Nasional Keluarga Minta Otopsi, Ini Kebijakan Kematian Kepala BPBD Belu di Tepi Jalan

Keluarga Minta Otopsi, Ini Kebijakan Kematian Kepala BPBD Belu di Tepi Jalan

31
0

Keluarga Tidak Percaya dengan Kematian Kepala BPBD Kabupaten Belu

Keluarga khususnya istri dari almarhum Fransiskus Xaverius Asten, Kepala BPBD Kabupaten Belu, meragukan penyebab kematian suaminya. Dugaan kejanggalan dalam kecelakaan lalu lintas yang menewaskan pejabat tinggi pemerintah daerah ini membuat keluarga meminta agar jenazah suaminya diotopsi.

Menurut informasi yang diperoleh, jenazah korban ditemukan di kilometer 8 Sesekoe jurusan Atapupu. Namun, tempat tersebut sebelumnya telah disisir oleh keluarga dan teman-temannya sejak korban hilang dari rumah pada Jumat, 7 November 2025 malam. Tidak ada tanda-tanda atau jejak apapun yang ditemukan selama pencarian tersebut.

“Dua hari sebelumnya, kami mencari dari Sesekoe hingga Ainiba, tetapi tidak ada hasil. Maka dari itu, keluarga sepakat untuk melakukan otopsi agar bisa memastikan penyebab kematian,” ujar Maria Fransiska Suri Asten, istri almarhum.

Permintaan otopsi ini juga datang dari keluarga almarhum karena saat ini hanya dilakukan pemeriksaan luar. “Dokter hanya bisa melihat dari luar saja. Untuk pemeriksaan lebih lanjut, harus ada tim khusus,” tambah Maria.

Dia berharap pihak Polres Belu melakukan olah TKP dan penyelidikan terhadap kematian suaminya agar bisa mendapatkan kejelasan. “Saya ingin kasus ini dibuktikan dan tuntas,” tegasnya.

Sebelum ditemukan, almarhum Fransiskus Xaverius Asten meninggalkan rumah pada Jumat, 7 November 2025 pukul 18:55. Saat itu, korban mengenakan jaket sweater biru dan celana pendek jeans. Korban kabarnya mengendarai sepeda motor.

Almarhum dilaporkan hilang dan tercatat di Polres Belu dengan nomor LP/B/17/XI/2025/SPKT/POLRES BELU/POLDA NTT. Dengan demikian, korban telah hampir dua hari meninggalkan rumah sebelum akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa lagi.

Proses Pencarian dan Penemuan Jenazah

Proses pencarian jenazah almarhum berlangsung secara intensif. Keluarga dan masyarakat setempat turut serta dalam pencarian. Namun, meskipun telah dilakukan penyisiran di area yang diduga menjadi lokasi kejadian, tidak ada tanda-tanda yang ditemukan.

Jenazah akhirnya ditemukan di lokasi yang sama, yaitu kilometer 8 Sesekoe. Kejadian ini menimbulkan banyak pertanyaan dan keraguan dari pihak keluarga. Mereka merasa bahwa proses pencarian dan penemuan jenazah tidak sesuai dengan harapan.

Perspektif Keluarga dan Permintaan Otopsi

Maria Fransiska menyatakan bahwa keluarga sangat khawatir dengan kejanggalan dalam kematian suaminya. Menurutnya, kematian yang terjadi tidak wajar. Oleh karena itu, keluarga meminta agar dilakukan otopsi untuk memastikan penyebab kematian secara pasti.

“Kami ingin tahu kebenarannya. Jangan sampai ada hal yang terlewat,” ujarnya.

Permintaan otopsi ini juga didukung oleh pihak keluarga almarhum. Mereka percaya bahwa hanya dengan otopsi, dapat ditemukan kebenaran yang sebenarnya. Selain itu, mereka berharap pihak berwajib dapat memberikan penjelasan yang jelas dan transparan.

Peran Polres Belu dalam Penyelidikan

Polres Belu diharapkan dapat segera melakukan penyelidikan terhadap kematian almarhum. Dengan adanya olah TKP dan penyelidikan yang mendalam, diharapkan dapat ditemukan fakta-fakta terkait kejadian tersebut.

“Harapan saya sebagai istri, saya mau kasus ini harus dibuktikan dan tuntas,” tegas Maria Fransiska.

Dengan begitu, keluarga akan mendapatkan kejelasan dan rasa aman terkait kematian suaminya. Semoga proses penyelidikan dapat berjalan dengan baik dan cepat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini