Nasional Kaltim Target Pasar Kreatif Global, 430 Ribu UMKM Siap Bersaing

Kaltim Target Pasar Kreatif Global, 430 Ribu UMKM Siap Bersaing

10
0



Pengembangan ekonomi kreatif di Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan perkembangan yang signifikan. Sebanyak lebih dari 430.000 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah menjadi motor penggerak utama dalam transformasi ekonomi daerah yang kaya akan sumber daya alam.

Sekretaris Dinas Pariwisata Kaltim, Restiawan Baihaqi, menyampaikan bahwa kontribusi sektor UMKM terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi menunjukkan tren positif. Subsektor kuliner, kriya, dan fesyen menjadi andalan dalam pertumbuhan ini.

“Selama dua tahun terakhir, sektor UMKM dan ekonomi kreatif menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Produk-produk lokal kami tidak lagi terbatas pada pasar domestik, melainkan telah menembus pasar ASEAN dan Asia Timur,” ujarnya.

Selain itu, Kaltim juga menggabungkan kekuatan UMKM dengan potensi wisata alam dan budaya. Hutan tropis, pantai eksotis, gugusan pulau, kekayaan bahari, serta situs bersejarah menjadi aset yang diharapkan mampu mempercepat perputaran ekonomi masyarakat.

Eqi, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa kunci utama bukan hanya potensi alam, tetapi juga kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Kalimantan Timur memiliki karakter yang terbuka, kreatif, dan peduli terhadap kelestarian lingkungan.

Dia menekankan bahwa faktor manusia merupakan elemen fundamental dalam pembangunan berkelanjutan. Strategi pemerintah provinsi tersebut sejalan dengan visi nasional menuju Indonesia Emas 2045, di mana pariwisata bukan hanya sektor rekreasi, tetapi juga penggerak ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Peran generasi muda, khususnya para duta wisata, sangat penting dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Anggota DPD Republik Indonesia, Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna, memberikan perspektif luas terkait arah pengembangan pariwisata nasional.

Menurutnya, Indonesia perlu beralih dari orientasi kuantitas menuju kualitas yang berkelanjutan. “Jika Kalimantan Timur telah siap, provinsi ini dapat mengambil alih potensi mass tourism. Saya menyambut baik bahwa bandara internasional di sini telah melayani penerbangan langsung dari Rusia dan China,” ujarnya.

Namun, dia memberikan catatan kritis. Peningkatan infrastruktur dan konektivitas internasional tidak akan optimal tanpa didukung oleh penguatan sumber daya manusia yang memadai. Arya menyoroti pentingnya penguasaan bahasa asing sebagai kompetensi dasar bagi pelaku industri pariwisata.

“Ke depan, prioritas utama haruslah pada pengembangan SDM. Anak-anak muda di sektor pariwisata tidak boleh hanya terpaku pada posisi operasional seperti housekeeping atau food and beverage service. Mereka harus menguasai bahasa asing dengan baik. Kami sangat mendukung kebijakan Presiden yang mewajibkan pengajaran bahasa Inggris mulai dari jenjang SD hingga SMA pada tahun 2027,” kata dia.

Di sisi lain, kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) dipandang sebagai katalis strategis dalam peta pariwisata masa depan Indonesia. “Tadi siang saya berkesempatan mengunjungi IKN dan menyampaikan berbagai masukan kepada pihak Otorita. Kami akan meminta Presiden untuk segera melakukan kunjungan, mengingat Istana Wakil Presiden akan segera beroperasi,” tutur Arya.

Lebih lanjut, dia menekankan urgensi pembangunan pusat kebudayaan (Cultural Center) dan museum bertaraf internasional di kawasan IKN. Fasilitas tersebut harus setara dengan museum-museum kelas dunia yang ada di Inggris atau Amerika Serikat.

“Saya berharap museum yang akan dibangun adalah museum berkelas satu, tidak kalah dengan institusi serupa di negara-negara maju. Kami siap berkontribusi melalui jalur diplomasi, memanfaatkan posisi Indonesia di forum G20 dan BRICS,” pungkasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini