
Kebiasaan Mengemudi yang Bisa Merusak Mesin Mobil
Di tengah mobilitas yang semakin tinggi, banyak pengemudi hanya fokus pada tujuan perjalanan tanpa memikirkan kondisi kendaraan yang mereka gunakan. Padahal, cara mengemudi dan kebiasaan sepele bisa berpengaruh besar terhadap umur mesin. Tidak sedikit kerusakan mobil terjadi bukan karena usia kendaraan, melainkan akibat kebiasaan pengemudi yang tanpa disadari merusak komponen penting di dalam mesin.
Banyak pemilik mobil hanya mengandalkan servis rutin di bengkel, tetapi mengabaikan hal-hal dasar dalam penggunaan harian. Padahal, kebiasaan mengemudi yang buruk dapat mempercepat keausan mesin, membuat konsumsi BBM boros, hingga memicu kerusakan fatal yang biayanya bisa mencapai jutaan rupiah. Kondisi ini sering dialami terutama oleh pengemudi yang aktivitas mobilnya tinggi, seperti pekerja harian, driver transportasi online, atau keluarga yang sering bepergian jauh.
Lebih parahnya lagi, sejumlah kesalahan pengemudi justru dianggap “hal biasa” karena sering dilakukan oleh banyak orang. Mulai dari malas melakukan pengecekan, cara mengemudi yang salah, hingga kebiasaan kecil yang dianggap sepele. Padahal, jika dibiarkan terus-menerus, dampaknya bisa menghancurkan performa mesin dan membuat mobil gampang mogok.
Berikut 5 kesalahan pengemudi yang bikin mesin cepat rusak, dan nomor 3 adalah yang paling sering terjadi!
1. Mengabaikan Panas Mesin (Overheating)
Banyak pengemudi menganggap sepele indikator suhu mesin di dashboard. Padahal, ketika mesin bekerja pada suhu terlalu tinggi, komponen seperti gasket, piston, dan silinder bisa mengalami kerusakan serius. Overheating sering terjadi akibat radiator kotor, air radiator kurang, atau kipas pendingin bermasalah. Jika dibiarkan, biaya perbaikannya bisa membengkak.
2. Terlambat Ganti Oli
Oli adalah “darah” bagi mesin. Kebiasaan menunda ganti oli membuat pelumasan tidak maksimal, meningkatkan gesekan antarkomponen, dan mempercepat keausan mesin. Banyak pemilik mobil lupa ganti oli karena jarang mengecek kilometer atau tidak paham jenis oli yang sesuai. Padahal, ganti oli tepat waktu adalah cara paling murah untuk menjaga mesin tetap sehat.
3. Menginjak Gas Secara Mendadak
Inilah kebiasaan yang paling sering terjadi di jalanan Indonesia. Banyak pengemudi terbiasa tancap gas tiba-tiba, terutama saat lampu hijau atau ingin menyalip kendaraan. Padahal, akselerasi mendadak memberi beban besar pada mesin dan sistem transmisi. Kebiasaan ini juga membuat konsumsi BBM makin boros dan memperpendek usia komponen internal mesin.
4. Mengemudi pada Putaran Mesin Terlalu Tinggi
Mengendarai mobil dengan putaran mesin (RPM) terlalu tinggi dalam waktu lama akan membuat mesin cepat panas dan mudah aus. Hal ini biasanya terjadi pada pengemudi yang terlalu agresif atau sering memaksakan mobil menanjak dengan gigi rendah. Dampaknya, piston dan komponen lain bekerja ekstra keras sehingga cepat rusak.
5. Tidak Mengecek Filter Udara
Filter udara sering dianggap komponen kecil, padahal fungsinya sangat vital. Ketika filter kotor, udara yang masuk ke ruang bakar jadi kurang bersih, mengganggu pembakaran dan menurunkan performa mesin. Jika dibiarkan, kotoran bisa masuk ke ruang mesin dan merusak komponen seperti sensor dan injektor.
Kerusakan mesin mobil sebenarnya dapat dicegah dengan kebiasaan mengemudi yang benar dan perawatan sederhana. Mulai dari memastikan oli teratur diganti, tidak agresif saat menginjak gas, hingga rajin mengecek komponen kecil seperti filter udara. Dengan menghindari lima kesalahan di atas, performa mesin tetap terjaga dan biaya perawatan bisa ditekan.






















































