Nasional Lebih dari 600 Ribu Satwa Liar Lahir Sepanjang 2015 hingga 2024

Lebih dari 600 Ribu Satwa Liar Lahir Sepanjang 2015 hingga 2024

17
0

IndonesiaDiscover –

Lebih dari 600 Ribu Satwa Liar Lahir Sepanjang 2015 hingga 2024
Orang Utan memanjat pohon saat dilepasliarkan di Hutan Lindung Gunung Tarak, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.(Dok. Antara)

MESKI menemui berbagai hambatan, tetapi upaya konservasi Indonesia membuahkan hasil yang positif. Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong mengungkapkan, salah satu kinerja yang patut untuk dibanggakan ialah kelahiran satwa liar yang mencapai 656.496 individu sepanjang tahun 2015 hingga April 2024.

“Satwa-satwa tersebut terdiri dari di antaranya aves, fauna, mamalia dan pisces. Dalam hal ini pemerintah mendorong lembaga konservasi umum dan unit penangkaran untuk berkontribusi dalam meningkatkan populasi, terutama untuk spesies endemik dan langka,” kata Alue dalam acara pembukaan Pekan Keanekaragaman Hayati di Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat, Rabu (15/5).

Salah satu kelahiran satwa yang membuat Indonesia menjadi perhatian dunia ialah pada 2023 lau, saat seekor badak sumatra lahir di Suaka Rhino Sumatra Taman Nasional Way Kambas. Keberhasilan badak bereproduksi secara semi alami, menurut Alue, membuktikan bahwa habitat satwa terjaga dengan baik sehingga memproduksi makanan yang cukup.

Baca juga : Ribuan Spesies Terancam Punah, Masyarakat Diajak Selamatkan Satwa Liar

Hal ini membuat Indonesia optimis bisa mengembangkan teknologi assisted reproductive technology (ART) dan biobank untuk melestarikan satwa liar dan terancam punah.

“Ini prestasi global yang dimiliki Indonesia. Di saat negara-negara lain mengalami banyak kegagalan. Saya pernah ke Ceko, Jerman dan Afrika, banyak kegagalan melakukan proses, termasuk breeding eks situ dari satwa-satwa seperti ini,” ucap dia.

Hal lainnya yang menjadi capaian Indonesia di bidang konservasi ialah dilakukannya sebanyak 2.490 penyelamatan satwa liar sepanjang 2023, termasuk repatriasi satwa endemik yang berada di luar negeri. Adapun, sepanjang 2023 ada sebanyak empat individu monyet, 73 individu burung, tiga individu orang utan dan tiga individu kura-kura rote yang berhasil direpatriasi dari sejumlah negara.

Baca juga : Koridor Satwa jadi Solusi Penanganan Konflik Satwa Liar dan Manusia

“Jadi repatriasi ini bukti perhatian dan kepedulian negara dalam perlindungan dan penyelamatan keanekaragaman hayati kita,” imbuh Alue.

Selain konservasi satwa liar, KLHK pun melakukan pemulihan ekosistem. Pada 2023 KLHK berhasil melakukan pemulihan ekosistem seluas 196.937 hektare. Angka itu mencapai 98,4% dari target seluas 200 ribu hektare yang dipatok pada tahun tersebut.

“Ini juga menjadi dukungan baik bagi penyediaan, tempat berkemangbiaknya satwa, termasuk perbaikan habitat ekosistem. Sejak mereka hidup hingga mati. Tanpa upaya konservasi, kepunahan akan menjadi nyata di depan mata. Karenanya perlu dilakukan pendekatan-pendekatan komprehensif demi menyelamatkan keanekaragaman hayati di Indonesia,” pungkas Alue.

(Z-9)

Tinggalkan Balasan