Ragam Tim Inafis Polres Cimahi Ambil Sampel Makanan Usai 13 Siswa SMP Diduga...

Tim Inafis Polres Cimahi Ambil Sampel Makanan Usai 13 Siswa SMP Diduga Keracunan MBG

10
0

Siswa SMP Bina Karya Alami Gejala Muntah dan Pusing Setelah Konsumsi Makanan Gratis

Belasan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bina Karya yang berada di Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), dilarikan ke Puskesmas Ngamprah setelah mengalami gejala muntah-muntah dan pusing. Kejadian tersebut terjadi setelah mereka menyantap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan oleh dapur SPPG Sukatani.

Kejadian ini terjadi pada hari Selasa (11/11/2025). Meski kondisi para siswa sudah membaik dalam waktu sekitar satu jam, pihak kepolisian tetap melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti dari gejala yang dialami. Tim Inafis Polres Cimahi turun langsung ke lokasi dapur SPPG Sukatani untuk melakukan pemeriksaan serta mengambil sampel makanan sisa dari program MBG.

Sampel tersebut akan diuji di laboratorium guna memastikan apakah ada bahan berbahaya atau tidak yang menyebabkan gejala dugaan keracunan. Tak hanya pihak kepolisian, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandung Barat juga datang langsung ke dapur SPPG Sukatani untuk memantau dan memastikan standar kebersihan di tempat tersebut.

Penyangkalan dari Pihak SPPG Sukatani

Di tempat yang sama, Kepala SPPG Sukatani, Muhammad Tiogranada, membantah bahwa kejadian tersebut disebabkan oleh makanan bergizi gratis yang mereka olah. Ia menegaskan bahwa seluruh proses memasak dan pendistribusian dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.

“Ini bukan keracunan dari MBG. Proses kami sudah sesuai SOP, dari pengolahan bahan hingga distribusi. Kami tidak memasak terburu-buru, bahan juga kami jaga dengan ketat,” ujar Tiogranada saat ditemui di lokasi dapur SPPG Sukatani.

Menurutnya, beberapa siswa diketahui berolahraga dan jajan di luar sekolah sebelum menyantap makanan MBG. Hal itu menjadi salah satu faktor yang perlu diperiksa lebih lanjut.

“Kami datang langsung ke sekolah dan menanyakan kronologinya. Ada siswa yang olahraga dan jajan dulu sebelum makan MBG. Jadi, belum bisa disimpulkan penyebabnya tanpa hasil laboratorium,” jelasnya.

Distribusi Makanan Bergizi Gratis Setiap Hari

Selain itu, ia menjelaskan bahwa dapur SPPG Sukatani setiap hari memproduksi sekitar 1.200 porsi makanan bergizi untuk didistribusikan ke 15 sekolah di wilayah sekitar, mulai dari jenjang PAUD, TK, SD, hingga SMP.

Menurutnya, distribusi MBG ke sekolah dilakukan dengan memperhatikan jarak agar makanan tetap higienis dan layak konsumsi. “Kami memang memprioritaskan sekolah-sekolah di sekitar dapur agar distribusi tidak terlalu lama,” katanya.

Sebagai bentuk tanggung jawab, pihaknya langsung membantu proses evakuasi siswa ke Puskesmas. “Kami bergerak cepat. Mobil distribusi dan kendaraan pribadi dapur kami gunakan untuk membawa siswa ke Puskesmas,” ujar Tiogranada.

Penjelasan Mengenai Kualitas Air

Menanggapi isu kualitas air di wilayah Bandung Barat yang sempat terkontaminasi Ecoli, Tiogranada menegaskan bahwa dapur SPPG tidak menggunakan air mentah, melainkan air galon bersih yang diganti setiap hari.

“Kami pakai air galon untuk memasak. Setiap hari diganti baru. Kami juga sedang mengajukan pemasangan filter UV agar standar kebersihan semakin terjamin,” tuturnya.

Operasional Dapur SPPG Sukatani

Sebagai langkah evaluasi, pihak SPPG Sukatani akan meningkatkan pengawasan bahan baku dan waktu distribusi agar kejadian serupa tidak terulang. Dapur SPPG Sukatani baru beroperasi selama tiga minggu dan saat ini masih dalam tahap pengurusan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Akan tetapi, seluruh relawan yang bekerja di dapur telah memiliki sertifikat penjamah makanan sebagai syarat utama operasional.

“Kami punya total 50 orang tim tiga di antaranya staf inti seperti ahli gizi dan akuntan, sisanya relawan yang sudah bersertifikat penjamah makanan,” ungkapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini