Nasional Guru Tampar Siswa, Sekolah Akui Kesalahan dan Minta Maaf

Guru Tampar Siswa, Sekolah Akui Kesalahan dan Minta Maaf

29
0

Insiden Penamparan Siswa di SMPN 2 Jalancagak

Sebuah insiden yang menimbulkan kontroversi terjadi di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Jalancagak, Jawa Barat. Seorang guru dilaporkan menampar delapan siswa yang bolos sekolah. Peristiwa ini memicu protes dari salah satu orang tua siswa dan berujung pada adu mulut antara orang tua dan guru.

Video rekaman kejadian tersebut viral di media sosial, mengundang perhatian warganet. Dalam video tersebut, terlihat kemarahan orang tua siswa terhadap guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial berinisial R. Orang tua bernama Deni Rukmana menyampaikan penyesalannya atas tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru tersebut.

Menurut Wakil Kepala Sekolah, Yaumi Basuki, pihak sekolah ingin menegakkan kedisiplinan terhadap para siswa. Namun, ia menekankan bahwa tindakan kekerasan fisik tidak dapat diterima. “Kami tidak membenarkan sampai terjadi ada kekerasan fisik,” ujarnya.

Insiden penamparan terjadi di tengah lapangan sekolah setelah upacara bendera pada Senin, 3 November 2025. Sehari kemudian, orang tua salah seorang siswa datang ke sekolah untuk mengonfirmasi kejadian tersebut. Sayangnya, pertemuan itu berujung pada adu mulut antara orang tua dan guru.

Yaumi menjelaskan bahwa pihak sekolah telah melakukan pendisiplinan terhadap siswa secara bertahap. Ia menyatakan bahwa permasalahan antara guru dan orang tua dari siswa berinisial Z telah diselesaikan melalui musyawarah. Kedua belah pihak disebutkan telah saling meminta maaf dan akan memperbaiki sikap masing-masing.

Hukuman terhadap delapan siswa itu awalnya dipicu oleh pelanggaran disiplin yang berulang kali dilakukan, yaitu bolos di tengah jam pelajaran dengan cara meloncati pagar sekolah. Akibat kebiasaan tersebut, pagar tembok sekolah mengalami kerusakan hingga harus direnovasi.

Yaumi berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi seluruh pihak agar tidak terulang di masa mendatang. Ia juga menyatakan bahwa pihak sekolah akan mencari solusi terbaik dalam menangani siswa tanpa menggunakan kekerasan fisik.

Menurut Yaumi, Kepala SMPN 2 Jalancagak juga telah memenuhi panggilan dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk meluruskan permasalahan tersebut. Pesan gubernur adalah agar para siswa tidak menjadi korban dari konflik antara guru dan orang tua.

Di sisi lain, orang tua siswa yang berseteru dengan guru tersebut menjelaskan kondisi anaknya yang mengalami trauma setelah ditampar gurunya. Bahkan, anaknya sampai enggan masuk sekolah karena kasusnya viral di media sosial.

Deni Rukmana mengakui bahwa anaknya sempat dihukum karena merokok dan bolos sekolah seperti yang dilaporkan oleh guru. Namun, ia menyangkal bahwa anaknya pernah mendapatkan peringatan dari guru atau surat pemanggilan orang tua ke sekolah.

“Semalam saya bawa ke Puskesmas untuk divisum karena telinga berdengung. Melihat anak saya tidak mau sekolah saya tak tahu dengan ada masalah ini anak saya trauma, takut atau malu. Mungkin ini dampaknya (ditampar di depan umum),” ujar Deni Rukmana.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini