ekonomi masyarakat di Kelurahan Loktuan, Kecamatan Bontang Utara.
“Dengan dukungan penuh di pujasera NPK Pelangi, para pelaku UMKM hingga kini mampu menjalankan usaha dengan baik, dan roda perekonomian masyarakat makin bertumbuh seiring meningkatnya kunjungan dan minat masyarakat untuk berbelanja,” lanjut Anggono.
Sementara untuk program Ekspromit, Pupuk Kaltim secara rutin memfasilitasi UMKM binaan untuk menjajaki peluang ekspor dari berbagai produk yang dihasilkan. Realisasi program ini berkerjasama dengan Kementerian Koperasi UKM dan Kementerian Perindustrian, melalui boothcamp hingga business mathcing untuk membuka peluang pasar internasional dengan lebih luas.
Pendampingan intensif pun dilakukan Pupuk Kaltim bagi UMKM binaan yang dinilai memenuhi persyaratan ekspor, mulai dari penyiapan dokumen hingga kurasi produk secara bertahap.
“Saat ini sejumlah UMKM binaan Pupuk Kaltim telah berorientasi ekspor, dengan buyer potensial dari berbagai negara seperti Saudi Arabia, Singapura, Malaysia, Thailand, Jerman, Afrika Selatan dan Filipina,” ungkapnya.
Kemudian, Anggono menyebut bahwa program PKT Bisa merupakan upaya perusahaan untuk menggiatkan kembali pemanfaatan kompos guna menekan penggunaan pupuk kimia secara berlebih sekaligus mendorong terciptanya ekonomi sirkular di sektor pertanian.
Program ini merupakan tindak lanjut project Agro Solution Pupuk Kaltim yang berada di wilayah tersebut, yang memiliki persoalan hampir sama dengan petani pada umumnya, yakni terkait kesehatan tanah yang berdampak pada menurunnya hasil produksi komoditas.
Gagasan ini didesain untuk mendorong pemberdayaan masyarakat, dengan menitikberatkan pada pelestarian lingkungan. Seluruhnya diukur dari kesinambungan pendampingan untuk mencapai sasaran program, dengan tujuan akhir mewujudkan masyarakat tangguh dan mandiri di berbagai sektor.
“Dengan program ini, warga Babadan mampu memaksimalkan hasil komoditas serta menjadikan pengolahan kompos sebagai salah satu potensi ekonomi dengan fasilitas memadai,” papar Anggono. (Z-11)